Petani dan Penyuluh Jember Terapkan CSA dengan Mina Horti

Minggu, 05 Juli 2020 - 12:34 WIB
loading...
Petani dan Penyuluh Jember Terapkan CSA dengan Mina Horti
Penyuluh dan petani di Jember melakukan peningkatan produksi pangan dengan diversifikasi usaha tani ramah lingkungan sesuai konsep Climate Smart Agriculture (CSA)
A A A
JEMBER - Penyuluh dan petani di Dusun Pondok Labu, Desa Klompangan, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember, melakukan peningkatan produksi pangan dengan diversifikasi usaha tani ramah lingkungan sesuai konsep Climate Smart Agriculture (CSA) seperti Mina Horti. Konsep ini merupakan budidaya integrasi antara pertanian (tanaman hortikultura) dan budidaya ikan dalam satu lahan.

Hal yang dilakukan petani dan penyuluh di Jember ini diapresiasi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Menurutnya, penyuluh harus memiliki solusi atas permasalahan yang dihadapi petani. Khususnya untuk meningkatkan produktivitas.

“Itulah pentingnya penyuluh mendampingi petani. Kecerdasan penyuluh akan mencerminkan kemajuan petaninya. Penyuluh Pertanian sangat penting karena harus mendampingi petani untuk menyediakan pangan bagi 267 juta masyarakat Indonesia,” kata Mentan SYL, Jumat (3/7/2020).

Kombinasi tanaman Horti (pepaya, daun bawang, bunga kol, ikan tombro, nila dan petak ikan lele) yang dilakukan ini, sejalan dengan anjuran Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi.

“Pertanian tidak boleh berhenti. Pertanian tidak boleh bersoal. Pertanian harus berkelanjutan dengan Smart Agriculture. Semoga Mina Horti yang diterapkan dapat dijadikan contoh bagi petani lain untuk meningkatkan produktifitas lahan dan meningkatkan pendapatan petani di tengah Pandemi Covid-19 dengan mengkonsumsi pangan local,” tuturnya.

Konsep ini Mina Horti diperkenalkan penyuluh Sri Wahyuni kepada para petani binaannya diantaranya Badrut Tamam salah satu kelompok tani Barokah di Dusun Pondok Labu, Desa Klompangan, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember.

Untuk dapat merubah pola tanam petani tidak mudah. Namun, Sri Wahyuni berhasil meyakinkan petani yang biasanya tanam padi secara konvensional dengan produksi kurang optimal bahkan cenderung mengalami kerugian.

Dengan mina horti Sri Wahyuni mencoba memberikan alternatif cara budidaya yang ramah lingkungan sekaligus menghasilkan tambahan pendapatan, Sri memilih lahan sawah yang tidak pernah kering oleh air (dekat mata air), milik Badrut Tamam, ketua kelompok tani Barokah menjadi areal Mina Horti yang merupakan budidaya terpadu yang dapat diharapkan dapat meningkatkan produktivitas lahan sawah.

Sri Wahyuni berpendapat, pola Mina Horti ini sebagai salah satu alternatif usaha tani dalam meningkatkan produktivitas lahan sawah di tengah Pandemi Covid-19. Pada awalnya Mina Horti memerlukan modal yang sedikit lebih besar dari budidaya padi konvensional, namun bagi Badrut hal ini tidak masalah karena petani dapat memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Dengan KUR, banyak memberikan manfaat diantaranya mudah dalam proses pengajuannya dan bunganya ringan. Bersama anggota kelompok tani yang ia ketuai, Program KUR Tani di Kelompok Tani Barokah ini telah bergulir selama dua tahun.

Mina Horti merupakan teknologi terobosan yang mengajarkan petani menerapkan teknologi pertanian ramah lingkungan dan dapat meningkatkan pendapatn para petani sampai tiga kali lipat. Mina Horti merupakan budidaya terpadu ramah lingkungan selain dapat meningkatkan produktivitas lahan sawah dengan tidak mengurangi hasil tanaman hortikultura, juga dapat menghasilkan ikan.

Selain itu lahan sawah akan menjadi lebih subur dengan adanya kotoran ikan yang mengandung berbagai unsur hara, sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia dan lebih banyak menggunakan pupuk organik. Manfaat lain, adanya ikan dapat membatasi tumbuhnya tanaman lain yang bersifat kompetitor sehingga dapat juga mengurangi biaya penyiangan tanaman liar/gulma.(SP/NF)
(ars)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1869 seconds (0.1#10.140)