Coffee House Kian Menjamur, Bagaimana Prospek Pasar Kopi Susu Nabati?
loading...
A
A
A
Sementara itu, bertepatan dengan Hari Kopi Internasional pada 1 Oktober 2022 lalu, V-Soy menggelar acara final “V-Soy Barista Soylution Competition” di The Tribrata Darmawangsa Jakarta. Sebelumnya, tak kurang 70 barista mendaftar ajang berhadiah total Rp90 juta itu.
Brand Manager V-Soy World Indonesia Evlin Wangsadirja mengatakan, melalui ajang tersebut V-Soy berharap bisa memperluas market B2B (Business to Business) dengan cara memberikan referensi, edukasi, peluang bisnis, yang dipandu oleh figur-figur kopi terpercaya.
Melalui aktivitas dan kampanye ini, V-Soy juga ingin memperkuat brand awareness sebagai susu kedelai yang bisa dijadikan ‘bahan dasar susu plant based’ pada menu-menu kopi, sekaligus penetrasi brand image yang lebih kuat pada market B2C (Business to Consumer).
Adapun tujuan akhirnya adalah memperkenalkan varian V-Soy Low Sugar for Barista kepada para pengusaha kuliner dan kopi (F&B) khususnya barista.
“Low sugar karena tingkat gulanya yang rendah yaitu 2%. Jadi, untuk teman-teman penikmat kopi yang tidak bisa mengonsumsi susu sapi, bisa digantikan dengan V-Soy low sugar ini sehingga aman juga untuk kesehatan,” tuturnya serayamenyebutkanlima varian rasa V-Soy yaitu original, multigrain, cocoa, low sugar dan golden grain.
Adapun pada ajang V-Soy Barista Soylution Competition, dari tiga finalis, Sephta Dwi Christi Yosyeade dinobatkan sebagai juara pertama. Barista di Jijou Coffee & Social di Bandung itu menampilkan minuman kopi bernama ‘The Wind Rises’ yang berbahan dasar kembang tahu.
Adi W Taroepratjeka selaku juri pada ajang tersebut mengaku takjub dengan karya para peserta kompetisi. Tak hanya soal rasa, presentasinya pun menarik dan punya nilai jual.
“Kalau melihat presentasi dari para pemenang ini, saya rasa produk karya mereka kalau dijual di harga Rp50.000-70.000 masih bisa. Cost-nya mungkin tidak setinggi itu tapi harga jual dari sisi presentasi dan ide bisa sangat tinggi,” tuturnya.
Brand Manager V-Soy World Indonesia Evlin Wangsadirja mengatakan, melalui ajang tersebut V-Soy berharap bisa memperluas market B2B (Business to Business) dengan cara memberikan referensi, edukasi, peluang bisnis, yang dipandu oleh figur-figur kopi terpercaya.
Melalui aktivitas dan kampanye ini, V-Soy juga ingin memperkuat brand awareness sebagai susu kedelai yang bisa dijadikan ‘bahan dasar susu plant based’ pada menu-menu kopi, sekaligus penetrasi brand image yang lebih kuat pada market B2C (Business to Consumer).
Adapun tujuan akhirnya adalah memperkenalkan varian V-Soy Low Sugar for Barista kepada para pengusaha kuliner dan kopi (F&B) khususnya barista.
“Low sugar karena tingkat gulanya yang rendah yaitu 2%. Jadi, untuk teman-teman penikmat kopi yang tidak bisa mengonsumsi susu sapi, bisa digantikan dengan V-Soy low sugar ini sehingga aman juga untuk kesehatan,” tuturnya serayamenyebutkanlima varian rasa V-Soy yaitu original, multigrain, cocoa, low sugar dan golden grain.
Adapun pada ajang V-Soy Barista Soylution Competition, dari tiga finalis, Sephta Dwi Christi Yosyeade dinobatkan sebagai juara pertama. Barista di Jijou Coffee & Social di Bandung itu menampilkan minuman kopi bernama ‘The Wind Rises’ yang berbahan dasar kembang tahu.
Adi W Taroepratjeka selaku juri pada ajang tersebut mengaku takjub dengan karya para peserta kompetisi. Tak hanya soal rasa, presentasinya pun menarik dan punya nilai jual.
“Kalau melihat presentasi dari para pemenang ini, saya rasa produk karya mereka kalau dijual di harga Rp50.000-70.000 masih bisa. Cost-nya mungkin tidak setinggi itu tapi harga jual dari sisi presentasi dan ide bisa sangat tinggi,” tuturnya.