Kubedistik, Memantik Semangat Difabel Tarakan Melalui Batik
loading...
A
A
A
TARAKAN - Dengan segala keterbatasannya, para penyandang disabilitas kerap menghadapi tantangan yang lebih berat dalam menjalani kesehariannya.Dipandang remeh masyarakat, keterbatasan aksesibilitas, adalah hal umum yang kerap dihadapi orang-orang dengan disabilitas.
Acap termarjinalkan, para penyandang disabilitas juga seringkali mengalami kemiskinan, karena rendahnya pendapatan akibat dari rendahnya tingkat pekerjaan. Alhasil, keluarga kelompok masyarakat yang relatif rentan ini pun tak jarang turut merasakan dampaknya.
Hal itulah yang mendasari PT Pertamina EP Tarakan Field saat menginisiasi program Kelompok Usaha Bersama Disabilitas Batik (Kubedistik) pada 2019 lalu. Pertamina EP Tarakan Field bersama Sony Lolong, perajin yang menjadi ketua dan pengasuh kelompok ini, menggandeng para difabel di Kota Tarakan untuk bergabung dan memberdayakan diri melalui Kubedistik dan meraih kehidupan yang lebih baik.
"Awalnya tidak mudah. Banyak sekali tantangan yang harus kita hadapi bersama-sama," ungkap Sony saat ditemui SINDOnews.com di tempat produksi batik Kubedistik di Kelurahan Kampung 1 Skip, Kec. Tarakan Tengah, Kota Tarakan, Kalimantan Utara, baru-baru ini.
Dia mengatakan, butuh waktu, tenaga dan banyak kesabaran untuk melatih mereka. Maklum saja, para difabel yang berlatih dan bekerja di Kubedistik menyandang beragam disabilitas, yang memerlukan pendekatan masing-masing dalam pelatihannya. Pernah, Sony bercerita, ratusan kain batik pesanan yang dikerjakan rusak/gagal akibat masalah komunikasi dan lainnya. "Itu tantangannya. Butuh banyak kesabaran. Tapi tidak apa-apa yang penting teman-teman di sini tetap semangat semuanya," ujarnya sembari tersenyum.
Tarakan Field dan kelompok Kubedistik tidak membatasi jenis disabilitas yang disandang untuk bergabung. Mulai dari penyandang disabilitas tuna rungu-wicara, tuna grahita dan tuna daksa, bersama-sama berupaya membangun masa depannya melalui usaha batik ini.
Produk-produk yang dihasilkan pun terus berkembang. Kini, Kubedistik memegang hak kekayaan intelektual (HaKI) atas 9 motif batik khas Tarakan dan beberapa motif lainnya tengah dalam proses mendapatkan HaKI. Sambil menyelam minum air, seiring berkembangnya usaha batik ini, kekayaan budaya lokal pun dikembangkan dan dilestarikan.
Terlebih, dalam upaya mendukung program pemberdayaan masyarakat ini, Pemerintah Daerah Tarakan telah mengeluarkan perda yang mewajibkan aparat sipil negara (ASN) setempat menggunakan seragam batik Tarakan di hari tertentu. Dukungan nyata ini, kata Sony, mendongkrak permintaan batik di Tarakan. Hasilnya, industri batik selain Kubedistik ikut berkembang.
Acap termarjinalkan, para penyandang disabilitas juga seringkali mengalami kemiskinan, karena rendahnya pendapatan akibat dari rendahnya tingkat pekerjaan. Alhasil, keluarga kelompok masyarakat yang relatif rentan ini pun tak jarang turut merasakan dampaknya.
Hal itulah yang mendasari PT Pertamina EP Tarakan Field saat menginisiasi program Kelompok Usaha Bersama Disabilitas Batik (Kubedistik) pada 2019 lalu. Pertamina EP Tarakan Field bersama Sony Lolong, perajin yang menjadi ketua dan pengasuh kelompok ini, menggandeng para difabel di Kota Tarakan untuk bergabung dan memberdayakan diri melalui Kubedistik dan meraih kehidupan yang lebih baik.
"Awalnya tidak mudah. Banyak sekali tantangan yang harus kita hadapi bersama-sama," ungkap Sony saat ditemui SINDOnews.com di tempat produksi batik Kubedistik di Kelurahan Kampung 1 Skip, Kec. Tarakan Tengah, Kota Tarakan, Kalimantan Utara, baru-baru ini.
Dia mengatakan, butuh waktu, tenaga dan banyak kesabaran untuk melatih mereka. Maklum saja, para difabel yang berlatih dan bekerja di Kubedistik menyandang beragam disabilitas, yang memerlukan pendekatan masing-masing dalam pelatihannya. Pernah, Sony bercerita, ratusan kain batik pesanan yang dikerjakan rusak/gagal akibat masalah komunikasi dan lainnya. "Itu tantangannya. Butuh banyak kesabaran. Tapi tidak apa-apa yang penting teman-teman di sini tetap semangat semuanya," ujarnya sembari tersenyum.
Tarakan Field dan kelompok Kubedistik tidak membatasi jenis disabilitas yang disandang untuk bergabung. Mulai dari penyandang disabilitas tuna rungu-wicara, tuna grahita dan tuna daksa, bersama-sama berupaya membangun masa depannya melalui usaha batik ini.
Produk-produk yang dihasilkan pun terus berkembang. Kini, Kubedistik memegang hak kekayaan intelektual (HaKI) atas 9 motif batik khas Tarakan dan beberapa motif lainnya tengah dalam proses mendapatkan HaKI. Sambil menyelam minum air, seiring berkembangnya usaha batik ini, kekayaan budaya lokal pun dikembangkan dan dilestarikan.
Terlebih, dalam upaya mendukung program pemberdayaan masyarakat ini, Pemerintah Daerah Tarakan telah mengeluarkan perda yang mewajibkan aparat sipil negara (ASN) setempat menggunakan seragam batik Tarakan di hari tertentu. Dukungan nyata ini, kata Sony, mendongkrak permintaan batik di Tarakan. Hasilnya, industri batik selain Kubedistik ikut berkembang.