Raup Cuan Rp 31 Triliun, Shell Perdana Bayar Pajak di Inggris Sejak 2017

Senin, 09 Januari 2023 - 17:32 WIB
loading...
Raup Cuan Rp 31 Triliun, Shell Perdana Bayar Pajak di Inggris Sejak 2017
Shell mengatakan, bakal membayar pajak di Inggris untuk pertama kalinya sejak 2017 setelah menghasilkan keuntungan besar secara global pada tahun lalu. Foto/Dok
A A A
LONDON - Shell mengatakan, bakal membayar pajak di Inggris untuk pertama kalinya sejak 2017 setelah menghasilkan keuntungan besar secara global pada tahun lalu. Namun perusahaan raksasa migas (minyak dan gas)itu memperkirakan keuntungan mereka di Inggris dan Uni Eropa bakal mencapai sekitar USD 2 miliar atau setara Rp 31 triliun (Kurs Rp15.533/USD) dalam tiga bulan terakhir.

Sementara itu pemerintah Inggris telah mengenakan pajak pada perusahaan energi sebagai upaya menangkap beberapa cuan yang sudah dikantongi raksasa Migas pada periode lonjakan harga minyak dan gas.



Shell sendiri tidak mengungkapkan berapa besar pajak Inggris yang akhirnya harus dibayarkan perusahaan. Dipahami bahwa angka tersebut bisa lebih rendah dari perkiraan.

Jumlah pajak yang dibayarkan perusahaan minyak dan gas di Inggris dapat dikurangi setelah memperhitungkan kerugian, investasi pada bidang-bidang seperti energi terbarukan atau menonaktifkan platform minyak Laut Utara.

Tahun lalu, Shell mengungkapkan lonjakan besar laba mereka, yang mencapai USD 9,5 miliar pada seluruh sektor bisnis globalnya antara Juli dan September.

Pada saat itu Shell mengatakan, karena telah melakukan investasi besar di Inggris, perusahaan tidak mendapat untung di negara tersebut dan oleh karenanya tidak diharuskan membayar pajak.

Tetapi pada akhir pekan kemarin, Shell seperti dilansir BBC telah mengkonfirmasi bahwa mereka bakal membayar pajak di Inggris secara bertahap untuk pertama kalinya sejak 2017.

Hal itu terjadi saat pemerintah menaikkan pajak atas keuntungan yang dihasilkan dari mengekstraksi minyak dan gas di Inggris. Sebuah kebijakan yang disebut Retribusi Keuntungan Energi yang biasa disebut sebagai pajak rejeki nomplok dari 25% menjadi 35% pada bulan November 2022.

Shell tidak memberikan rincian bagaimana pendapatan sebesar USD 2 miliar pada bulan-bulan terakhir di tahun 2022 akan dibagi antara Inggris dan UE.

Di sisi lain harga minyak dan gas mulai menanjak naik setelah berakhirnya lockdown akibat Covid-19, tetapi melonjak setelah invasi Rusia ke Ukraina. Kondisi itu menghasilkan keuntungan besar bagi perusahaan energi termasuk Shell dan BP pada tahun 2022.

Saat sektor rumah tangga terpukul cukup berat karena lonjakan tagihan energi, pemerintah berada di bawah tekanan untuk membantu dan memperkenalkan pajak rejeki nomplok atas keuntungan perusahaan untuk membantu mendanai skema pembatasan tagihan gas dan listrik.

Perusahaan minyak dan gas yang beroperasi di Laut Utara dikenakan pajak yang berbeda dengan perusahaan lain. Mereka membayar pajak perusahaan 30% atas keuntungan serta tarif tambahan 10%.

Selain itu, mereka saat ini membayar pajak rejeki nomplok dengan total tarif pajak menjadi 75%. Namun ada kekhawatiran ada efek negatif dalam kebijakan tersebut.

Perusahaan bisa mengurangi jumlah pajak yang mereka bayarkan dengan memperhitungkan kerugian atau pengeluaran untuk hal-hal seperti menonaktifkan platform minyak Laut Utara. Ini berarti bahwa dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan seperti BP dan Shell telah membayar pejak lebih sedikit atau tidak sama sekali di Inggris.

Retribusi keuntungan energi juga memiliki ukuran yang memungkinkan perusahaan energi untuk mengajukan penghematan pajak senilai 91p dari setiap 1 pounds yang diinvestasikan dalam ekstraksi bahan bakar fosil di Inggris.

Namun ada juga kekhawatiran bahwa memperkenalkan pajak yang lebih keras pada perusahaan minyak dan gas dapat menunda mereka berinvestasi pada energi terbarukan Inggris.

Offshore Energies UK sebelumnya, mengatakan pajak yang lebih tinggi akan "merusak" industri yang menghasilkan lapangan kerja bagi 200.000 orang.

Meskipun harus membayar pajak yang lebih tinggi, Shell tetap berada di jalur untuk laba tahunan 2022 setelah melaporkan laba sebesar USD 30 miliar selama sembilan bulan pertama tahun lalu.

Perusahaan mengatakan, diperkirakan bakal membayar pajak global antara USD 4.3 miliar dan USD 4.7 miliar selama tiga bulan terakhir tahun 2022.

Sedangkan saingan mereka BP mengatakan, membayar pajak rejeki nomplok sebesar USD800 juta untuk tahun 2022. Mereka akan mempublikasikan hasil lengkapnya untuk tahun keuangan 2022 pada 2 Februari.

Seperti Inggris, UE juga telah mengenakan pajak rejeki nomplok pada perusahaan energi, dengan pungutan 33% atas keuntungan perusahaan bahan bakar fosil dan juga pada pendapatan yang dihasilkan dari kenaikan biaya listrik.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1805 seconds (0.1#10.140)