Perekonomian Melambat, Bank Diimbau Turunkan Suku Bunga

Rabu, 27 Juli 2016 - 02:08 WIB
Perekonomian Melambat, Bank Diimbau Turunkan Suku Bunga
Perekonomian Melambat, Bank Diimbau Turunkan Suku Bunga
A A A
YOGYAKARTA - Bank Indonesia (BI) berharap perbankan segera mengikuti langkah mereka menurunkan suku bunga produk-produk masing-masing. BI menurunkan BI rate mereka untuk membangkitkan perekonomian bangsa Indonesia. Karena dengan penurunan BI Rate tersebut, sektor usaha semakin mengeliat lagi.

Kepala Perwakilan BI Yogyakarta, Arief Budi Santosa mengungkapkan, akhir bulan lalu BI kembali menurunkan suku bunga. Karena BI melihat ada celah di mana inflasi terjaga dengan baik. Tak hanya itu, mereka juga menganggap nilai tukar rupiah juga terjaga dengan baik. Karena kedua hal tersebut mampu mereka kendalikan, maka BI akhirnya kembali menurunkan BI rate. "Tujuannya adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," terangnya, Selasa (26/7/2016).

Dengan menurunkan suku bunga alias BI Rate, Arief berharap agar langkah tersebut diikuti oleh kalangan perbankan. Sebab, selama suku bunga diturunkan oleh kalangan perbankan maka kredit yang mereka keluarkan juga akan semakin besar. Jika kredit semakin besar maka kegiatan ekonomi akan semakin bertumbuh dan pendapatan masyarakat juga akan meningkat.

Selain menurunkan suku bunga, lanjutnya, BI juga telah mengendurkan Loan To Value (LTV) untuk kredit perumahan. Mengendurnya LTV tersebut harapannya juga akan semakin meningkatkan geliat sektor properti di Tanah Air. Sektor properti sebenarnya memiliki peran yang penting dalam menggerakkan perekonomian bangsa ini. Sebab, sektor properti mampu memberi efek domino cukup banyak dengan sektor lain.

Jika kedua hal tersebut diikuti oleh kalangan perbankan, maka secara umum perekonomian bangsa ini juga akan semakin menggeliat. Terlebih dana besar masih banyak tersebar di masyarakat belum dimanfaatkan secara maksimal.

Kebijakan amnesti pajak juga harus disikapi dengan hal yang berbeda oleh kalangan perbankan agar dana hasil pengampunan pajak juga terserap dengan baik. "Kami berharap memang bank segera menurunkan suku bunga pinjaman mereka," tandasnya.

Hanya saja, kemungkinan besar masih ada beberapa pihak yang belum akan menurunkan suku bunga kredit mereka. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) misalnya, mereka kemungkinan belum akan menurunkan suku bunga kredit karena mereka memiliki sistematika perhitungan tersendiri untuk tetap bertahan di industri perbankan saat ini.

Meskipun sekarang perbankan secara umum secara bertahap menurunkan suku bunga, sedangkan BPR belum, tetapi ia yakin BPR tidak akan mati. Karena BPR memiliki pangsa pasar tersendiri di Tanah Air. Mereka tidak akan khawatir ditinggalkan oleh nasabah karena telah memiliki nasabah tersendiri sehingga nanti tetap dapat bertahan. "BPR tidak akan terdampak karena mereka memiliki pangsa pasar sendiri," terangnya.

Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo), Ascar Setyiono mengakui, masih sulit saat ini untuk menurunkan suku bunga karena memang ada sektor-sektor biaya yang mereka keluarkan dengan nominal yang tinggi pula.

Dana nasabah yang mereka himpun saat ini juga masih harus dibayar dengan suku bunga sedikit lebih tinggi dibanding dengan suku bunga simpanan bank-bank umum lainnya. "Penurunan suku bunga memang sebuah keharusan. Tetapi itu baru akan dilakukan suatu saat nanti," tandasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7396 seconds (0.1#10.140)