Lawan Sanksi G7, Rusia Gunakan Supertanker China Kirim Minyak ke Asia

Senin, 16 Januari 2023 - 16:42 WIB
loading...
Lawan Sanksi G7, Rusia Gunakan Supertanker China Kirim Minyak ke Asia
Pemandangan dari udara menunjukkan kapal tanker minyak mentah di terminal minyak di Pulau Waidiao, di Zhoushan, provinsi Zhejiang, China, 4 Januari 2023. FOTO/dok.China Daily via Reuters
A A A
SINGAPURA - Setidaknya empat supertanker China mengirimkan minyak mentah ural dari Rusia ke China di tengah kekuarangan kapal. Moskow mencari kapal untuk ekspor melawan sanksi G7 yang telah membatasi penggunaan layanan kapal kargo dari barat.

Melansir Reuters, China sebagai importir minyak utama dunia terus membeli minyak Rusia meskipun ada sanksi barat. Sebelum terjadi Perang dengan Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin China Xi Jinping telah menandatangani kesepakatan kemitraan tanpa batas sebelum terjadi perang dengan Ukraina.

Selain China, sebuah sumber mengungkapkan, supertanker China kelima dengan kapasitas jumbo (VLCC) telah mengirimkan minyak mentah ke India. China dan India memborong minyak mentah Rusia karena dijual dengan harga diskon.

Berdasarkan laporan Eikon, pengiriman kelima menggunakan kapal supertanker China tersebut berlangsung 22 Desember 2022 dan 23 Januari 2023. Batas harga G7 pada Desember 2022 lalu memungkinkan negara-negara di luar Uni Eropa untuk mengimpor minyak Rusia melalui laut, tetapi melarang perusahaan pengapalan dan asuransi untuk menangani kargo minyak mentah Rusia kecuali jika dijual di bawah USD60 per barel.

"Dengan harga minyak Ural jauh di bawah batas harga, bisnis pembelian dan perdagangan Ural pada dasarnya sah," kata seorang eksekutif di sebuah perusahaan China yang terlibat dalam pengiriman.



Ketika Amerika Serikat (AS) dan sekutu mencoba menghentikan pendapatan energi Moskow untuk membatasi kemampuan mendanai perang dengan Ukraina. Namun, dengan cepat mengalihkan ekspor minyak dari Eropa ke Asia.

Pelayaran yang lebih lama, diskon besar-besaran, dan tarif angkut yang mencapai rekor tertinggi telah memangkas keuntungan Rusia. Dengan menggunakan supertanker China menjelajah ekspor ke Asia dapat memangkas biaya pengiriman.

Saat dikonfirmasi Reuters, Kementerian Energi dan Transportasi Rusia menolak berkomentar. Begitu juga dengan Kementerian Luar Negeri China tidak mau menanggapi, meskipun Beijing sebelumnya menyebut sanksi barat terhadap Rusia ilegal.

Menteri Perminyakan India Hardeep Singh Puri menngungkapkan akan membeli minyak dari mana saja asalkan harga lebih murah. Berdasarkan sumber salah satu industri di India mengatakan negara tersebut mendapatkan diskon USD15-USD20 per barel dari Rusia lebih murah dibandingkan Brent.

Rusia Beralih ke Asia

Eikon melaporkan bahwa Rusia mengirimkan minyak Ural dari pelabuhan barat untuk transhipment ke supertanker Lauren II, Monica S, Catalina 7 dan Natalina 7. Seluruh kapal berbendera Panama itu menuju China, sementara Sao Paulo telah mendekati India.

Berdasarkan data Eikon dan database maritim publik, Lauren II dikelola oleh Greetee Co. Ltd. China dan dimiliki oleh Maisie Ltd. China, Catalina 7 dimiliki oleh Canes Venatici Ltd. Hong Kong dan Natalina 7 oleh Astrid Menks Ltd. Hong Kong dengan keduanya dikelola oleh Runne China Co Ltd.



Sedangkan Monica S dimilikioleh Gabrielle Ltd. China dan dikelola oleh Derecttor Co Ltd. Sao Paulo dimiliki dan dikelola oleh Rotimo Holdings Ltd yang berbasis di Siprus. Eksekutif perusahaan China yang terlibat dalam pengiriman memperkirakan total 18 supertanker China dan 16 kapal berukuran Aframax lainnya digunakan untuk pengiriman minyak mentah Rusia pada 2023, cukup untuk mengangkut 15 juta ton per tahun atau sekitar 10% dari total ekspor Ural.

VLCC dapat mengangkut hingga 2 juta barel, kapal Suezmax 1 juta barel dan Aframax hingga 0,6 juta barel. Sementara sebagian besar minyak mentah Rusia sekarang menuju ke China, India, dan Turki dengan kapal Rusia.

Banyak juga kapal milik perusahaan Yunani dan Norwegia yang digunakan Rusia untuk mengangkut minyak mentah dari pelabuhan Laut Baltik di musim dingin. Rusia dan China tidak memiliki armada besar kapal kelas es, dan akhirnya menggunakan VLCC China melalui pelabuhan Baltik untuk menjelajah perairan internasional.

Praktik ini muncul dalam data pelacakan Eikon, termasuk di perairan internasional Mediterania, dengan eksekutif menyoroti operasi di dekat Ceuta, sebuah kota otonom Spanyol di pantai utara Afrika, dan Kalamata Yunani, sebuah kota di semenanjung Peloponnese di selatan Yunani. "Ini sangat mahal dan tidak masuk akal untuk menggunakan kapal tanker kelas es untuk jarak jauh," kata seorang pedagang pasar Eropa menjelaskan alasan VLCC digunakan.

Pedagang lain mengatakan perang Ukraina dan sanksi barat telah mendorong permintaan untuk kapal tanker yang lebih kecil dan menurunkan tarif untuk kapal besar membantu mengurangi beberapa biaya tambahan yang dihadapi Rusia.

(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1957 seconds (0.1#10.140)