Mengenal BRICS, Pesaing G7 yang Membuat Amerika Geram
loading...
A
A
A
JAKARTA - BRICS merupakan forum bisnis internasional yang terdiri dari lima negara, yaitu Brasil, Rusia, India, China , dan South Africa (Afrika Selatan). Awalnya, forum ini bernama BRIC, sebelum Afrika Selatan bergabung pada September 2010.
Baca Juga: Bank BRICS Simbol Lawan Ketidakadilan Ekonomi Global
Istilah BRIC diciptakan oleh Jim O’Neill, seorang ekonom Goldman Sachs. BRICS, yang dibentuk pada 2006, menggelar KTT pertamanya pada 2009 di Rusia.
Dari 2009-2014, negara anggota BRICS menyepakati masalah ekonomi dan keuangan, termasuk reformasi Bank Dunia dan IMF. Mereka sepakat untuk mengambil langkah memobilisasi sumber daya yang cukup agar IMF dapat memperkuat potensinya untuk memerangi segala jenis krisis.
Sebagai negara emerging market berpengaruh, produk domestik bruto (PDB) BRICS mencapai 23,2% dari total PDB global pada 2018.
Berdasarkan Bank Dunia pada 2019, BRICS mewakili 41% populasi dunia dan dan lebih dari 16% saham perdagangan dunia. Dalam 16 tahun terakhir sejak berdirinya BRICS, landasan kerja sama telah dikonsolidasikan serta bidang kerja sama telah diperluas.
BRICS membahas isu penting di bawah tiga pilar, yaitu politik dan keamanan, ekonomi dan keuangan, budaya serta pertukaran orang ke orang. Melansir brics2022.mfa.gov.cn, negara anggota BRICS menjunjung tinggi kejujuran dan keadilan, aktif mempromosikan reformasi sistem tata kelola global, dan membuat suara BRICS didengar dalam isu kawasan hingga internasional.
Kerja sama BRICS telah diakui secara luas oleh negara-negara berkembang. Status hingga perannya dalam mekanisme multilateral di PBB, G20, Bank Dunia, serta IMF sudah meningkat dan berkembang.
Pada Juni 2022, Kota Beijing, China, menjadi tempat penyelenggaran KTT BRICS ke-14. Saat itu, Argentina dan Iran dilaporkan telah mendaftar ke dalam BRICS.
BRICS disebut-sebut menjadi saingan kelompok G7, yaitu grup yang terdiri dari Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Britania Raya, dan Amerika Serikat (AS). Banyak negara yang dikabarkan tertarik untuk bergabung dalam BRICS, termasuk Indonesia.
Diketahui, anggota BRICS sedang menciptakan mata uang cadangan internasional. Menurut seorang analis, mata uang itu dimaksudkan untuk menyaingi USD dolar sehingga membuat Amerika Serikat geram.
Baca Juga: Bank BRICS Simbol Lawan Ketidakadilan Ekonomi Global
Istilah BRIC diciptakan oleh Jim O’Neill, seorang ekonom Goldman Sachs. BRICS, yang dibentuk pada 2006, menggelar KTT pertamanya pada 2009 di Rusia.
Dari 2009-2014, negara anggota BRICS menyepakati masalah ekonomi dan keuangan, termasuk reformasi Bank Dunia dan IMF. Mereka sepakat untuk mengambil langkah memobilisasi sumber daya yang cukup agar IMF dapat memperkuat potensinya untuk memerangi segala jenis krisis.
Sebagai negara emerging market berpengaruh, produk domestik bruto (PDB) BRICS mencapai 23,2% dari total PDB global pada 2018.
Berdasarkan Bank Dunia pada 2019, BRICS mewakili 41% populasi dunia dan dan lebih dari 16% saham perdagangan dunia. Dalam 16 tahun terakhir sejak berdirinya BRICS, landasan kerja sama telah dikonsolidasikan serta bidang kerja sama telah diperluas.
BRICS membahas isu penting di bawah tiga pilar, yaitu politik dan keamanan, ekonomi dan keuangan, budaya serta pertukaran orang ke orang. Melansir brics2022.mfa.gov.cn, negara anggota BRICS menjunjung tinggi kejujuran dan keadilan, aktif mempromosikan reformasi sistem tata kelola global, dan membuat suara BRICS didengar dalam isu kawasan hingga internasional.
Kerja sama BRICS telah diakui secara luas oleh negara-negara berkembang. Status hingga perannya dalam mekanisme multilateral di PBB, G20, Bank Dunia, serta IMF sudah meningkat dan berkembang.
Pada Juni 2022, Kota Beijing, China, menjadi tempat penyelenggaran KTT BRICS ke-14. Saat itu, Argentina dan Iran dilaporkan telah mendaftar ke dalam BRICS.
BRICS disebut-sebut menjadi saingan kelompok G7, yaitu grup yang terdiri dari Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Britania Raya, dan Amerika Serikat (AS). Banyak negara yang dikabarkan tertarik untuk bergabung dalam BRICS, termasuk Indonesia.
Diketahui, anggota BRICS sedang menciptakan mata uang cadangan internasional. Menurut seorang analis, mata uang itu dimaksudkan untuk menyaingi USD dolar sehingga membuat Amerika Serikat geram.
(uka)