Kalahkan Indonesia, Ini yang Membuat Singapura Jadi Negara Eksportir Minyak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Singapura , negeri seuprit dan tak punya ladang minyak, ternyata bisa menjadi eksportir bahan bakar minyak ( BBM ) ke berbagai negara, salah satunya Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai impor bahan bakar minyak (BBM) Indonesia dari Singapura mencapai 6,26 juta ton atau USD6,37 miliar sepanjang Januari hingga Juli 2022.
Arcandra Tahar, mantan Menteri ESDM, mengungkap, Singapura bisa menjadi negara eksportir minyak. Ternyata, Negeri Singa ini merupakan salah satu pusat perdagangan minyak dunia.
Kedudukan itu tak lepas dari sejarah Singapura sebagai daerah yang memiliki letak geografis yang strategis. Sebelum merdeka pada tahun 1965, Singapura sudah dipilih oleh perusahaan minyak Shell Belanda menjadi pusat distribusi BBM di Kawasan Asia.
"Shell membangun tempat penyimpanan (storage), pencampuran (blending) dan pengisian BBM (bunkering) untuk kapal-kapal yang lewat Selat Malaka dan sekitarnya. Secara geografis letak Singapura memang sangat strategis. Kapal-kapal yang berlayar dari Eropa dengan tujuan Asia Timur akan melintasi Singapura," Arcandra, dikutip dari Instagramnya, Kamis (17/11/2022).
Posisi itu membuat Singapura berpikir ke depan untuk mempertahankan bahkan meningkatkan perannya. Singapura tak ingin hanya sebagai pusat distribusi BBM, sebagai penyedia storage, blending atau bunkering saja untuk menarik kapal-kapal yang lewat untuk singgah.
"Satu peran yang tercecer untuk mendaptkan nilai tambah yang optimal adalah belum adanya kilang minyak (refinery). Maka dari tahun 1961 sampai 1973 Singapura membangun lima refinery sekaligus," jelas Arcandra.
Untuk memenuhi kebutuhan minyak mentah yang diolah oleh refinery, Singapura mendatangkannya dari negara negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, Kuwait, UAE dan Qatar. Setelah diolah oleh refinery, BBM yang dihasilkan dijual ke negara-negara sekitar seperti Jepang, Hong Kong, China, Australia, dan Indonesia.
Pertanyaan menariknya, bagaimana Singapura bisa membangun lima refinery dalam kurun waktu 12 tahun? Banyak faktor yang saling mendukung pada waktu itu sehingga lima kilang dapat terbangun dengan cepat.
"Beberapa di antaranya berkaitan dengan kejelian Singapura dalam melihat peluang di kawasan Asia. Di sini terlihat campur tangan Pemerintah Singapura menjadi kunci utama dalam pembangunan sektor energi," kata Arcandra.
Baca Juga
Arcandra Tahar, mantan Menteri ESDM, mengungkap, Singapura bisa menjadi negara eksportir minyak. Ternyata, Negeri Singa ini merupakan salah satu pusat perdagangan minyak dunia.
Kedudukan itu tak lepas dari sejarah Singapura sebagai daerah yang memiliki letak geografis yang strategis. Sebelum merdeka pada tahun 1965, Singapura sudah dipilih oleh perusahaan minyak Shell Belanda menjadi pusat distribusi BBM di Kawasan Asia.
"Shell membangun tempat penyimpanan (storage), pencampuran (blending) dan pengisian BBM (bunkering) untuk kapal-kapal yang lewat Selat Malaka dan sekitarnya. Secara geografis letak Singapura memang sangat strategis. Kapal-kapal yang berlayar dari Eropa dengan tujuan Asia Timur akan melintasi Singapura," Arcandra, dikutip dari Instagramnya, Kamis (17/11/2022).
Posisi itu membuat Singapura berpikir ke depan untuk mempertahankan bahkan meningkatkan perannya. Singapura tak ingin hanya sebagai pusat distribusi BBM, sebagai penyedia storage, blending atau bunkering saja untuk menarik kapal-kapal yang lewat untuk singgah.
"Satu peran yang tercecer untuk mendaptkan nilai tambah yang optimal adalah belum adanya kilang minyak (refinery). Maka dari tahun 1961 sampai 1973 Singapura membangun lima refinery sekaligus," jelas Arcandra.
Untuk memenuhi kebutuhan minyak mentah yang diolah oleh refinery, Singapura mendatangkannya dari negara negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, Kuwait, UAE dan Qatar. Setelah diolah oleh refinery, BBM yang dihasilkan dijual ke negara-negara sekitar seperti Jepang, Hong Kong, China, Australia, dan Indonesia.
Pertanyaan menariknya, bagaimana Singapura bisa membangun lima refinery dalam kurun waktu 12 tahun? Banyak faktor yang saling mendukung pada waktu itu sehingga lima kilang dapat terbangun dengan cepat.
"Beberapa di antaranya berkaitan dengan kejelian Singapura dalam melihat peluang di kawasan Asia. Di sini terlihat campur tangan Pemerintah Singapura menjadi kunci utama dalam pembangunan sektor energi," kata Arcandra.