Mengungkap Tantangan Industri Properti pada 2023 di Tengah Bayang-bayang Resesi

Selasa, 29 November 2022 - 21:57 WIB
loading...
Mengungkap Tantangan Industri Properti pada 2023 di Tengah Bayang-bayang Resesi
Ada tantangan terhadap industri properti pada tahun 2023. Pentingnya bagi developer atau pengembang properti untuk memahami bahwa di tahun 2023, industri ini masih dalam situasi sunrise. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Diproyeksi tetap tumbuh positif, namun ada tantangan terhadap industri properti pada tahun 2023 yang harus dicermati. Pentingnya bagi developer atau pengembang properti untuk memahami bahwa di tahun 2023, industri ini masih dalam situasi “sunrise” dan ini menjadi peluang.

“Krisis yang kita alami saat ini membuat pengusaha jangan argue with reality, karena kita selalu ada tantangan. Krisis 98, Covid-19, permasalahan geopolitik, krisis pangan, akan selalu ada tantangan. Justru kita harus hadapi reality dengan creativity. Developer yang lebih cepat mengambil langkah ke depan yang akan tumbuh baik,” terang Presiden Director ERA Indonesia Darmadi Darmawangsa mengungkap optimisme terhadap sektor properti di tahun mendatang.



Tahun 2022 dianggap masih menjadi tahun pulihnya ekonomi nasional termasuk industri properti ( real estate ) di tanah air. Peningkatan penjualan sebesar 2.96% (yoy) semester 1 2022 masih menunjukan sisi positif industri ini. Begitu pula prediksi terhadap industri properti di tahun 2023 yang disebut sebagai “kesempatan emas” dalam berinvestasi.

Hal ini disampaikan dalam talkshow Podomoro Park TV (POPARK TV), dimana CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda dan Darmadi mencoba meneropong bagaimana kondisi bisnis properti di tahun depan.

Mengungkap Tantangan Industri Properti pada 2023 di Tengah Bayang-bayang Resesi


Siklus Properti: Krisis Jadi Pintu Naiknya Harga Real Estate

Di luar bayang resesi, justru inflasi lah yang harus diwaspadai. Menurut President Director ERA Indonesia tersebut kenaikan harga material di tahun depan justru mengindikasikan bahwa harga properti akan terus merangkak naik.

“Ambil posisi awal. Inflasi akan mendorong peningkatan harga material, developer akan menaikan harganya dan ini waktu yang pas untuk para investor,” kata Darmadi.

Ia menuturkan kondisi seperti ini disebut sebagai siklus properti yang biasa terjadi ketika harga properti terus merangkak naik. Salah satu indikasi kenaikan harga properti menurut Darmadi adalah kenaikan harga komoditas yang mulai tidak terkendali.

“Harga komoditas batubara dan nikel meningkat ini jadi indikasi setiap kali ada ledakan komoditas maka ledakan selanjutnya adalah property, maka ambil langkah yang tepat,” kata Darmadi.



Menurutnya tahun depan harga properti akan terus mengalami kenaikan akibat inflasi namun masih belum puncak kenaikan harga properti. Momen ini jelas Darmadi sampaikan menjadi momen yang tepat untuk generasi memiliki properti sebelum harga properti justru sudah tidak terjangkau.

Kenaikan Suku Bunga KPR, masih “Reasonable”.

Meski saat ini BI Rate naik di 5.25% nyatanya ini bukan kenaikan tertinggi. Ali menyebut tahun 2016-2018 juga pernah berada pada kisaran 5.2%. Kenaikan ini menurut ali masih wajar.

“Fenomena turunnya BI Rate pada tahun 2020-2021 lalu memberi efek kenaikan yang drastis saat ini, padahal kita juga pernah turun sekali di tahun 2020-2021, bahkan itu terendah sepanjang sejarah,” terang Ali.

Sama seperti yang disampaikan Ali, President Director ERA Indonesia juga menyampaikan, hal serupa. Menurutnya suku bunga KPR masih “reasonable” dan bukan lagi masalah.

