Gas Rusia Berhenti Mengalir, Kroasia Jadi Gerbang Energi Eropa Timur

Senin, 17 Oktober 2022 - 22:43 WIB
loading...
Gas Rusia Berhenti Mengalir,...
Perang di Ukraina mengungkap ketergantungan Uni Eropa (UE) pada bahan bakar fosil Rusia, tetapi jaringan pipa minyak Kroasia muncul sebagai penyelamat dari krisis energi Eropa. Foto/Dok
A A A
ZAGREB - Perang di Ukraina mengungkap ketergantungan Uni Eropa (UE) pada bahan bakar fosil Rusia, tetapi jaringan pipa minyak yang dianggap sebagai saingan Yugoslavia untuk infrastruktur Soviet dapat membantu Kroasia muncul sebagai penyelamat dari krisis energi Eropa .

Zagreb sedang mengerjakan rencana yang dapat menggandakan kapasitas pipa minyak Adria menjadi 2 juta ton per bulan. Hal itu bisa menjadi penyelamat bagi sesama negara anggota UE seperti, Hungaria, Slovakia dan Slovenia serta Serbia dan Bosnia, yang memiliki terminal dan kilang yang terhubung ke pipa dan berusaha mengurangi ketergantungan pada gas Rusia .



Selain itu juga akan meningkatkan kapasitasnya untuk mengimpor gas alam cair dari saat ini 2,9 miliar meter kubik per tahun menjadi 6,1 bcm/tahun. Sementara itu ada siklus investasi besar-besaran dalam tenaga angin dan surya akan memungkinkannya untuk menjadi pengekspor energi bersih, kata para analis.

“Kroasia memiliki peluang bagus untuk menjadi pintu gerbang energi bagi sejumlah negara tetangga Eropa tengah dalam situasi geopolitik energi saat ini dan kesulitan impor energi dari Rusia,” kata Igor Dekani, seorang profesor di fakultas geologi dan pertambangan Universitas Zagreb.

Kroasia telah mulai mendiversifikasi sumber energinya jauh sebelum invasi Moskow ke Ukraina, mengimpor minyak dalam jumlah yang terus meningkat dari Azerbaijan dan Kazakhstan. Hal itu dilakukan Kroasia sambil mengurangi aliran minyak dari Rusia menjadi lebih dari seperempat dari total impornya pada tahun 2020, untuk menjadi level terendah sejak 2003.

Unit regasifikasinya di pelabuhan Omišalj memperkuat kemandirian Kroasia dari gas Rusia, yang sudah kurang dari 1% dari total konsumsi energi pada tahun 2020, menurut IMF. Impor LNG, terutama dari AS (Amerika Serikat), telah menggantikan pasokan Rusia.



Sekarang Zagreb meraup untung dari menjadi pemasok tetangga yang lebih besar yang dipaksa untuk mendiversifikasi impor energi mereka, mengumpulkan biaya transshipment minyak dan LNG yang meningkat.

Hongaria, tetangga timur laut Kroasia, juga memperkuat hubungan energi Adriatiknya. Grup energi MOL yang berbasis di Budapest telah bergantung pada pipa Druzhba (Persahabatan) yang memompa minyak mentah Rusia melintasi Ukraina untuk memasok kilangnya di dekat Budapest dan Bratislava.

Jalur itu sekarang terancam oleh sanksi UE, atau kemungkinan adanya kerusakan akibat perang atau keputusan Rusia untuk menghentikan aliran, seperti yang dilakukan Moskow dengan gas melalui pipa Nord Stream.

Uni Eropa mengecualikan minyak mentah yang berasal dari pipa dalam larangan impor minyak Rusia yang diumumkan pada bulan Mei. Sementara secara total akan berlaku pada bulan Desember, usai baru-baru ini mengumumkan rencana untuk membatasi minyak Rusia.

Pasokan sempat terganggu melalui Druzhba pada bulan Agustus, pengingat lain bagi negara-negara di Eropa selatan dan timur untuk mempercepat menyusun rencana darurat.

Opsi MOL adalah pipa Adria, yang dimulai di Omišalj. Ini akhirnya dapat membantu Budapest mengurangi ketergantungan pada minyak Rusia, sebuah rencana yang pertama kali dibuat dengan Yugoslavia ketika diskusi mengenai pipa regional dimulai pada 1960-an.

MOL juga sedang mempersiapkan peningkatan kilangnya, dengan kemungkinan menyedot biaya 500 juta euro, sehingga mereka dapat memproses campuran minyak mentah non-Rusia yang lebih ringan.

“Kilang minyak selalu beroperasi pada skenario terburuk,” kata seorang eksekutif MOL.

“Kami tidak memiliki area abu-abu. Jika kita bisa membayangkan sesuatu, kita harus mempersiapkannya.”

Pipa Adria, yang dioperasikan oleh perusahaan Kroasia Janaf, dapat mengangkut sekitar 1 juta ton minyak per bulan. Investasi tambahan yang direncanakan untuk melipatgandakan kapasitas akan mencakup kebutuhan kilang di Hungaria, Slovakia dan Serbia, katanya.

“Jenis keputusan seperti ini harus dibuat . . . sejalan dengan kebijakan energi resmi UE dan pemerintah Kroasia,” kata perusahaan itu. "Janaf siap untuk bertindak cepat setelah keputusan dibuat."

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1360 seconds (0.1#10.140)