Temui Ganjar Pranowo, Dubes RI untuk Prancis Bahas Penguatan Ekspor Produk Lokal
loading...
A
A
A
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo , menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Prancis, Mohamad Oemar di Puri Gedeh. Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas penguatan kerja sama ekspor produk lokal dari Jateng ke Prancis.
"Kita akan kurasi, kita pilih, mana produk yang betul-betul layak dikirim sekaligus mendorong produk lokal ini harus siap naik kelas. Jadi kalau mau produknya di ekspor dan berharga mahal, maka kualitas harus nomor satu," jelas Ganjar di sela acara pertemuan dengan Dubes RI untuk Prancis, di Kota Semarang, Senin (14/11/2022).
Meski beberapa produk UMKM sudah ada yang diekspor ke Prancis, seperti satu kontainer produk UMKM Solo beberapa waktu lalu, Ganjar menjelaskan seluruh produk yang akan diekspor tetap harus memperhatikan kualitas. Ganjar melanjutkan, untuk mendorong UMKM lebih mendunia maka diperlukan komitmen dan sinergitas yang kuat mulai dari pemerintah pusat, kepala daerah hingga pelaku usaha itu sendiri. Seperti pemberdayaan, akses permodalan, e-commerce dan cara promosi.
Dengan demikian, kata Ganjar, UMKM lokal akan semakin diperhitungkan tak hanya di Prancis, tetapi juga seluruh dunia akan melirik UMKM lokal yang memiliki keunikan tersendiri dari setiap produk-produknya.
"Hampir seluruh duta besar selalu siap untuk memfasilitasi pendirian semacam toko-toko Indonesia yang ada di sana, apapun yang dijual. Fashion, tekstil atau produk UMKM yang ternyata di Prancis diminati sekali," kata Ganjar.
Lebih lanjut, Oemar menegaskan, Provinsi Jawa Tengah adalah salah satu daerah penghasil produk UMKM terbaik. Ia menyampaikan ke Ganjar bahwa produk UMKM Jawa Tengah begitu diminati di Prancis.
Khususnya produk-produk fashion dan aksesoris UMKM Jawa Tengah yang banyak menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan. Seperti produk batik dari bahan daur ulang dan produk kerajinan tangan yang dibuat dari bahan-bahan yang tak terpakai.
"Jawa Tengah ini punya banyak potensi, dalam arti potensi produk-produk yang diminati untuk diekspor ke Prancis atapun bagi Prancis potensi untuk investasi," ucap Oemar.
"Kalau produk tentunya banyak produk-produk kreatif, termasuk fashion dan aksesoris dari Jawa Tengah punya peluang begitu besar untuk masuk ke Prancis, produk yang sustainable dan cocok dengan bahannya, prosesnya atau fungsinya bagus untuk lingkungan hidup yang populer di Prancis," sambung Oemar.
Selain membahas potensi UMKM Jawa Tengah, Oemar juga menyampaikan kerja sama investasi Jawa Tengah dengan Prancis yang sedang berjalan, yaitu proyek pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) yang dibangun di Brebes dan Tegal.
Oemar menyebut, potensi invetasi Jawa Tengah dan Prancis juga masih sangat mungkin untuk berkembang ke sektor lain.
"Investasi juga tadi kami sampaikan ke Pak Gub, ada yang sedang diproses itu pembangkit listrik tenaga bayu (angin) yang akan dibuat oleh perusahaan Prancis bekerja sama dengan BUMN kita di Brebes dan Tegal, dan masih banyak lagi," ujar Oemar.
"Kita akan kurasi, kita pilih, mana produk yang betul-betul layak dikirim sekaligus mendorong produk lokal ini harus siap naik kelas. Jadi kalau mau produknya di ekspor dan berharga mahal, maka kualitas harus nomor satu," jelas Ganjar di sela acara pertemuan dengan Dubes RI untuk Prancis, di Kota Semarang, Senin (14/11/2022).
Meski beberapa produk UMKM sudah ada yang diekspor ke Prancis, seperti satu kontainer produk UMKM Solo beberapa waktu lalu, Ganjar menjelaskan seluruh produk yang akan diekspor tetap harus memperhatikan kualitas. Ganjar melanjutkan, untuk mendorong UMKM lebih mendunia maka diperlukan komitmen dan sinergitas yang kuat mulai dari pemerintah pusat, kepala daerah hingga pelaku usaha itu sendiri. Seperti pemberdayaan, akses permodalan, e-commerce dan cara promosi.
Dengan demikian, kata Ganjar, UMKM lokal akan semakin diperhitungkan tak hanya di Prancis, tetapi juga seluruh dunia akan melirik UMKM lokal yang memiliki keunikan tersendiri dari setiap produk-produknya.
"Hampir seluruh duta besar selalu siap untuk memfasilitasi pendirian semacam toko-toko Indonesia yang ada di sana, apapun yang dijual. Fashion, tekstil atau produk UMKM yang ternyata di Prancis diminati sekali," kata Ganjar.
Lebih lanjut, Oemar menegaskan, Provinsi Jawa Tengah adalah salah satu daerah penghasil produk UMKM terbaik. Ia menyampaikan ke Ganjar bahwa produk UMKM Jawa Tengah begitu diminati di Prancis.
Khususnya produk-produk fashion dan aksesoris UMKM Jawa Tengah yang banyak menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan. Seperti produk batik dari bahan daur ulang dan produk kerajinan tangan yang dibuat dari bahan-bahan yang tak terpakai.
"Jawa Tengah ini punya banyak potensi, dalam arti potensi produk-produk yang diminati untuk diekspor ke Prancis atapun bagi Prancis potensi untuk investasi," ucap Oemar.
"Kalau produk tentunya banyak produk-produk kreatif, termasuk fashion dan aksesoris dari Jawa Tengah punya peluang begitu besar untuk masuk ke Prancis, produk yang sustainable dan cocok dengan bahannya, prosesnya atau fungsinya bagus untuk lingkungan hidup yang populer di Prancis," sambung Oemar.
Selain membahas potensi UMKM Jawa Tengah, Oemar juga menyampaikan kerja sama investasi Jawa Tengah dengan Prancis yang sedang berjalan, yaitu proyek pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) yang dibangun di Brebes dan Tegal.
Oemar menyebut, potensi invetasi Jawa Tengah dan Prancis juga masih sangat mungkin untuk berkembang ke sektor lain.
"Investasi juga tadi kami sampaikan ke Pak Gub, ada yang sedang diproses itu pembangkit listrik tenaga bayu (angin) yang akan dibuat oleh perusahaan Prancis bekerja sama dengan BUMN kita di Brebes dan Tegal, dan masih banyak lagi," ujar Oemar.
(nng)