Hary Tanoesoedibjo Optimistis Indonesia Mampu Hadapi Ancaman Resesi Global
loading...
A
A
A
JAKARTA - Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo optimistis Indonesia mampu menghadapi ancaman resesi global tahun depan. Dia menilai komoditas domestik masih cukup kuat menopang perekenomian.
"Kalau kita lihat global pasti akan banyak negara yang sulit soal ancaman resesi ini. Tapi kalau saya lihat Indonesia masih lebih baik dari negara-negara lain karena komoditi kita kuat. Contoh, ekspor kita besar, surplusnya besar itu karena banyak ditunjang komoditi," ujar Hary Tanoesoedibjo saat jadi pembicara di acara HIPMI Jaya di Hotel Pullman Jakarta, Kamis (27/10/2022).
Menurut dia perekonomian Indonesia secara makro masih cukup baik hanya saja di sektor mikro harus hati-hati. Seperti ritel akan terkena dampak resesi jika tidak dikelola dengan baik.
"Ritel mungkin akan kena dampaknya. Kita lihat online shopping, e-commerce juga mulai terasa karena mereka itu dulu besarnya dari memberikan subsidi atau bakar-bakar duit untuk promosi. Tapi sekarang mereka agak mengerem karena fund raising saat ini tidak mudah karena dua hal yaitu pilihannya banyak dan kompetisinya juga ada," tutur HT.
Nemun, Hary mengingatkan bahwa ke depan tantangan Indonesia bukan saja di ekonomi namun akan ada kompetisi di era digitalisasi.
"Masalah sekarang ini bukan hanya ekonomi saja. Tetapi kompetisi sekarang luar biasa. Tepatnya kompetisi dengan adanya digitalisasi. Jadi kalau kita berbisnis saya rasa kita harus lebih konsen memanfaatkan digitalisasi di 2023," tutur Hary Tanoesoedibjo.
"Kalau kita lihat global pasti akan banyak negara yang sulit soal ancaman resesi ini. Tapi kalau saya lihat Indonesia masih lebih baik dari negara-negara lain karena komoditi kita kuat. Contoh, ekspor kita besar, surplusnya besar itu karena banyak ditunjang komoditi," ujar Hary Tanoesoedibjo saat jadi pembicara di acara HIPMI Jaya di Hotel Pullman Jakarta, Kamis (27/10/2022).
Menurut dia perekonomian Indonesia secara makro masih cukup baik hanya saja di sektor mikro harus hati-hati. Seperti ritel akan terkena dampak resesi jika tidak dikelola dengan baik.
"Ritel mungkin akan kena dampaknya. Kita lihat online shopping, e-commerce juga mulai terasa karena mereka itu dulu besarnya dari memberikan subsidi atau bakar-bakar duit untuk promosi. Tapi sekarang mereka agak mengerem karena fund raising saat ini tidak mudah karena dua hal yaitu pilihannya banyak dan kompetisinya juga ada," tutur HT.
Nemun, Hary mengingatkan bahwa ke depan tantangan Indonesia bukan saja di ekonomi namun akan ada kompetisi di era digitalisasi.
"Masalah sekarang ini bukan hanya ekonomi saja. Tetapi kompetisi sekarang luar biasa. Tepatnya kompetisi dengan adanya digitalisasi. Jadi kalau kita berbisnis saya rasa kita harus lebih konsen memanfaatkan digitalisasi di 2023," tutur Hary Tanoesoedibjo.
(nng)