Ekonomi China Terpuruk di 2022, Terparah Kedua dalam Setengah Abad

Selasa, 17 Januari 2023 - 16:40 WIB
loading...
A A A
Ekonom telah memperingatkan keadaan ekonomi global dalam beberapa bulan terakhir merujuk sejumlah masalah yang berdampak pada pertumbuhan.

Pekan lalu, Bank Dunia (World Bank) mengatakan bahwa ekonomi global hampir jatuh ke dalam resesi. Ramalan terbaru disebabkan sejumlah faktor yang berasal dari invasi Rusia ke Ukraina dan dampak pandemi.

Amerika Serikat (AS), zona euro dan China merupakan tiga bagian paling berpengaruh di dunia untuk pertumbuhan ekonomi. Seluruhnya mengalami periode kelemahan nyata.

Perlambatan turut memperburuk masalah yang dihadapi oleh negara-negara miskin. PDB adalah ukuranatau upaya untuk mengukur seluruh aktivitas pemerintah, perusahaan, dan individu di suatu negara. Hal itu membantu bisnis untuk menilai kapan harus memperluas dan mempekerjakan lebih banyak orang, dan bagi pemerintah untuk menentukan berapa banyak pajak dan pengeluaran.

Biro Statistik Nasional China melaporkan harga rumah baru turun selama lima bulan berturut-turut di bulan Desember. Harga di bulan terakhir tahun 2022 turun 0,2% dari bulan sebelumnya karena wabah Covid-19 di seluruh negeri mengurangi permintaan.

Pekan lalu, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva mendesak Beijing untuk terus membuka kembali ekonominya.

"Yang paling penting adalah agar China tetap berada di jalurnya, tidak mundur dari pembukaan kembali itu," kata Georgieva. "Jika mereka tetap pada jalurnya, pada pertengahan tahun atau sekitar itu, China akan menjadi kontributor positif untuk rata-rata pertumbuhan global," tambahnya.

Lihat SINDOgrafis: Pertama Kali di China, Xi Jinping Jabat Tiga Periode

Ekonom Utama pada S&P Global Market Intelligence Yating Xu mengatakan telah melihat tanda-tanda pemulihan bertahap dalam aktivitas konsumen China sejak dibuka kembali.

"Sikap pro-pertumbuhan pemerintah yang meningkat, dan pemulihan ekonomi memasuki 2023 mengurangi kemungkinan pembalikan kebijakan pandemi," jelas dia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2158 seconds (0.1#10.140)