Batasi Harga Minyak Rusia, AS Gabung dengan UE dan G7 Patok USD60/Barel
loading...
A
A
A
BRUSELLS - Amerika Serikat (AS) bergabung bersama dengan Uni Eropa (UE), negara-negara G7 dan Australia untuk membatasi harga minyak mentah Rusia pada level USD60 per barel. Pembicaraan rincian sanksi terhadap Rusia i tu telah dilakukan AS bersama dengan sekutunya selama berbulan-bulan soal penetapan batas harga.
Sanksi terbaru Barat itu sebagai upaya mengurangi pendapatan Rusia untuk membiayai invasi ke Ukraina. Batas tersebut juga memastikan minyak dapat terus mengalir ke pasar global, mencegah lonjakan harga minyak global saat pemerintah di seluruh dunia berupaya menekan inflasi tertinggi multi-dekade.
Invasi Rusia seperti diketahui telah berkontribusi besar terhadap lonjakan harga minyak tahun ini.
"Batas harga akan mendorong aliran minyak Rusia dengan harga diskon ke pasar global dan dirancang untuk membantu melindungi konsumen dan bisnis dari gangguan pasokan global," kata Menteri Keuangan (Menkeu) AS, Janet Yellen dalam sebuah pernyataan.
"Batas harga akan sangat menguntungkan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah yang telah menanggung beban kenaikan harga energi dan pangan," sambungnya.
Sementara itu pekan depan, apa yang disebut koalisi batas harga akan melarang berbagai layanan, termasuk asuransi maritim dan pembiayaan perdagangan terkait dengan pengangkutan minyak mentah Rusia. Terkecuali pembeli minyak dengan harga di bawah USD60 per barel, sebagai bagian dari efektivitas pembatasan harga.
Seperti diketahui sebagian besar minyak Rusia menggunakan pengiriman dan asuransi dari pihak Barat. Merespons sanksi Uni Eropa terbaru bersama dengan sekutunya, Rusia diyakini berpeluang membuat rezim asuransi minyaknya sendiri.
Seorang pejabat senior Departemen Keuangan mengatakan, skalanya akan terbatas, lebih mahal, dan kurang dapat diandalkan, sehingga diyakini bakal mengurangi volume penjualan Rusia ke pasar negara berkembang dan mengurangi pendapatannya.
Soal angka USD60 per barel, pemerintah mengatakan, batas harga ditetapkan cukup tinggi untuk menjaga Rusia agar terus menjual minyak di pasar global.
Harga ditetapkan berdasarkan harga yang secara historis dijual Rusia untuk minyak dan berada di atas biaya produksinya. IMF memperkirakan harga impas biaya untuk produksi minyak Rusia mendekati USD30 hingga USD40 per barel.
Koalisi kapitalisasi harga akan meninjau kembali batas harga secara berkala -triwulanan atau semi-tahunan, menurut pejabat senior Departemen Keuangan- dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi dan pasar.
Pembatasan harga diyakini bakal membuat pasar negara berkembang untuk menawar diskon lebih dalam pada minyak Rusia. Sementara negara-negara seperti India, China dan Turki bukan bagian dari koalisi harga minyak, tetapi merupakan pembeli minyak Rusia.
Seorang pejabat senior Departemen Keuangan mengatakan, negara-negara itu akan menggunakan batas harga untuk menegosiasikan kesepakatan terbaik dan bahwa negosiasi di India dan Turki tidak dilakukan di tingkat negara tetapi sebagian besar oleh eksekutif perusahaan.
Pada akhir November, AS merilis pedoman terperinci tentang cara berpartisipasi secara legal dalam perdagangan atau pembiayaan minyak Rusia untuk membuatnya mulus bagi pembeli.
Sanksi terbaru Barat itu sebagai upaya mengurangi pendapatan Rusia untuk membiayai invasi ke Ukraina. Batas tersebut juga memastikan minyak dapat terus mengalir ke pasar global, mencegah lonjakan harga minyak global saat pemerintah di seluruh dunia berupaya menekan inflasi tertinggi multi-dekade.
Invasi Rusia seperti diketahui telah berkontribusi besar terhadap lonjakan harga minyak tahun ini.
"Batas harga akan mendorong aliran minyak Rusia dengan harga diskon ke pasar global dan dirancang untuk membantu melindungi konsumen dan bisnis dari gangguan pasokan global," kata Menteri Keuangan (Menkeu) AS, Janet Yellen dalam sebuah pernyataan.
"Batas harga akan sangat menguntungkan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah yang telah menanggung beban kenaikan harga energi dan pangan," sambungnya.
Sementara itu pekan depan, apa yang disebut koalisi batas harga akan melarang berbagai layanan, termasuk asuransi maritim dan pembiayaan perdagangan terkait dengan pengangkutan minyak mentah Rusia. Terkecuali pembeli minyak dengan harga di bawah USD60 per barel, sebagai bagian dari efektivitas pembatasan harga.
Seperti diketahui sebagian besar minyak Rusia menggunakan pengiriman dan asuransi dari pihak Barat. Merespons sanksi Uni Eropa terbaru bersama dengan sekutunya, Rusia diyakini berpeluang membuat rezim asuransi minyaknya sendiri.
Seorang pejabat senior Departemen Keuangan mengatakan, skalanya akan terbatas, lebih mahal, dan kurang dapat diandalkan, sehingga diyakini bakal mengurangi volume penjualan Rusia ke pasar negara berkembang dan mengurangi pendapatannya.
Soal angka USD60 per barel, pemerintah mengatakan, batas harga ditetapkan cukup tinggi untuk menjaga Rusia agar terus menjual minyak di pasar global.
Harga ditetapkan berdasarkan harga yang secara historis dijual Rusia untuk minyak dan berada di atas biaya produksinya. IMF memperkirakan harga impas biaya untuk produksi minyak Rusia mendekati USD30 hingga USD40 per barel.
Koalisi kapitalisasi harga akan meninjau kembali batas harga secara berkala -triwulanan atau semi-tahunan, menurut pejabat senior Departemen Keuangan- dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi dan pasar.
Pembatasan harga diyakini bakal membuat pasar negara berkembang untuk menawar diskon lebih dalam pada minyak Rusia. Sementara negara-negara seperti India, China dan Turki bukan bagian dari koalisi harga minyak, tetapi merupakan pembeli minyak Rusia.
Seorang pejabat senior Departemen Keuangan mengatakan, negara-negara itu akan menggunakan batas harga untuk menegosiasikan kesepakatan terbaik dan bahwa negosiasi di India dan Turki tidak dilakukan di tingkat negara tetapi sebagian besar oleh eksekutif perusahaan.
Pada akhir November, AS merilis pedoman terperinci tentang cara berpartisipasi secara legal dalam perdagangan atau pembiayaan minyak Rusia untuk membuatnya mulus bagi pembeli.
(akr)