IMF: Ekonomi India Bisa Tumbuh Tercepat di Dunia

Kamis, 07 Mei 2015 - 14:23 WIB
IMF: Ekonomi India Bisa Tumbuh Tercepat di Dunia
IMF: Ekonomi India Bisa Tumbuh Tercepat di Dunia
A A A
WASHINGTON - International Monetary Fund (IMF) memperkirakan tingkat pertumbuhan ekonomi India naik menjadi 7,5% tahun ini dan menjadi salah satu pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia.

Berdasarkan outlook ekonomi regional wilayah Asia dan Pasifik IMF, raksasa ekonomi Asia lainnya yakni China sedang melambat dengan pertumbuhan PDB 6,8% pada 2015 dan diperkirakan turun pada 2016 menjadi 6,3%.

Seperti dikutip dari The Statesman, Kamis (7/5/2015), pertumbuhan di Asia dan Pasifik akan terus mengungguli seluruh dunia, dan diperkirakan akan tetap stabil di 5,6% pada 2015, dan pada 2016 diperkirakan akan turun tipis menjadi 5,5%.

Pertumbuhan akan didorong oleh permintaan domestik, didukung oleh pasar tenaga kerja yang sehat, suku bunga rendah, dan jatuhnya harga minyak. IMF menyerukan dorongan yang kuat untuk reformasi sebagian besar struktural.

Laporan ini mencatat bahwa selain meningkatkan kapasitas produktif, reformasi struktural dapat membantu menyeimbangkan kembali pertumbuhan terhadap konsumsi, yang tetap menjadi prioritas bagi beberapa negara utama Asia.

Reformasi tersebut meliputi langkah-langkah untuk mengatasi pasokan-kemacetan di India, BUMN, dan liberalisasi keuangan di China, dan inisiatif untuk meningkatkan produktivitas jasa, serta partisipasi angkatan kerja di Jepang.

Mempertahankan kebijakan fiskal dan moneter yang fleksibel untuk secara efektif mengelola permintaan agregat akan tetap penting di masa depan.

Laporan ini juga mencatat bahwa harga minyak yang lebih rendah telah memberikan kesempatan untuk melakukan reformasi fiskal untuk menurunkan subsidi energi, dan langkah-langkah yang telah diambil di sejumlah negara, termasuk India, Malaysia, dan Indonesia.

Selain itu, kebijakan keuangan dan makroprudensial harus terus mengatasi risiko sektor keuangan. Ini akan menjadi sangat penting untuk meningkatkan ketahanan terhadap guncangan, dan mengandung penumpukan risiko sistemik yang terkait dengan kondisi pergeseran keuangan, serta arus modal yang mudah menguap.

Asia, yang menyumbang hampir 40% dari output global, tetapi menyumbang hampir dua pertiga dari pertumbuhan global, akan tetap menjadi pemimpin pertumbuhan global.

Kebanyakan pembuat kebijakan di Asia ada mengatur suku bunga yang tepat dan kebijakan fiskal, meskipun risiko volatilitas keuangan baru dapat menjamin sikap kebijakan moneter agak ketat di beberapa negara.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2560 seconds (0.1#10.140)