Impor RI Naik 21% pada Tahun Lalu, Nilainya Capai USD237,5 Miliar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan total impor Indonesia sepanjang tahun 2022 mencapai USD237,52 miliar. Angka ini naik 21,07% dibandingkan tahun 2021.
Kepala BPS Margo Yuwono memaparkan, impor nonmigas pada tahun lalu mencapai USD197,11 miliar atau meningkat 15,50%. Sedangkan impor migas mencapai USD40,42 miliar atau naik 58,31%.
"Jika dilihat share impor nonmigas terbesar sepanjang tahun 2022 berasal dari mesin/peralatan mekanis dan sebagainya sebesar USD31,57 miliar dengan share sebesar 16,02%. Kemudian diikuti mesin/perlengkapan elektrik dan sebagainya sebesar USD25,48 miliar dengan share 13,43%," bebernya dalam rilis resmi BPS di Jakarta, Senin (16/1/2023).
Sementara itu untuk bulan Desember 2022 saja nilai impor mencapai USD19,94 miliar, naik 5,16% dibanding bulan sebelumnya. Adapun peningkatan impor nonmigas secara bulanan (month-to-month/mtm) sebesar 3,60%. Komoditasnya berasal dari serealia yang naik 66,03%, kemudian barang besi dan baja nanjak 43,92%, diikuti kereta api yang naik 605,06%.
“Sedangkan peningkatan impor migas sebesar 14,15% dikarenakan meningkatnya hasil minyak sebesar 17,72%, kemudian minyak mentah juga naik sebesar 12,80%," tuturnya.
Jika dibandingkan secara tahunan (year on year/yoy), sambung Margo, impor melandai 6,61%. “Ini merupakan penurunan terdalam dua tahun terakhir," pungkasnya.
Kepala BPS Margo Yuwono memaparkan, impor nonmigas pada tahun lalu mencapai USD197,11 miliar atau meningkat 15,50%. Sedangkan impor migas mencapai USD40,42 miliar atau naik 58,31%.
"Jika dilihat share impor nonmigas terbesar sepanjang tahun 2022 berasal dari mesin/peralatan mekanis dan sebagainya sebesar USD31,57 miliar dengan share sebesar 16,02%. Kemudian diikuti mesin/perlengkapan elektrik dan sebagainya sebesar USD25,48 miliar dengan share 13,43%," bebernya dalam rilis resmi BPS di Jakarta, Senin (16/1/2023).
Sementara itu untuk bulan Desember 2022 saja nilai impor mencapai USD19,94 miliar, naik 5,16% dibanding bulan sebelumnya. Adapun peningkatan impor nonmigas secara bulanan (month-to-month/mtm) sebesar 3,60%. Komoditasnya berasal dari serealia yang naik 66,03%, kemudian barang besi dan baja nanjak 43,92%, diikuti kereta api yang naik 605,06%.
“Sedangkan peningkatan impor migas sebesar 14,15% dikarenakan meningkatnya hasil minyak sebesar 17,72%, kemudian minyak mentah juga naik sebesar 12,80%," tuturnya.
Jika dibandingkan secara tahunan (year on year/yoy), sambung Margo, impor melandai 6,61%. “Ini merupakan penurunan terdalam dua tahun terakhir," pungkasnya.
(ind)