Bulog Kebut Serapan Beras hingga September
A
A
A
JAKARTA - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) akan mengebut serapan beras petani selama dua bulan mendatang, mulai Agustus hingga September saat musim panen. Selama 2015, serapan beras Bulog baru mencapai 1,7 juta ton dengan stok sebesar 1,5 juta ton.
Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti menuturkan, pihaknya telah meminta tim turun ke seluruh daerah untuk menyerap beras petani sebesar 1 juta ton. Sebab, Bulog berkeinginan memiliki stok 2,5 juta ton sebagai penyangga (buffer stock) hingga enam bulan ke depan.
"Kenapa 2,5 juta ton. Karena saya ingin punya beras premium. Karena sebagian besar konsumen kita kan konsumen premium," ujarnya di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (27/7/2015).
Djarot mengakui, saat ini pengendali beras nasional terdapat di Pasar Induk Beras Cipinang. Beras yang digelontorkan setiap hari mencapai 2.500 hingga 3.000 ton per hari atau sekitar 75.000 hingga 90.000 ton per bulan.
"Dengan cadangan sebagian, maka saya harus kirim ke daerah untuk menutup kalau ada gejolak. Contohnya, 100 ribu ton per bulan. Artinya, kalau saya harus menahan ketersediaan lima bulan dengan memenuhi pasar Cipinang dan daerah kurang 100 ribu ton per bulan, maka akan butuh 500 ribu ton per bulan. Sebab itu, saya berharap punya beras premium 500 ribu ton," ungka dia.
Pihaknya bersama Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman akan melakukan upaya untuk meminimalisir kemungkinan terjadi musibah gagal panen.
"Kalau bicara masalah kekeringan, saya tidak punya komentar karena saya tidak punya kemampuan teknis. Saya bersama Pak Mentan dengan segala upayanya akan mencoba meminimalisir kemungkinan terjadi musibah gagal panen. Pasti beliau sudah punya (cara)," pungkas Djarot.
Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti menuturkan, pihaknya telah meminta tim turun ke seluruh daerah untuk menyerap beras petani sebesar 1 juta ton. Sebab, Bulog berkeinginan memiliki stok 2,5 juta ton sebagai penyangga (buffer stock) hingga enam bulan ke depan.
"Kenapa 2,5 juta ton. Karena saya ingin punya beras premium. Karena sebagian besar konsumen kita kan konsumen premium," ujarnya di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (27/7/2015).
Djarot mengakui, saat ini pengendali beras nasional terdapat di Pasar Induk Beras Cipinang. Beras yang digelontorkan setiap hari mencapai 2.500 hingga 3.000 ton per hari atau sekitar 75.000 hingga 90.000 ton per bulan.
"Dengan cadangan sebagian, maka saya harus kirim ke daerah untuk menutup kalau ada gejolak. Contohnya, 100 ribu ton per bulan. Artinya, kalau saya harus menahan ketersediaan lima bulan dengan memenuhi pasar Cipinang dan daerah kurang 100 ribu ton per bulan, maka akan butuh 500 ribu ton per bulan. Sebab itu, saya berharap punya beras premium 500 ribu ton," ungka dia.
Pihaknya bersama Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman akan melakukan upaya untuk meminimalisir kemungkinan terjadi musibah gagal panen.
"Kalau bicara masalah kekeringan, saya tidak punya komentar karena saya tidak punya kemampuan teknis. Saya bersama Pak Mentan dengan segala upayanya akan mencoba meminimalisir kemungkinan terjadi musibah gagal panen. Pasti beliau sudah punya (cara)," pungkas Djarot.
(izz)