Hayo Tebak, Banyakan Uang Pecahan Rp100.000 atau Rp2.000 yang Beredar?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Data Bank Indonesia mengungkap, per September 2022 total nominal uang pecahan yang beredar mencapai Rp905,7 triliun. Jumlah itu naik sekitar 0,34% dibanding posisi Agustus.
Dari total nominal uang pecahan itu, yang beredar di perbankan sebanyak Rp91,2 triliun atau 10%. Sedangkan sisanya, sebanyak Rp814,5 triliun atau 90% beredar di masyarakat.
Nilai uang pecahan beredar yang terbanyak adalah Rp100.000 atau pecahan terbesar yang mencapai Rp641,7 triliun. Jumlah itu menguasai 70% lebih total uang pecahan yang beredar.
Banyaknya nominal uang pecahan Rp100.000 untuk mendukung transaski perekonomian. Juga demi kepraktisan transaksi dan penyimpanan.
"Bisa jadi adalah alasan praktis saja karena memang permintaannya lebih banyak di uang-uang yang besar. Sekarang ini kan kalo masuk dompet lebih lebih enak pegang uang besar," kata Fitrha Faisal, ekonom UI, kepada Sindonews, dikutip Sabtu (12/11/2022).
Besarnya permintaan uang besar datang terutama dari kalangan kelas menengah. Pasalnya, dominasi arus transaksi memang ada di kalangan ini, selain itu tipikalnya juga lebih senang pegang uang besar.
"Ketika sudah mulai belanja, kelas menengah tak cari uang recehan, kecuali Lebaran," tambah Faisal.
Tak cuma secara total nominal uang pecahan Rp100.000 mendominasi, namun secara jumlah lembaran juga menjadi jawara. Total Rp641,7 triliun kalau dibagi Rp100.000 maka jumlahnya sekitar 6,41 miliar lembar.
Sementara nilai nominal total uang pecahan Rp2.000 sebanyak Rp9,89 triliun. Jika dibagi dengan pecahan nominalnya, maka uang Rp2.000 ada sebanyak 4,94 miliar lembar. Jadi ternyata lebih banyak pecahan uang Rp100.000 dibanding Rp2.000 baik secara nominal maupun jumlah.
Bagaimana dengan pecahan uang lain, berikut rinciannya:
-Uang pecahan Rp50.000 nilainya Rp179,08 triliun = 3,58 miliar lembar
-Uang pecahan Rp20.000 nilainya Rp18,7 triliun = 935 juta lembar
-Uang Rp10.000 nilainya Rp20,7 triliun = 2,07 miliar lembar
-Uang Rp5.000 nilainya Rp16,4 triliun = 3,28 miliar lembar
Dari total nominal uang pecahan itu, yang beredar di perbankan sebanyak Rp91,2 triliun atau 10%. Sedangkan sisanya, sebanyak Rp814,5 triliun atau 90% beredar di masyarakat.
Nilai uang pecahan beredar yang terbanyak adalah Rp100.000 atau pecahan terbesar yang mencapai Rp641,7 triliun. Jumlah itu menguasai 70% lebih total uang pecahan yang beredar.
Banyaknya nominal uang pecahan Rp100.000 untuk mendukung transaski perekonomian. Juga demi kepraktisan transaksi dan penyimpanan.
"Bisa jadi adalah alasan praktis saja karena memang permintaannya lebih banyak di uang-uang yang besar. Sekarang ini kan kalo masuk dompet lebih lebih enak pegang uang besar," kata Fitrha Faisal, ekonom UI, kepada Sindonews, dikutip Sabtu (12/11/2022).
Besarnya permintaan uang besar datang terutama dari kalangan kelas menengah. Pasalnya, dominasi arus transaksi memang ada di kalangan ini, selain itu tipikalnya juga lebih senang pegang uang besar.
"Ketika sudah mulai belanja, kelas menengah tak cari uang recehan, kecuali Lebaran," tambah Faisal.
Tak cuma secara total nominal uang pecahan Rp100.000 mendominasi, namun secara jumlah lembaran juga menjadi jawara. Total Rp641,7 triliun kalau dibagi Rp100.000 maka jumlahnya sekitar 6,41 miliar lembar.
Sementara nilai nominal total uang pecahan Rp2.000 sebanyak Rp9,89 triliun. Jika dibagi dengan pecahan nominalnya, maka uang Rp2.000 ada sebanyak 4,94 miliar lembar. Jadi ternyata lebih banyak pecahan uang Rp100.000 dibanding Rp2.000 baik secara nominal maupun jumlah.
Bagaimana dengan pecahan uang lain, berikut rinciannya:
-Uang pecahan Rp50.000 nilainya Rp179,08 triliun = 3,58 miliar lembar
-Uang pecahan Rp20.000 nilainya Rp18,7 triliun = 935 juta lembar
-Uang Rp10.000 nilainya Rp20,7 triliun = 2,07 miliar lembar
-Uang Rp5.000 nilainya Rp16,4 triliun = 3,28 miliar lembar
(uka)