ACE Proyeksikan Energi Fosil Masih Jadi Idaman hingga 2050

Rabu, 28 September 2022 - 20:58 WIB
loading...
ACE Proyeksikan Energi...
Energi minyak dan gas bumi hingga batu bara diproyeksikan masih menjadi idaman hingga 2050 mendatang. FOTO/REUTERS
A A A
JAKARTA - ASEAN Centre for Energy (ACE) merilis laporan prospek energi ASEAN edisi ke-7 (The 7th ASEAN Energy Outlook/ AEO7) pada 40th ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM). Publikasi tersebut untuk mendukung realisasi ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC) melalui empat jalur berbeda hingga 2050 untuk mencapai target yang telah ditetapkan.

Direktur Eksekutif ACE Dr. Nuki Agya Utama mengatakan bahwa ASEAN memiiliki prospek kepemimpinan di bidang energi masa depan. Hal itu dilihat dari hasil pengumpulan data, pemodelan, penulisan, dan diseminasi. Laporan prospek energi ini dikembangkan oleh ACE yang bekerja sama dengan pakar nasional dari Negara Anggota ASEAN dan dipandu oleh Jaringan Sub-sektor Kebijakan dan Perencanaan Energi Regional ASEAN (REPP-SSN).

Dukungan juga diberikan oleh Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH melalui Program Energi ASEAN-Jerman (AGEP), Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang, dan ASEAN Climate Change and Energy Project (ACCEPT).

"ACE berhasil mencapai tonggak sejarah dengan melakukan pemodelan kerja in-house hingga 100% dalam pengembangan AEO7, yang kian memperkuat status ACE sebagai think tank ASEAN di bidang energi dan mewujudkan semangat 'dari ASEAN, oleh ASEAN, dan untuk ASEAN," kata Nuki dalam keterangan resminya, Rabu (28/9/2022).



Nuki mengatakan dalam upaya menjawab dinamika energi global dan mengeksplorasi inovasi teknologi yang ditulis dalam APAEC fase ke-2, kata dia, AEO7 memperkenalkan Skenario Optimalisasi Biaya Terkecil (Least-Cost Optimization/ LCO), yang memproyeksikan masa depan yang lebih realistis melalui cerminan semua teknologi yang berpotensi layak di negara berkembang seperti ASEAN.

"Kami yakin AEO7 dapat membuka jalan kesempatan untuk kemitraan yang lebih kolaboratif guna kemajuan, keamanan dan ketahanan energi di ASEAN," kata Nuki.

Adapun beberapa temuan-temuan yang dimuat dalam AEO7. Pertama, pertumbuhan permintaan energi di ASEAN akan terus meningkat hingga tahun 2050, diperkirakan meningkat tiga kali lipat dari tahun 2020. Bahan bakar fosil tetap menjadi komponen terbesar dari sistem energi.

Tanpa upaya yang signifikan, kawasan ini dapat menjadi net importir gas pada tahun 2025 dan net importir batubara pada tahun 2039. Transisi energi yang aman dan tangguh adalah kuncinya. Kedua, Upaya ASEAN saat ini menunjukan bahwa pangsa Energi Baru dan Terbarukan (EBT) akan mengungguli target kapasitas terpasang sebesar 2,9% pada tahun 2025. Sebaliknya, bagian EBT dalam total pasokan energi akan berkurang sebesar 5,5% dan pengurangan intensitas energi berkurang sebesar 2,8%.

Ketiga, Skenario LCO menyoroti upaya alternatif diatas tahun 2025 yang hemat biaya, di mana sistem pembangkit listrik dapat menelan biaya USD174,7 miliar lebih rendah dari skenario target regional tahun 2021-2050 hal itu tak lain ialah untuk mengamankan wilayah yang dianggap sebagai jaringan listrik ASEAN dan sistem penyimpanan baterai dan energi.



Terakhir, penerapan EBT yang kuat dalam skenario kebijakan regional akan menghasilkan emisi sebesar 4,3 tCO2e/kapita (25% lebih rendah dari baseline), 5,5 juta pekerjaan pada tahun 2050, dan 8,8 juta hektar lahan yang dibutuhkan untuk biofuel.

(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Tenaga Ahli Menteri...
Tenaga Ahli Menteri ESDM: Indonesia Harus Bisa Beralih dari Energi Fosil ke EBT
China Berpaling dari...
China Berpaling dari Batu Bara, Permintaan Listrik Baru Dipasok Energi Hijau
Kian Menipis, Cadangan...
Kian Menipis, Cadangan Energi Fosil RI Diramal Habis Sebelum 2045
Prabowo Saksikan Serah...
Prabowo Saksikan Serah Terima Kepemimpinan Kaukus ASEAN-ABAC dari Indonesia ke Malaysia
Hubungan AS-China Tegang,...
Hubungan AS-China Tegang, Ekonomi ASEAN Jadi Pemenang
Anindya Bakrie Buka-bukaan...
Anindya Bakrie Buka-bukaan Soal 3 Dedikasi Kadin untuk Indonesia
ASEAN Women Entrepreneurs...
ASEAN Women Entrepreneurs Conference 2024: Mendorong Berkelanjutan, Inklusif dan Tangguh
Anindya Bakrie: ASEAN...
Anindya Bakrie: ASEAN Diproyeksikan Jadi Kawasan dengan Pertumbuhan Tercepat di Dunia
Anindya Bakrie Tekankan...
Anindya Bakrie Tekankan 6 Prioritas ASEAN Hadapi Multikrisis Global
Rekomendasi
Trump Dipukul Wajahnya...
Trump Dipukul Wajahnya dengan Mikrofon oleh Reporter, Langsung Beri Tatapan Maut
9 Rest Area Terindah...
9 Rest Area Terindah di Indonesia, Referensi Tempat Istirahat Nyaman saat Mudik
Perbandingan Kekuatan...
Perbandingan Kekuatan Timnas Indonesia vs Australia yang Kehilangan 6 Starternya
Berita Terkini
Menuju Industri Sawit...
Menuju Industri Sawit Berkelanjutan lewat Empat Pilar Utama
27 menit yang lalu
PGN-Krakatau Steel Kembangkan...
PGN-Krakatau Steel Kembangkan Infrastruktur LNG di Kawasan Pelabuhan
31 menit yang lalu
Daftar 7 Perusahaan...
Daftar 7 Perusahaan Nakal yang Sunat Takaran MinyaKita Berikut Asal Daerahnya
54 menit yang lalu
CEO Danantara Rosan...
CEO Danantara Rosan Roeslani Mendorong Sektor Swasta Lebih Aktif Berinvestasi di RI
1 jam yang lalu
Rapor Merah Bursa Saham...
Rapor Merah Bursa Saham Sepekan: IHSG Ambles 1,81%, Kapitalisasi Pasar Turun Rp215 T
1 jam yang lalu
Puncak Arus Mudik Bakal...
Puncak Arus Mudik Bakal Terjadi 28 Maret 2025, Jumlah Pergerakan Capai 12,1 Juta Orang
2 jam yang lalu
Infografis
Alasan Ramalan dalam...
Alasan Ramalan dalam Serial The Simpsons Selalu Jadi Kenyataan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved