Rebut Peluang Investasi Rp465 Triliun, Jokowi Minta Perizinan Industri Kelar dalam Hitungan Jam
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut Indonesia sudah mengantongi potensi investasi yang besar. Tercatat komitmen investasi yang didapat nilainya mendekati USD30 miliar atau sekira Rp465 triliun (asumsi kurs Rp15.500 per dolar AS).
"Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan agar perizinan industri, konstruksi, amdal, itu diberikan dalam waktu yang relatif singkat, atau beliau selalu menyebut dalam jam-jam an," kata Airlangga melalui keterangan pers secara virtual di Jakarta, Selasa (6/12/2022).
Artinya, proses perizinan tidak lagi dilakukan dalam waktu yang lama. Menurut Airlangga, presiden juga menegaskan terkait pengembangan ekosistem hulu-hilir dari baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) battery hingga industri otomotif berbasis EV.
"Perencanaan roda empat dan roda dua maupun perencanaan ekosistem dan insentif yang perlu diberikan agar memastikan investasinya masuk dan ini akan menjadi andalan ekonomi nasional ke depan," tuturnya.
Terkait dengan ekosistem ini, Kepala Negara meminta untuk mendalami berbagai komoditas baik itu bauksit, aluminium, maupun nikel beserta integrasi ekosistemnya dalam bentuk EV battery yang tentunya membutuhkan nikel, kobalt, mangan, dan komoditas lainnya.
"Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan agar perizinan industri, konstruksi, amdal, itu diberikan dalam waktu yang relatif singkat, atau beliau selalu menyebut dalam jam-jam an," kata Airlangga melalui keterangan pers secara virtual di Jakarta, Selasa (6/12/2022).
Artinya, proses perizinan tidak lagi dilakukan dalam waktu yang lama. Menurut Airlangga, presiden juga menegaskan terkait pengembangan ekosistem hulu-hilir dari baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) battery hingga industri otomotif berbasis EV.
"Perencanaan roda empat dan roda dua maupun perencanaan ekosistem dan insentif yang perlu diberikan agar memastikan investasinya masuk dan ini akan menjadi andalan ekonomi nasional ke depan," tuturnya.
Terkait dengan ekosistem ini, Kepala Negara meminta untuk mendalami berbagai komoditas baik itu bauksit, aluminium, maupun nikel beserta integrasi ekosistemnya dalam bentuk EV battery yang tentunya membutuhkan nikel, kobalt, mangan, dan komoditas lainnya.
(ind)