Sampoerna: Digitalisasi Sebuah Kebutuhan dan Keharusan Bagi UMKM
loading...
A
A
A
“Kami berterima kasih kepada Sampoerna, salah satu anggota B20 yang membantu UMKM untuk mewujudkan pemulihan dan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif,” katanya.
Shinta menjelaskan, B20 sangat mendukung pengembangan UMKM. Dia menuturkan, bantuan permodalan serta akses pendanaan kepada UMKM belum cukup untuk memastikan UMKM tumbuh dalam jangka panjang.
Saat ini, UMKM berhadapan dengan tantangan dekarbonisasi, internasionalisasi dan digitalisasi. Untuk itu, B20 mempersiapkan dan menghadirkan dukungan komprehensif dan holistik untuk inklusivitas UMKM dan kelompok termarjinalkan.
B20 memperkenalkan kerja sama multi stakeholder dengan mengajak pelaku usaha untuk berkolaborasi dan tumbuh bersama UMKM. Untuk itu, B20 telah menghadirkan B20 WIKI (wikiwirausaha.id), suatu platform digital untuk membantu UMKM naik kelas dan menjadi bagian dari rantai pasok nasional dan global.
Fitur dalam B20 WIKI, kata Shinta, akan membantu UMKM masuk dalam ekosistem digital. Fitur WIKI Learn, misalnya, menjadi tempat bagi UMKM berbagi pengetahuan, sementara WIKI Do memberikan informasi pelatihan bagi UMKM untuk memanfaatkan teknologi digital serta memamerkan produk mereka.
Selain itu, terdapat juga WIKI Skill, fitur matchmaking atau perjodohan UMKM dengan perusahaan besar atau pemain global dan memfasilitasi kegiatan ekspor-impor agar UMKM menjadi perusahaan kelas menengah kelas dunia.
“Platform B20 WIKI juga didukung gugus tugas digitalisasi B20 yang menciptakan perpustakaan metaverse yang mengumpulkan praktik-praktik penggunaan teknologi yang akan membantu UMKM dalam proses digitalisasi,” paparnya.
Digitalisasi Tidak Terpisahkan dari Bisnis UMKM
Teten Masduki, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI, mengatakan bahwa digitalisasi menjadi kunci UMKM bertumbuh dan berkembang. Untuk itu, digitalisasi menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam bisnis UMKM.
“Potensi ekonomi digital Indonesia menjadi yang terbesar di Asia Tenggara mencapai Rp4.531 triliun. Besarnya potensi ekonomi digital ini harus diantisipasi agar tidak dibanjiri produk impor,” katanya.
Shinta menjelaskan, B20 sangat mendukung pengembangan UMKM. Dia menuturkan, bantuan permodalan serta akses pendanaan kepada UMKM belum cukup untuk memastikan UMKM tumbuh dalam jangka panjang.
Saat ini, UMKM berhadapan dengan tantangan dekarbonisasi, internasionalisasi dan digitalisasi. Untuk itu, B20 mempersiapkan dan menghadirkan dukungan komprehensif dan holistik untuk inklusivitas UMKM dan kelompok termarjinalkan.
B20 memperkenalkan kerja sama multi stakeholder dengan mengajak pelaku usaha untuk berkolaborasi dan tumbuh bersama UMKM. Untuk itu, B20 telah menghadirkan B20 WIKI (wikiwirausaha.id), suatu platform digital untuk membantu UMKM naik kelas dan menjadi bagian dari rantai pasok nasional dan global.
Fitur dalam B20 WIKI, kata Shinta, akan membantu UMKM masuk dalam ekosistem digital. Fitur WIKI Learn, misalnya, menjadi tempat bagi UMKM berbagi pengetahuan, sementara WIKI Do memberikan informasi pelatihan bagi UMKM untuk memanfaatkan teknologi digital serta memamerkan produk mereka.
Selain itu, terdapat juga WIKI Skill, fitur matchmaking atau perjodohan UMKM dengan perusahaan besar atau pemain global dan memfasilitasi kegiatan ekspor-impor agar UMKM menjadi perusahaan kelas menengah kelas dunia.
“Platform B20 WIKI juga didukung gugus tugas digitalisasi B20 yang menciptakan perpustakaan metaverse yang mengumpulkan praktik-praktik penggunaan teknologi yang akan membantu UMKM dalam proses digitalisasi,” paparnya.
Digitalisasi Tidak Terpisahkan dari Bisnis UMKM
Teten Masduki, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI, mengatakan bahwa digitalisasi menjadi kunci UMKM bertumbuh dan berkembang. Untuk itu, digitalisasi menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam bisnis UMKM.
“Potensi ekonomi digital Indonesia menjadi yang terbesar di Asia Tenggara mencapai Rp4.531 triliun. Besarnya potensi ekonomi digital ini harus diantisipasi agar tidak dibanjiri produk impor,” katanya.