Ancaman Resesi dan Tahun Pemilu Jadi Tantangan Industri Properti di 2023: Justru Saatnya Beli?

Kamis, 15 Desember 2022 - 22:10 WIB
loading...
Ancaman Resesi dan Tahun...
Industri properti tahun depan akan menghadapi banyak tantangan. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Setelah melewati masa pandemi yang berlangsung lebih dari 2 tahun, perekonomian Indonesia telah menunjukkan pemulihannya. Termasuk industri properti sudah semakin mengarah ke kondisi normal, dan tahun 2022 dianggap menjadi tahun pulihnya industri properti di Tanah Air.



Marine Novita, Country Manager Rumah.com, menjelaskan bahwa seiring dengan pulihnya perekonomian pasca-pandemi dan didukung oleh mobilitas masyarakat yang sudah kembali normal, maka tren pembelian properti kembali dilirik oleh para pembelinya, baik konsumen akhir maupun investor.

"Namun demikian, situasi pasar properti tahun 2023 akan kembali menghadapi tantangan. Ancaman resesi dan kenaikan suku bunga global akan membuat penjual dan penyedia suplai hunian berhati-hati dalam membuat keputusan,” jelas Marine, dalam keterangannya, Kamis (15/12/2022).

Marine menambahkan bahwa kenaikan harga bahan konstruksi bangunan hanya salah satu faktor dalam kenaikan indeks harga properti. Setidaknya ada dua faktor lain, yaitu kenaikan permintaan dan suku bunga perbankan.

Marine mengungkapkan data terakhir dari Rumah.com Indonesia Property Market Index menunjukkan indeks harga properti naik tipis sebesar 1% secara kuartalan, sementara secara tahunan naik sebesar 4,9%.

Kenaikan indeks harga didorong oleh kenaikan harga rumah tapak sebesar 5,8% per tahun, sebaliknya indeks harga apartemen terus turun baik kuartalan maupun tahunan. Sedangkan indeks suplai naik 5,1% secara kuartalan dan naik 8,2% secara tahunan.

"Selain itu permintaan naik 3,7% secara tahunan namun secara tahunan turun 1,4%," papar Marine.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa indeks harga properti menunjukkan kenaikan lebih pesat secara tahunan, diikuti dengan perlambatan pertumbuhan suplai. Kenaikan harga properti menunjukkan percepatan secara tahunan, namun mulai mengalami perlambatan secara kuartalan setelah naik cukup pesat di H1 2022.

Marine menjelaskan ancaman resesi memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Namun, ada beberapa hal yang bisa menciptakan keyakinan bahwa dampak resesi terhadap Indonesia tidak akan seburuk yang dikhawatirkan, dan diperkirakan tidak akan lebih parah jika dibandingkan dengan dampak pandemi selama dua tahun ke belakang.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1800 seconds (0.1#10.140)