Siapa yang Untung dari Meledaknya Pipa Gas Nord Stream 2, AS atau Rusia?
loading...
A
A
A
WINA - Amerika Serikat (AS) tampaknya sangat yakin bahwa Rusia yang memang harus disalahkan atas kebocoran pipa gas Nord Stream 2 pada awal pekan ini. Menteri Energi AS, Jennifer Granholm mengatakan, penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui penyebab apa yang disebutnya sebagai "tindakan sabotase".
"Sangat tidak mungkin bahwa insiden ini kebetulan," katanya, tanpa menyodorkan bukti untuk mendukung klaim tersebut.
Rusia sendiri telah membantah tudingan tersebut, dengan mengatakan, merusak pipa itu "bodoh dan tidak masuk akal". Presiden Rusia, Putin menerangkan, kerusakan pipa sebagai akibat dari sabotase belum pernah terjadi sebelumnya atau diklaim sebagai tindakan terorisme internasional.
Saat melakukan panggilan telepon dengan Presiden Turki, Erdogan, menurut Kremlin, diterangkan Rusia berencana untuk membawanya ke "diskusi mendesak" di Dewan Keamanan PBB.
Sebelumnya Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, justru AS yang mendapatkan manfaat dari pipa gas Nord Stream 2 yang tidak berfungsi karena akan dapat meningkatkan penjualan gas alamnya. Gedung Putih membantah hal tersebut.
"Ini kemungkinan besar merupakan sabotase. Jika ada satu insiden pipa pecah atau ada kebocoran maka biasanya kerusakan terjadi karena tidak disengaja, itupun sangat jarang," menurut Mike Fulwood dari Oxford Institute for Energy Studies.
"Penyebab kerusakan yang paling mungkin terjadi karena kecelakaan adalah akibat jangkar yang dijatuhkan dan diseret melintasi pipa," paparnya.
Dia menambahkan bahwa dengan adanya beberapa titil kebocoran dalam waktu singkat "tidak mungkin bisa disengaja, meskipun secara teoritis bisa jadi".
"Sangat tidak mungkin bahwa insiden ini kebetulan," katanya, tanpa menyodorkan bukti untuk mendukung klaim tersebut.
Rusia sendiri telah membantah tudingan tersebut, dengan mengatakan, merusak pipa itu "bodoh dan tidak masuk akal". Presiden Rusia, Putin menerangkan, kerusakan pipa sebagai akibat dari sabotase belum pernah terjadi sebelumnya atau diklaim sebagai tindakan terorisme internasional.
Saat melakukan panggilan telepon dengan Presiden Turki, Erdogan, menurut Kremlin, diterangkan Rusia berencana untuk membawanya ke "diskusi mendesak" di Dewan Keamanan PBB.
Sebelumnya Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, justru AS yang mendapatkan manfaat dari pipa gas Nord Stream 2 yang tidak berfungsi karena akan dapat meningkatkan penjualan gas alamnya. Gedung Putih membantah hal tersebut.
"Ini kemungkinan besar merupakan sabotase. Jika ada satu insiden pipa pecah atau ada kebocoran maka biasanya kerusakan terjadi karena tidak disengaja, itupun sangat jarang," menurut Mike Fulwood dari Oxford Institute for Energy Studies.
"Penyebab kerusakan yang paling mungkin terjadi karena kecelakaan adalah akibat jangkar yang dijatuhkan dan diseret melintasi pipa," paparnya.
Dia menambahkan bahwa dengan adanya beberapa titil kebocoran dalam waktu singkat "tidak mungkin bisa disengaja, meskipun secara teoritis bisa jadi".