“Segmen suku bunga sangat dinamis ya, terutama untuk kelas middle – up justru jadi peluang. Banyak juga bank yang kreatif memberikan package dengan fix rate hingga 9 tahun dan banyak lagi,” terang Darmadi

Minat Milenials Tinggi Jika Ada Metode Bayar yang Sesuai

Begitu pula dengan pendekatan terhadap generasi milenials cukup berbeda terhadap properti. Munculnya tren Fear of Missing Out (FOMO) membuat generasi ini menunda pembelian properti padahal tanpa mereka sadari harga properti terus meningkat.

Menurut Ali, pentingnya generasi saat ini untuk memiliki mindset yang kuat dan sadar akan kebutuhan rumah masih perlu digencarkan. Namun menurutnya, generasi ini tidak perlu khawatir masih banyak cara agar milenial bisa memiliki rumah idaman.

“Tidak ada salahnya orangtua bantu anaknya beli rumah. Data saya lihat 42% milenial beli rumah sendiri, 58% dibantu orang tua. Dan tidak ada salahnya dibantu DPnya oleh orang tua. Itu bagian dari cara membeli rumah," terang Ali

Cara Bayar KPR Developer, Kian Marak dan Diminati Konsumen

Di tengah suku bunga KPR yang meningkat, ada solusi yang ditawarkan sejumlah developer. Salah satu diantaranya kredit tanpa bunga yang di bayarkan ke developer. CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengapresiasi sikap tanggap developer yang membuat program tersebut.

“Kalo developer (Podomoro Park) punya program KPR Developer bahkan sampai 60 kali cicilan itu sih luar biasa, jarang ada developer yang seperti itu,” kata Ali

Salah satu program KPR developer dicetuskan oleh developer dari Agung Podomoro pada proyek residensial di Bandung Selatan, Podomoro Park Bandung. Marketing GM Podomoro Park Bandung, Tedi Guswana menyebut ini bagian dari soluasi sekaligus stimulus agar industri properti terus bangkit.

“KPR Developer Podomoro Park bisa dicicil selama 60 kali tanpa bunga jadi gak perlu khawatir kenaikan suku bunga KPR. Ini bagian dari cara kami agar pertumbuhan pembelian tetap maksimal,” ungkap Tedi.

Tedi memperkirakan di tahun 2023 permintaan akan hunian premium akan terus meningkat, apalagi saat ini optimisme dibangun dari multisektor termasuk dukungan positif dari kegiatan pemerintahan.

“Permintaan hunian saya yakin meningkat seiring banyaknya dukungan dan optimisme pemerintah akan pertumbuhan ekonomi, termasuk efek dari kegiatan KTT G20,” kata Tedi.

KTT G20 Memberi Dampak Pertumbuhan Properti Berkelanjutan

Indonesia sebagai tuan rumah KTT G20 memberikan dampak terhadap rencana pengembangan ekonomi di Indonesia. Salah stau kerjasama bilateral yang dilakukan salah satunya dilakukan pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat. Negara adi daya itu disebut berencana menginvestasikan 700 juta dollar Amerika Serikat yang akan berfokus pada infrastruktur transportasi sadar iklim di 5 provinsi di Indonesia.

Pengembangan infrastruktur akan memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan properti secara tidak langsung. Seperti yang disampaikan CEO Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda yang menyebut ada banyak manfaat dari KTT G20.

“Dengan adanya kerjasama dengan pemerintah Indonesia pada akhirnya meningkatkan daya beli masyarakat dan ujung-ujungnya beli properti, saya yakin itu,” terang Ali.

Salah satu bentuk implementasi dari KTT G20 adalah rencana pengembangan infrastruktur berkelanjutan seperti MRT dan LRT. Menurut Ali hal itu akan memberikan dampak perkembangan properti di tahun 2023.

Melihat kesiapan developer dalam melewati berbagai tantangan di tahun 2023, CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda, Presiden Director Indonesia Darmadi Dramawangsa serta Marketing GM Podomoro Park sepakat bahwa tantangan yang akan dilalui memiliki solusi yang terencana dan industri properti masih dalam kategori prospektif.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1050 seconds (0.1#10.140)