Hipmi Berpeluang Pasok 20% Kebutuhan Kakao Nasional
A
A
A
JAKARTA - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) berpeluang dan siap memasok sebanyak 20% kebutuhan kakao nasional.
Pemerintah menargetkan produksi kakao nasional tahun ini mencapai 1 juta ton/tahun. Artinya, Ketua Badan Otonom Bidang Bisnis, Investasi dan UKM Badan Pengurus Pusat (BPP) Hipmi Hardini Puspasari mengatakan, anggota Hipmi berpeluang untuk memasok sekitar 200.000 ton/tahun untuk kebutuhan dalam negeri.
“Hipmi siap memasok 20% kebutuhan kakao nasional, mulai tahun 2015 ini,” ujar dia dalam rilsinya, Selasa (19/5/2015).
Hipmi optimistis dapat memasok sebagian kebutuhan kakao nasional didukung beberapa langkah yang telah dilakukan pemerintah sekaligus juga telah menjadi program unggulan Badan Otonom Bidang Bisnis, Investasi dan UKM BPP Hipmi.
Pertama, melalui gerakan nasional peningkatan produksi dan mutu kakao (Gernas Kakao), produksi biji kakao Indonesia bisa mencapai 1 juta ton pada 2015-2016. Sekaligus menempatkan Indonesia sebagai negara produsen terbesar ketiga di dunia.
Gernas Kakao merupakan salah satu strategi pemerintah untuk meningkatkan produktifitas tanaman dan mutu hasil Kakao nasional dengan mengoptimalkan seluruh pihak terkait dan sumber daya yang tersedia.
Kedua, peningkatan luas lahan tanaman Kakao yang terus ditambah, sehingga bisa berdampak signifikan terhadap kapasitas produksi Kakao. Hingga saat ini, luas lahan tanaman Kakao di Indonesia mencapai 1.732.641 hektare (ha).
“Kami berharap, pemerintah bisa mendukung ketersediaan lahan bagi tanaman Kakao yang digarap oleh anggota Hipmi. Target kami, hingga akhir tahun ini luas lahannya bisa mencapai sekitar 2 juta ha, sehingga target mencapai 200.000 ton/tahun, sangat optimis tercapai,” terang Hardini.
Ketiga, Hipmi akan terus berupaya meningkatkan daya saing produksi Kakao milik anggota Hipmi untuk bisa menjawab kebutuhan nasional, sekaligus kebutuhan dunia. Langkah intensifikasi dan ekstensifikasi tanaman Kakao akan ditingkatkan dengan metode pengembangan terbaik dan mengoptimalkan peran petani di lapangan.
Jika dari pasokan 200.000 ton per tahun itu saja, tambah dia, Hipmi bisa berkontribusi 30-40% terhadap pasokan dunia, maka akan semakin banyak petani yang meningkat kesejahteraannya.
Pemerintah menargetkan produksi kakao nasional tahun ini mencapai 1 juta ton/tahun. Artinya, Ketua Badan Otonom Bidang Bisnis, Investasi dan UKM Badan Pengurus Pusat (BPP) Hipmi Hardini Puspasari mengatakan, anggota Hipmi berpeluang untuk memasok sekitar 200.000 ton/tahun untuk kebutuhan dalam negeri.
“Hipmi siap memasok 20% kebutuhan kakao nasional, mulai tahun 2015 ini,” ujar dia dalam rilsinya, Selasa (19/5/2015).
Hipmi optimistis dapat memasok sebagian kebutuhan kakao nasional didukung beberapa langkah yang telah dilakukan pemerintah sekaligus juga telah menjadi program unggulan Badan Otonom Bidang Bisnis, Investasi dan UKM BPP Hipmi.
Pertama, melalui gerakan nasional peningkatan produksi dan mutu kakao (Gernas Kakao), produksi biji kakao Indonesia bisa mencapai 1 juta ton pada 2015-2016. Sekaligus menempatkan Indonesia sebagai negara produsen terbesar ketiga di dunia.
Gernas Kakao merupakan salah satu strategi pemerintah untuk meningkatkan produktifitas tanaman dan mutu hasil Kakao nasional dengan mengoptimalkan seluruh pihak terkait dan sumber daya yang tersedia.
Kedua, peningkatan luas lahan tanaman Kakao yang terus ditambah, sehingga bisa berdampak signifikan terhadap kapasitas produksi Kakao. Hingga saat ini, luas lahan tanaman Kakao di Indonesia mencapai 1.732.641 hektare (ha).
“Kami berharap, pemerintah bisa mendukung ketersediaan lahan bagi tanaman Kakao yang digarap oleh anggota Hipmi. Target kami, hingga akhir tahun ini luas lahannya bisa mencapai sekitar 2 juta ha, sehingga target mencapai 200.000 ton/tahun, sangat optimis tercapai,” terang Hardini.
Ketiga, Hipmi akan terus berupaya meningkatkan daya saing produksi Kakao milik anggota Hipmi untuk bisa menjawab kebutuhan nasional, sekaligus kebutuhan dunia. Langkah intensifikasi dan ekstensifikasi tanaman Kakao akan ditingkatkan dengan metode pengembangan terbaik dan mengoptimalkan peran petani di lapangan.
Jika dari pasokan 200.000 ton per tahun itu saja, tambah dia, Hipmi bisa berkontribusi 30-40% terhadap pasokan dunia, maka akan semakin banyak petani yang meningkat kesejahteraannya.
(rna)