Penyaluran Kredit Sektor Kemaritiman Masih Minim

Senin, 11 Mei 2015 - 14:03 WIB
Penyaluran Kredit Sektor Kemaritiman Masih Minim
Penyaluran Kredit Sektor Kemaritiman Masih Minim
A A A
MAKASSAR - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan hingga akhir Maret 2015 penyaluran kredit sektor kemaritiman masih minim atau baru sekitar 2,5% dari total penyaluran kredit nasional sebesar Rp3.679 triliun.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, seluruh pemangku kepentingan diminta untuk meningkatkan jumlah kredit khususnya pada sektor kemaritiman. Sektor ini memiliki keterkaitan yang panjang dan luas, misalnya untuk bidang kelautan dan perikanan, didorong mulai dari proses penangkapan hingga produksi.

"Hingga Maret 2015, kredit sektor kemaritiman masih sekitar Rp91,3 triliun atau baru 2,5% dari total kredit nasional Rp3.679 triliun, untuk kelautan angka lebih kecil lagi yaitu sebesar Rp18,3 triliun," kata Muliaman dalam sambutannya pada peluncuran program Jangkau, Sinergi dan Guideline (Jaring) di Pantai Boddia, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Senin (11/5/2015).

Menurutnya, tantangan yang dihadapi industri jasa keuangan dalam menyalurkan kredit pada sektor kelautan dan perikanan, di antaranya kurangnya ketersediaan informasi yang komprehensif, belum banyak debitur dijamin asuransi sehingga tidak terproteksi, pendapatan pelaku bisnis yang tidak menentu dan bergantung pada cuaca, jauhnya wilayah bisnis dari bank, dan terakhir kualitas SDM yang masih kurang.

Untuk mengatasi masalah tersebut, OJK bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meluncurkan program Jaring. Program ini diharapkan meningkatkan pembiayaan di sektor kelautan dan perikanan.

Program ini dilengkapi dengan buku petunjuk teknis berisi penyediaan data dan informasi terkait potensi bisnis dan peta risiko, value chain bisnis dan skim pembiayaan kepada sektor tersebut.

"Salah satu strategi pembangunan pemerintah yaitu melalui kemandirian dalam sektor maritim, OJK bersama KKP dan pemangku kepentingan memiliki tujuan menumbuhkembangkan bisnis dalam sektor kelautan dan perikanan sehingga bisa terus meningkat," harapnya.

Pada tahun ini pemerintah melalui delapan bank partner menargetkan penyaluran pembiayaan sektor kelautan dan perikanan mencapai Rp7,2 triliun atau rata-rata tumbuh 66,2%. Sementara, total pembiayaan delapan bank dan konsorsium IKNB hingga akhir tahun lalu sebesar Rp10,8 triliun.

Lebih jauh dia menyatakan, dengan komitmen tambahan pembiayaan tahun ini diharapkan bisa meningkatkan outstanding porsi pembiayaan perbankan pada sektor kelautan dan perikanan yang hingga akhir Desember 2014 mencapai Rp17,9 triliun atau sebesar 0,49% dari total pembiayaan perbankan nasional.

"Sementara itu pembiayaan IKNB kepada sektor tersebut pada 2014 mencapai Rp1,7 triliun atau 0,7% dari total pembiayaan IKNB," imbuh Muliaman.

Dari delapan bank partner, BRI yang menyalurkan kredit paling banyak untuk sektor kelautan dan perikanan pada tahun lalu yaitu Rp4,807 triliun. Kemudian Bank Mandiri sebesar Rp1,53 triliun, diikuti BNI Rp1,054 triliun.

Atas target outstanding Rp7,2 triliun, besaran penyaluran kredit tersebut dibagi-bagi kepada beberapa bank, BNI menambah outstanding porsi pembiayaan tahun ini sebesar Rp1 triliun, BRI senilai Rp2,5 triliun, BTPN senilai Rp50 miliar.

Kemudian, Bank Danamon sebesar Rp300 miliar, Bank Mandiri Rp1,25 triliun, Bank Permata sebesar Rp180 miliar, Bank Bukopin Rp81 miliar dan BPD Sulselbar Rp13 miliar. Sedangkan IKNB 2 asosiasi senilai Rp1,78 triliun.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7582 seconds (0.1#10.140)