Rayuan Perusahaan Teknologi ke Mantan Staf Twitter: Tidak Suka Musk? Bekerja untuk Kami!

Kamis, 24 November 2022 - 13:44 WIB
loading...
Rayuan Perusahaan Teknologi ke Mantan Staf Twitter: Tidak Suka Musk? Bekerja untuk Kami!
Tidak suka gaya manajemen otot Elon Musk? Pindah ke kami! Itulah promosi yang digunakan oleh perusahaan teknologi yang sedang mencoba memikat ribuan mantan karyawan Twitter Inc yang diberhentikan pemilik barunya. Foto/Dok
A A A
LONDON - Tidak suka gaya manajemen otot Elon Musk ? Pindah ke kami! Itulah promosi yang digunakan oleh perusahaan teknologi yang sedang mencoba memikat ribuan mantan karyawan Twitter Inc yang diberhentikan oleh perusahaan media sosial di bawah pemilik barunya.



Twitter seperti diketahui telah memecat eksekutif top mereka dan memberlakukan jam kerja yang ketat. Bahkan Musk memberikan ultimatum kepada anggota staf yang tersisa dan meminta mereka untuk berkomitmen pada Twitter yang "sangat keras" di masa mendatang.

Secara keras Ia menyatakan, kerja keras atau dipecat. Pendekatan keras Musk usai pengambilalihan platform media sosial itu lantas memicu gejolak. Akibatnya hampir sekitar setengah dari tenaga kerja atau setara 3.700 karyawan telah dirumahkan.

Ratusan lainnya dilaporkan telah berhenti sebagai hasil dari reformasi besar-besarannya. Pada hari Senin, kepala operasi Prancis menjadi manajer senior terbaru yang pergi meninggalkan Twitter.

Di sisi lain gejolak Twitter dianggap sebagai peluang oleh beberapa perusahaan, dimana saat ini mencoba untuk mengambil pekerja teknik yang berpengalaman dengan menitikberatkan pada metode orang terkaya di dunia tersebut.

Katie Burke, Chief people officer di perusahaan perangkat lunak AS Hubspot (HUBS. N), mengecam Musk atas laporan bahwa dia telah memecat sekelompok karyawan yang telah mengkritiknya di saluran Slack internal perusahaan. Reuters seperti dilansir tidak dapat memverifikasi laporan tersebut.

"Sebagai seorang pemimpin, dikritik adalah bagian dari pekerjaan Anda," tulisnya dalam postingan Linkedin.

"Para pemimpin hebat mengakui perdebatan dan ketidaksepakatan membuat Anda lebih baik dan merupakan bagian dari proses. Jika Anda menginginkan tempat di mana Anda dapat menyatakan ketidak setuju Anda (dengan cara yang baik dan jelas tentu saja), HubSpot siap merekrut."

Pada akhir awal pekan kemarin, postingan Burke telah mendapatkan lebih dari 35.000 reaksi positif di Linkedin. Twitter dan Musk tidak menanggapi permintaan komentar seperti dikutip dari Reuters.

Perusahaan lain mengambil pendekatan serupa dengan Hubspot. CEO rekrutmen startup perangkat lunak CoderPad, Amanda Richardson menerbitkan, surat terbuka kepada para pengguna Twitter.

Mengutip larangan awal Musk untuk bekerja dari jarak jauh, Richardson menggambarkan pengambilalihan Musk sebagai "pertunjukan s***" yang sangat membuat frustrasi, menyedihkan, dan menurunkan motivasi.

"Di CoderPad, kami percaya keterampilan Anda semuanya. Bukan di tempat Anda duduk. Tidak jika Anda tidur di tempat kerja. Tidak bekerja 7 hari seminggu selama 18 jam sehari."

Perusahaan teknologi besar AS lainnya termasuk Meta(META. O) dan Amazon (AMZN. O) juga telah memberhentikan ribuan staf dalam beberapa pekan terakhir karena lingkungan ekonomi yang tidak pasti.

Tetapi kritik publik terhadap Musk menyoroti permintaan yang kuat di beberapa bagian industri untuk pekerja digital yang sangat terampil.

Sebuah laporan baru-baru ini dari perusahaan analisis pasar Gartner menemukan tingkat gesekan yang tinggi dan serentetan upaya digitalisasi di seluruh bisnis dan pemerintah telah menciptakan pasar "hiper-kompetitif" untuk talenta teknis.



Pengurangan tenaga kerja secara massal dan gelombang pengunduran diri di Twitter telah memicu kekhawatiran perusahaan bakal kehilangan staf penting dan khawatir dapat menghadapi masalah teknis.

Michael Weening, CEO perusahaan cloud dan perangkat lunak AS Calix (CALX. N), menggambarkan peristiwa baru-baru ini di Twitter sebagai "gangguan", dan berjanji kepada rekrutan baru bahwa mereka akan menikmati budaya perusahaan yang "dimulai dengan anggota tim kami" dalam posting Linkedin yang serupa.

"Dari sudut pandang kami, ini adalah kesempatan besar. Budaya beracun membuat orang berkata, 'Tidak lagi," kata Weening kepada Reuters.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1855 seconds (0.1#10.140)