Wall Street Tertekan Devaluasi Yuan

Rabu, 12 Agustus 2015 - 07:52 WIB
Wall Street Tertekan...
Wall Street Tertekan Devaluasi Yuan
A A A
NEW YORK - Indeks saham di Wall Street pada Selasa waktu setempat tertekan karena devaluasi mata uang China, yuan memberi imbas negatif ke perusahaan dengan eksposur besar ke negara itu, yang menambah kekhawatiran tentang prospek ekonomi global.

Perusahaan yang melakukan ekspor besar ke China, yakni Apple yang dikhawatirkan akan mempengaruhi permintaan iPhones di sana. Saham Apple Inc. (AAPL.O) anjlok 5,2% menjadi berakhir pada USD113,54, persentase penurunan harian terbesar sejak Januari 2014, membuat saham ini menjadi hambatan terbesar pada tiga indeks utama di Amerika Serikat (AS).

Selain itu, saham Caterpillar (CAT.N) turun 2,6% menjadi 78,04 dan saham Yum Brands (YUM.N) anjlok 4,9% menjadi USD83,54 dan saham General Motors (GM.N) kehilangan 3,5% menjadi USD30,83, meskipun devaluasi yuan berdampak terbatas pada bisnisnya.

"Jelas, devaluasi ini sepertinya menunjukkan ada banyak kelemahan, dan transaksi perdagangkan tipis sekarang," kata Kepala Investasi di North Star Investment Management Corp Eric Kuby, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (12/8/2015).

Kebijakan mata uang China tersebut juga mendorong harga tembaga dan aluminium ke posisi terendah enam tahun, dan sektor bahan baku di indeks S&P (SPLRCM) turun 1,9%, memimpin penurunan di indeks ini, dengan saham Freeport-McMoRan (FCX.N) merosot 12,3% menjadi USD10,22.

Dow Jones Industrial Average ditutup turun 212,33 poin atau 1,21% ke 17.402,84; indeks S&P 500 kehilangan 20,11 poin atau 0,96% ke 2.084,07; dan Nasdaq Composite turun 65,01 poin atau 1,27% ke 5.036,79.

Sekitar 7,1 miliar saham ditransaksikan di bursa AS, di atas rata-rata harian sepanjang bulan ini sebanyak 6,9 miliar saham.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1228 seconds (0.1#10.140)