Anak Milenial Bisnis Properti (Bagian 2)
loading...
A
A
A
Agus Kriswandi Basyari
Pitaloka Land
Tulisan pekan ini merupakan kelanjutan dari tulisan pekan lalu tentang bagaimana memberikan motivasi terhadap kaum milenial agar dapat berbisnis properti secara nyata. Langkah berikutnya yang bisa dilakukan kaum milenial adalah melakukan penjualan. Langkah ini terdiri dari beberapa aktivitas seperti melakukan promosi di berbagai media sosial yang dimiliki.
Terkait kegiatan ini, hal paling pokok yaitu berkenaan dengan konten promo yang harus dikemas dengan baik sehingga menimbulkan daya tarik bagi calon konsumen.
Setelah promosi di-broadcast, kegiatan selanjutnya menunggu respons calon konsumen. Sekecil apa pun respons yang muncul harus dimanfaatkan semaksimal mungkin, dengan cara di-follow up sehingga calon konsumen antusias terhadap properti yang ditawarkan. (Baca: Yuk Manfaatkan Peluang, Anak Milenial Juga Bisa Bisnis Properti)
Langkah berikutnya adalah membujuk konsumen untuk berkunjung ke proyek yang ditawarkan. Dalam hal ini calon konsumen bisa melihat secara nyata dan percaya bahwa properti yang ditawarkan identik dengan promosi yang dilakukan.
Langkah terakhir, arahkan calon konsumen untuk melakukan transaksi jual beli. Biasanya langkah ini sudah tidak sulit dilakukan karena calon konsumen yang sudah melakukan kunjungan adalah pembeli yang serius untuk memiliki rumah. Transaksi awal biasanya dilakukan dengan membayar booking fee dan uang muka.
Langkah berikutnya yang bisa dilakukan kaum milenial adalah berinvestasi di bidang properti. Setelah mereka memiliki penghasilan dari penjualan properti dalam kurun waktu 1-2 tahun, penghasilan tersebut dapat disisihkan untuk melakukan program investasi properti.
Program investasi properti bisa dimulai dari harga yang relatif murah, misalnya Rp250 juta-Rp300 jutaan. Kaum milenial dapat menggunakan fasilitas perbankan sehingga investasi hanya memerlukan 10-20% dari harga properti atau sekitar Rp25 juta-Rp60 juta untuk membayar DP rumah kepada developer dan sisa pembayarannya dilakukan menggunakan fasilitas KPR bank. (Baca juga: Tak Sekedar Jaga Imunitas, Asupan Bergizi Juga Buat Anak Unggul)
Sambil terus melakukan kegiatan penjualan dalam kurun waktu 1–3 tahun ke depan, properti yang telah dibeli kaum milenial dapat dijual kembali dengan kenaikan harga 10-20% per tahun.
Artinya, paling sedikit pada tahun ketiga terdapat kenaikan harga 30% dari harga beli. Dalam kurun waktu tersebut, properti yang dimiliki sudah dapat memberikan pengahasilan bulanan maupun tahunan, yaitu dengan cara disewa atau dikontrakkan kepada pihak lain. Inilah yang disebut value double investasi.
Langkah investasi ini jika terus dilakukan secara nilai bisa bertambah dari ratusan juta menjadi miliaran rupiah. Begitu juga dengan jumlah unit, bisa bertambah dari satu, dua, sampai tidak terhingga.
Kegiatan investasi properti memerlukan waktu relatif panjang. Akan tetapi, kegiatan ini dijamin tidak akan merugi karena tidak ada sejarahnya harga properti turun. (Lihat videonya: Ular Piton 2,5 Meter Tutupi Saluran Air di Cilegon)
Langkah berikutnya, penulis ingin memberikan dorongan bagi kaum milenial untuk menjadi pengusaha properti. Karena tips yang diberikan cukup panjang, mudah-mudahan akan diulas pada tulisan pekan depan.
Pitaloka Land
Tulisan pekan ini merupakan kelanjutan dari tulisan pekan lalu tentang bagaimana memberikan motivasi terhadap kaum milenial agar dapat berbisnis properti secara nyata. Langkah berikutnya yang bisa dilakukan kaum milenial adalah melakukan penjualan. Langkah ini terdiri dari beberapa aktivitas seperti melakukan promosi di berbagai media sosial yang dimiliki.
Terkait kegiatan ini, hal paling pokok yaitu berkenaan dengan konten promo yang harus dikemas dengan baik sehingga menimbulkan daya tarik bagi calon konsumen.
Setelah promosi di-broadcast, kegiatan selanjutnya menunggu respons calon konsumen. Sekecil apa pun respons yang muncul harus dimanfaatkan semaksimal mungkin, dengan cara di-follow up sehingga calon konsumen antusias terhadap properti yang ditawarkan. (Baca: Yuk Manfaatkan Peluang, Anak Milenial Juga Bisa Bisnis Properti)
Langkah berikutnya adalah membujuk konsumen untuk berkunjung ke proyek yang ditawarkan. Dalam hal ini calon konsumen bisa melihat secara nyata dan percaya bahwa properti yang ditawarkan identik dengan promosi yang dilakukan.
Langkah terakhir, arahkan calon konsumen untuk melakukan transaksi jual beli. Biasanya langkah ini sudah tidak sulit dilakukan karena calon konsumen yang sudah melakukan kunjungan adalah pembeli yang serius untuk memiliki rumah. Transaksi awal biasanya dilakukan dengan membayar booking fee dan uang muka.
Langkah berikutnya yang bisa dilakukan kaum milenial adalah berinvestasi di bidang properti. Setelah mereka memiliki penghasilan dari penjualan properti dalam kurun waktu 1-2 tahun, penghasilan tersebut dapat disisihkan untuk melakukan program investasi properti.
Program investasi properti bisa dimulai dari harga yang relatif murah, misalnya Rp250 juta-Rp300 jutaan. Kaum milenial dapat menggunakan fasilitas perbankan sehingga investasi hanya memerlukan 10-20% dari harga properti atau sekitar Rp25 juta-Rp60 juta untuk membayar DP rumah kepada developer dan sisa pembayarannya dilakukan menggunakan fasilitas KPR bank. (Baca juga: Tak Sekedar Jaga Imunitas, Asupan Bergizi Juga Buat Anak Unggul)
Sambil terus melakukan kegiatan penjualan dalam kurun waktu 1–3 tahun ke depan, properti yang telah dibeli kaum milenial dapat dijual kembali dengan kenaikan harga 10-20% per tahun.
Artinya, paling sedikit pada tahun ketiga terdapat kenaikan harga 30% dari harga beli. Dalam kurun waktu tersebut, properti yang dimiliki sudah dapat memberikan pengahasilan bulanan maupun tahunan, yaitu dengan cara disewa atau dikontrakkan kepada pihak lain. Inilah yang disebut value double investasi.
Langkah investasi ini jika terus dilakukan secara nilai bisa bertambah dari ratusan juta menjadi miliaran rupiah. Begitu juga dengan jumlah unit, bisa bertambah dari satu, dua, sampai tidak terhingga.
Kegiatan investasi properti memerlukan waktu relatif panjang. Akan tetapi, kegiatan ini dijamin tidak akan merugi karena tidak ada sejarahnya harga properti turun. (Lihat videonya: Ular Piton 2,5 Meter Tutupi Saluran Air di Cilegon)
Langkah berikutnya, penulis ingin memberikan dorongan bagi kaum milenial untuk menjadi pengusaha properti. Karena tips yang diberikan cukup panjang, mudah-mudahan akan diulas pada tulisan pekan depan.
(ysw)