Dorong Petani Tanam Kedelai, Mentan Sebut Harga Beli Rp10.000 per Kg

Rabu, 02 November 2022 - 20:03 WIB
loading...
Dorong Petani Tanam...
Mentan SYL mendorong petani untuk menanam kedelai. Foto/AviristaMidaada/MPI
A A A
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong agar petani menanam kedelai demi menjaga ketersediaan stoknya dan tak perlu impor lagi. Pasalnya harga kedelai impor yang mahal membuat sejumlah pelaku usah tempe dan tahu mulai terdampak.



"Kita mendorong, kedelai lokal siapa pun yang mau tanam, ayo. Presiden juga memerintahkan untuk semaksimal mungkin kita tanam kedelai lokal," ucap Mentan Syahrul Yasin Limpo, sesuai mengisi kuliah umum di Universitas Brawijaya (UB) Malang, pada Rabu sore (2/11/2022).

Menteri kelahiran Makassar ini juga meminta agar kedelai yang ditanam para petani dibeli dengan harga yang layak, yakni Rp10.000 per kilogramnya. Sebab selama ini kedelai dari petani hanya dihargai Rp5.000 - Rp6.000 per kilogramnya, yang membuat petani juga akhirnya enggan menanam kedelai yang berujung terpaksa mendatangkan dari luar negeri atau impor.

"Selama ini kedelai kita hanya Rp5.000-Rp6.000 per kilogram, jadi Rp10 ribu itu sudah menjadi bonus untuk mereka tanam lebih banyak. Sehingga mereka tidak tergantung penuh dengan impor lagi," kata Syahrul kembali.

Impor kedelai juga dinilai Mentan membuat kedelai lokal terdesak, apalagi secara harga di pasaran lebih murah. Padahal saat ini negara asal kedelai tengah mengalami perubahan iklim sehingga berdampak pada tingkat produksi kedelai itu sendiri.

"Selama ini pilihan kita mengimpor itu jauh lebih murah, agar harga tempe tahu lebih murah. Tapi karena climate change, di negara asal juga terkontraksi naik," ujarnya.



Menurutnya, sebagai negara besar Indonesia perlu bersinergi dan berkolaborasi dengan semua pihak, termasuk perguruan tinggi dalam menjawab tantangan-tantangan ketahanan pangan. "Indonesia negara besar, 273 juta orang harus makan, oleh karena itu pertanian harus menjadi bantalan yang paling utama," pungkasnya.

(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1914 seconds (0.1#10.140)