Mengapa Apple Menaikkan Harga iPhone 14? Tetapi Tidak di AS dan China
loading...
A
A
A
CALIFORNIA - Apple telah meluncurkan iPhone model terbaru yakni seri 14 yang hadir dengan layar, kamera dan pesan satelit yang lebih baik, di antara fitur dan pembaruan lainnya. Tetapi tergantung di mana Anda tinggal, harga iPhone mungkin lebih mahal pada beberapa negara.
Saat beberapa analis memproyeksikan bahwa Apple mungkin meningkatkan harga iPhone terbarunya di seluruh dunia karena tantangan rantai pasokan dan inflasi yang berkelanjutan, namun pembeli potensial di Amerika Serikat (AS) dan China tidak merasakan kenaikan harga dibandingkan dengan model seri 13.
Tetapi bagi konsumen di pasar lain seperti Inggris, Jepang, Jerman, dan Australia, model terbaru hadir dengan kenaikan harga yang signifikan. Misalnya iPhone 14 dijual mulai dari harga USD799 (setara Rp12,4 juta dengan Kurs Rp15.631 per USD) di AS, harga ini sama dengan yang dibebankan perusahaan untuk iPhone 13 pada rilisnya tahun lalu.
Sementara di Inggris, iPhone 14 paling rendah dibanderol seharga ÂŁ849 atau sekitar USD975 yang jika dirupiahkan mencapai Rp15,24 juta. Sedangkan iPhone 13 dihargai ÂŁ779, atau meningkat ÂŁ70 yang setara dengan USD80.
Perbedaan harga itu terus meningkat disesuaikan dengan model dan serinya. Misal iPhone 14 Pro Max di Inggris dihargai ÂŁ 150 lebih mahal.
Alasan Apple mengambil langkah untuk menaikkan harga ponsel di pasar tersebut berkaitan dengan fluktuasi mata uang. "Pada dasarnya setiap mata uang di seluruh dunia telah melemah terhadap dolar," kata CFO Apple, Luca Maestri saat laporan pendapatan kuartalan keempat perusahaan.
"Dolar yang kuat membuatnya sulit di sejumlah wilayah. Jelas penetapan harga kami di pasar negara berkembang membuatnya sulit, dan terjemahan pendapatan itu kembali terpengaruh dolar," bebernya.
Di sisi lain Apple melaporkan bahwa pendapatannya meningkat 8% pada kuartal IV/2022 menjadi USD90.15 miliar. CEO Apple Tim Cook mengatakan kepada CNBC minggu lalu bahwa perusahaan akan tumbuh "dua digit" jika bukan karena dolar yang kuat.
Saat beberapa analis memproyeksikan bahwa Apple mungkin meningkatkan harga iPhone terbarunya di seluruh dunia karena tantangan rantai pasokan dan inflasi yang berkelanjutan, namun pembeli potensial di Amerika Serikat (AS) dan China tidak merasakan kenaikan harga dibandingkan dengan model seri 13.
Tetapi bagi konsumen di pasar lain seperti Inggris, Jepang, Jerman, dan Australia, model terbaru hadir dengan kenaikan harga yang signifikan. Misalnya iPhone 14 dijual mulai dari harga USD799 (setara Rp12,4 juta dengan Kurs Rp15.631 per USD) di AS, harga ini sama dengan yang dibebankan perusahaan untuk iPhone 13 pada rilisnya tahun lalu.
Sementara di Inggris, iPhone 14 paling rendah dibanderol seharga ÂŁ849 atau sekitar USD975 yang jika dirupiahkan mencapai Rp15,24 juta. Sedangkan iPhone 13 dihargai ÂŁ779, atau meningkat ÂŁ70 yang setara dengan USD80.
Perbedaan harga itu terus meningkat disesuaikan dengan model dan serinya. Misal iPhone 14 Pro Max di Inggris dihargai ÂŁ 150 lebih mahal.
Alasan Apple mengambil langkah untuk menaikkan harga ponsel di pasar tersebut berkaitan dengan fluktuasi mata uang. "Pada dasarnya setiap mata uang di seluruh dunia telah melemah terhadap dolar," kata CFO Apple, Luca Maestri saat laporan pendapatan kuartalan keempat perusahaan.
"Dolar yang kuat membuatnya sulit di sejumlah wilayah. Jelas penetapan harga kami di pasar negara berkembang membuatnya sulit, dan terjemahan pendapatan itu kembali terpengaruh dolar," bebernya.
Di sisi lain Apple melaporkan bahwa pendapatannya meningkat 8% pada kuartal IV/2022 menjadi USD90.15 miliar. CEO Apple Tim Cook mengatakan kepada CNBC minggu lalu bahwa perusahaan akan tumbuh "dua digit" jika bukan karena dolar yang kuat.