Meredam Fenomena Resign Massal, Simak Tips Mempertahankan Karyawan Jempolan
loading...
A
A
A
Upaya meningkatkan keterikatan karyawan atau employee engagement guna mempertahankan karyawan sangatlah penting, terlebih lagi karyawan berkinerja cemerlang sebagai aset berharga bagi perusahaan.
Berdasarkan Grant Thornton “HR Leaders” survey 2022, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan perusahaan lakukan untuk mempertahankan talenta-talenta terbaik yang dimiliki.
Seiring perkembangan zaman, teknologi digital juga mengalami perubahan. Mengingat saat ini pandemi belum sepenuhnya berlalu, perusahaan bisa mempertimbangkan implementasi kebijakan tempat kerja hybrid (daring dan luring) jika hal tersebut diinginkan oleh karyawan.
Menurut Emme, perusahaan dituntut untuk bisa mengimplementasikan hybrid working dengan bijak guna mempertahankan kualitas kerja karyawan serta mengedepankan hal-hal yang penting di mata karyawan, namun tetap seimbang dengan kelangsungan bisnis.
“Salah satu bentuk kebijakan yang dapat dilakukan agar perusahaan tetap beradaptasi dengan perkembangan zaman adalah bagaimana membentuk alur kerja yang efektif dengan dukungan alat dan sistem kerja yang relevan sehingga kualitas atau output kerja dapat lebih maksimal dengan usaha kerja yang efisien,” bebernya.
Selain itu, perusahaan juga disarankan menyusun benefit baru yang dapat memotivasi karyawan terutama dari sisi emosional, finansial, fisik, profesional dan kesejahteraan sosial.
Cara lainnya adalah dengan mengenali potensi gejala penyebab stres pada karyawan seperti work-life balance maupun kesehatan mental serta mampu menawarkan solusi bagi karyawan.
“Hal tersebut akan mendongkrak work-life balance karyawan, menghindari burnout, serta secara tidak langsung meningkatkan kepuasan dan engagement karyawan terhadap perusahaan,” pungkas Emme.
Berdasarkan Grant Thornton “HR Leaders” survey 2022, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan perusahaan lakukan untuk mempertahankan talenta-talenta terbaik yang dimiliki.
Seiring perkembangan zaman, teknologi digital juga mengalami perubahan. Mengingat saat ini pandemi belum sepenuhnya berlalu, perusahaan bisa mempertimbangkan implementasi kebijakan tempat kerja hybrid (daring dan luring) jika hal tersebut diinginkan oleh karyawan.
Menurut Emme, perusahaan dituntut untuk bisa mengimplementasikan hybrid working dengan bijak guna mempertahankan kualitas kerja karyawan serta mengedepankan hal-hal yang penting di mata karyawan, namun tetap seimbang dengan kelangsungan bisnis.
“Salah satu bentuk kebijakan yang dapat dilakukan agar perusahaan tetap beradaptasi dengan perkembangan zaman adalah bagaimana membentuk alur kerja yang efektif dengan dukungan alat dan sistem kerja yang relevan sehingga kualitas atau output kerja dapat lebih maksimal dengan usaha kerja yang efisien,” bebernya.
Selain itu, perusahaan juga disarankan menyusun benefit baru yang dapat memotivasi karyawan terutama dari sisi emosional, finansial, fisik, profesional dan kesejahteraan sosial.
Cara lainnya adalah dengan mengenali potensi gejala penyebab stres pada karyawan seperti work-life balance maupun kesehatan mental serta mampu menawarkan solusi bagi karyawan.
“Hal tersebut akan mendongkrak work-life balance karyawan, menghindari burnout, serta secara tidak langsung meningkatkan kepuasan dan engagement karyawan terhadap perusahaan,” pungkas Emme.
(ind)