Krisis Energi Bakal Bikin Jerman Nambah Utang 2 Kali Lipat Jadi Rp703,8 Triliun

Selasa, 08 November 2022 - 21:11 WIB
loading...
Krisis Energi Bakal...
Koalisi yang berkuasa di Jerman berencana menggandakan pinjaman federal pada tahun depan, sebagai upaya untuk membantu meringankan dampak krisis energi. Foto/Dok
A A A
BERLIN - Koalisi yang berkuasa di Jerman berencana menggandakan pinjaman federal pada tahun depan, sebagai upaya untuk membantu meringankan dampak krisis energi . Pemerintah menargetkan pinjaman bersih sebesar USD45 miliar yang jika dirupiahkan setara Rp703,8 triliun (Kurs Rp15.641 per USD) pada tahun 2023.



Hal itu disampaikan oleh sumber yang tidak ingin disebutkan namanya seperti dilansir Bloomberg, Selasa (8/11/2022). Angkanya meningkat apabila dibandingkan dengan bulan Juli sebesar 17,2 miliar euro.

Rencana anggaran 2023, yang mempertimbangkan pemulihan batas konstitusional utang baru, masih dalam negosiasi di dalam pemerintah dan target pinjaman dapat berubah sebelum diselesaikan, ucap sumber.

Obligasi 10-tahun Jerman memperpanjang kerugian, dengan imbal hasil naik tiga basis poin pada hari ini menjadi sekitar 2,37%.

Menteri Keuangan Christian Lindner telah berjanji untuk mengembalikan batas pinjaman -yang dikenal sebagai rem utang - tahun depan untuk pertama kalinya sejak 2020 saat ditangguhkan untuk membantu mendanai pengeluaran dan mengimbangi dampak pandemi virus corona.



Pada saat yang sama, koalisi penguasa Kanselir Olaf Scholz telah setuju untuk membentuk dua dana khusus yang bukan bagian dari anggaran reguler untuk mengatasi krisis energi dan memungkinkan peningkatan besar dalam pengeluaran militer.

Sekitar 200 miliar euro telah dialokasikan untuk meringankan biaya listrik dan mendukung pemasok listrik yang mengakamu kesulitan, dengan 100 miliar euro lebih lanjut mengalir untuk angkatan bersenjata.

Lindner, yang merupakan petinggi the business-friendly Free Democrats and casts bersikeras bahwa rencana keuangan tahun depan akan mematuhi rem utang, yang membatasi pinjaman federal baru hingga 0,35% dari produk domestik bruto.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2491 seconds (0.1#10.140)