Jumlah Perempuan dan Minoritas Jadi Pengusaha di AS Meningkat

Sabtu, 06 Agustus 2016 - 06:25 WIB
Jumlah Perempuan dan Minoritas Jadi Pengusaha di AS Meningkat
Jumlah Perempuan dan Minoritas Jadi Pengusaha di AS Meningkat
A A A
NEW JERSEY - Bisnis start-up di Amerika Serikat meningkat pada tahun ini. Menariknya, dalam laporan yang dirilis Kauffman Foundation, pertumbuhan start-up di negeri Abang Sam ditopang oleh meningkatnya pengusaha perempuan dan kaum minoritas.

Melansir CNBC, Jumat (5/8/2016), aktivitas start-up tahun 2016 meningkat dua kali dibandingkan tahun kemarin. Dimana pengusaha baru meningkat hampir 15% selama dua tahun terakhir atau sekitar 550.000 pemilik bisnis baru setiap bulan selama setahun.

Arnobio Morelix, peneliti senior di Kauffman Foundation menyebut kewirausahaan AS sejak 1996 terus berkembang biak dan ini merupakan hal menggembirakan, seiring dengan kondisi ekonomi global yang fluktuatif. “Hanya dua tahun lalu, kegiatan start-up berada pada titik terendah dalam 20 tahun,” tukasnya.

Menariknya, dari data tersebut, jumlah perempuan yang menjadi pengusaha meningkat pesat. Tahun ini tumbuh 40,6% pengusaha baru asal kaum hawa. Meski masih berada di bawah tingkat laki-laki yang mencapai 59,4%. “Pertumbuhan pengusaha perempuan ini tingkat tertinggi yang kita lihat sejak 1996 dan sangat signifikan,” kata Morelix kepada CNBC.

Tingginya angka perempuan menjadi pengusaha disinyalir karena rekan-rekan pria mereka tidak memberi mereka kesempatan bekerja resmi. Sehingga kaum hawa memiliki kesempatan menjadi pengusaha dengan memulai bisnis sendiri. “Kesempatan usaha” pada kaum perempuan mencapai 85% berbanding kaum pria yang hanya 78%.

Laporan Kauffman juga melansir bahwa kaum minoritas alias imigran mengalami peningkatan dramatis, dua kali lipat sejak tahun 1996 alias 20,8% dari semua pengusaha baru. Para pengusaha kaum pendatang ini didominasi oleh etnis Latino (keturunan Meksiko).

Sementara untuk tingkat usia, pertumbuhan pengusaha baru mayoritas berasal dari generasi milenial, yaitu generasi yang lahir rentang waktu 1980-awal 2000, dimana mereka sangat fasih teknologi karena lahir dan dibesarkan dengan internet dan piranti cerdas. Aktivitas pengusaha muda pada kelompok usia 20-34 tahun meningkat dibanding mereka yang berada di kelompok usia 35-44 tahun. Namun secara umum, kaum muda ini masih harus berjuang untuk mengambil lompatan kewirausahaan yang dimiliki oleh senior mereka.

“Utang mahasiswa yang meningkat dari waktu ke waktu mempengaruhi arus kas kaum muda. Ini adalah faktor fundamental yang mempengaruhi kewirausahaan di kalangan anak muda,” tulis laporan Kauffman.

Namun laporan Kauffman kontraproduktif dengan data terbaru dari Babson College. Laporan Babson yang dilansir Global Entrepreneurship Monitor, menemukan tingkat start-up di AS justru menurun sejak 2015 kemarin.

Perbedaan data ini menurut Global Entrepreneurship Monitor disebabkan oleh cara mengukur kewirausahaan dan penelitian yang keduanya lakukan. Data GEM menghitung pengusaha pemula termasuk mereka yang bekerja resmi (penuh waktu) sembari berbisnis. Sementara Kauffman menghitung bahwa pengusaha adalah individu yang meninggalkan pekerjaan resmi alias benar-benar berbisnis sendiri.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8406 seconds (0.1#10.140)