Terbitkan Sukuk, Garuda Roadshow ke Lima Negara
A
A
A
TANGERANG - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) akan menerbitkan sukuk global senilai USD500 juta atau setara Rp6,55 triliun (kurs Rp13.100/USD) untuk reprofiling utang perseroan.
Direktur Keuangan Garuda Indonesia Ari Askhara menjelaskan, persetujuan emisi obligasi syariah global itu dilakukan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada hari ini.
"Mulai roadshow Senin, sudah setuju pemegang saham penerbitan dan strukturnya. Kita roadshow ke Uni Emirat Arab (Abu Dhabi dan Dubai), Hongkong, Singapura, Zurich, dan London, pulangnya Kamis, dua minggu lagi," ujarnya di Gedung Garuda City Center, Tangerang, Jumat (15/5/2015).
Dia menjelaskan, obligasi syariah tersebut direncanakan memiliki jangka waktu lima tahun, dengan tingkat bunga maksimum 6,9% per tahun.
"Perseroan akan mendirikan perusahaan di luar negeri sebagai penerbit sukuk. Bertindak selaku koordinator adalah National Bank of Abu Dhabi PJSC (NBAD) dengan joint structuring advisor NBAD dan Dubai Islamic Bank PJSC (DIB)," jelas Ari.
Hasil penerbitan Sukuk senilai, menurut Ari, akan digunakan untuk keperluan membiayai kegiatan usaha perseroan secara umum.
"Termasuk pembiayaan kembali atau refinancing utang perseroan yang ada saat ini," pungkasnya.
Sekadar informasi, per 31 Desember 2014, Garuda Indonesia memiliki utang jangka panjang sebesar USD964,7 juta. Dana hasil penerbitan sukuk akan digunakan untuk melakukan pembayaran sebagian utang jangka panjang perseroan dengan biaya yang lebih efisien.
(Baca: Akhirnya, Garuda Berhasil Cetak Laba di Kuartal I)
Direktur Keuangan Garuda Indonesia Ari Askhara menjelaskan, persetujuan emisi obligasi syariah global itu dilakukan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada hari ini.
"Mulai roadshow Senin, sudah setuju pemegang saham penerbitan dan strukturnya. Kita roadshow ke Uni Emirat Arab (Abu Dhabi dan Dubai), Hongkong, Singapura, Zurich, dan London, pulangnya Kamis, dua minggu lagi," ujarnya di Gedung Garuda City Center, Tangerang, Jumat (15/5/2015).
Dia menjelaskan, obligasi syariah tersebut direncanakan memiliki jangka waktu lima tahun, dengan tingkat bunga maksimum 6,9% per tahun.
"Perseroan akan mendirikan perusahaan di luar negeri sebagai penerbit sukuk. Bertindak selaku koordinator adalah National Bank of Abu Dhabi PJSC (NBAD) dengan joint structuring advisor NBAD dan Dubai Islamic Bank PJSC (DIB)," jelas Ari.
Hasil penerbitan Sukuk senilai, menurut Ari, akan digunakan untuk keperluan membiayai kegiatan usaha perseroan secara umum.
"Termasuk pembiayaan kembali atau refinancing utang perseroan yang ada saat ini," pungkasnya.
Sekadar informasi, per 31 Desember 2014, Garuda Indonesia memiliki utang jangka panjang sebesar USD964,7 juta. Dana hasil penerbitan sukuk akan digunakan untuk melakukan pembayaran sebagian utang jangka panjang perseroan dengan biaya yang lebih efisien.
(Baca: Akhirnya, Garuda Berhasil Cetak Laba di Kuartal I)
(rna)