Korea Selatan Pertahankan Suku Bunga Selama Tiga Bulan

Jum'at, 11 September 2015 - 14:53 WIB
Korea Selatan Pertahankan...
Korea Selatan Pertahankan Suku Bunga Selama Tiga Bulan
A A A
SEOUL - Bank Sentral Korea Selatan (Bank of Korea/BOK) mempertahankan suku bunga acuan selama tiga bulan di tengah perlambatan ekonomi China dan pergeseran kebijakan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).

Keputusan untuk menahan suku bunga pada rekor rendah 1,5% telah diperkirakan oleh 16 dari 18 ekonom yang disurvei Bloomberg. Yang lainnya memperkirakan akan dilakukan pemangkasan menjadi 1,25%.

Perlambatan China membatasi permintaan untuk ekspor Korea karena prospek kenaikan suku bunga Fed menambah ketidakpastian dan volatilitas pasar.

Empat kali penurunan suku bunga oleh BOK sejak Agustus 2014 telah gagal mendorong pertumbuhan, dengan ekonomi hanya berkembang 0,3% pada kuartal kedua dan inflasi tinggal di bawah 1% sepanjang tahun ini.

"Saya pikir dewan memutuskan dengan suara bulat untuk menahan suku bunga karena mereka ingin mengecek apa yang Fed putuskan bulan ini. Gubernur tampaknya tidak berpikir untuk penurunan suku bunga lain, tetapi berharap pasar akan bertahan selama berlanjutnya pelemahan data ekonomi," kata analis di KB Investment & Securities Co Kim Sang Hoon, seperti dilansir dari Bloomberg, Jumat (11/9/2015).

Sementara The Fed akan mengumumkan keputusan kebijakan berikutnya pada 17 September mendatang. Adapun, bank sentral Korea dalam laporannya menyatakan, ekonomi secara bertahap akan membaik dalam beberapa bulan mendatang, meskipun ketidakpastian seperti perlambatan pertumbuhan di China dan ketidakstabilan di negara berkembang.

"Tingkat suku bunga saat ini mendukung kegiatan ekonomi Korea Selatan. Saya tidak berpikir ekonomi Korea akan melambat mendekati 2%," kata Gubernur BOK Lee Ju Yeol.

Dia menuturkan, ekspor Korea meski tetap lamban tetapi indikator ekonomi domestik termasuk konsumsi menunjukkan perbaikan. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi sejauh kuartal ini sebagian besar sejalan dengan proyeksi bank sentral pada Juli lalu. Bank sentral memperkirakan ekspansi 2,8% pada 2015, lebih tinggi dari estimasi analis sebesar 2,6%.

Morgan Stanley menyatakan dalam laporan bulan ini bahwa China telah menjadi hambatan terhadap pertumbuhan ekonomi Korea, setelah menjadi penggerak utama selama dekade terakhir. Data Kementerian Perdagangan Korea Selatan menunjukkan, ekspor ke China menyumbang seperempat dari ekspor Korea tahun ini.

Penjualan luar negeri Korea telah jatuh setiap bulannya tahun ini, dengan penurunan 14,7% pada Agustus dan menjadi terbesar sejak 2009. Ekspor tiba-tiba menyusut dari bulan sebelumnya sejak Juli.

Menteri Keuangan Korea Selatan Choi Kyung Hwan mengatakan, perlambatan ekonomi China memiliki dampak yang sangat besar di Korea. Kinerja ekspor Korea gagal membaik meskipun won melemah 5,7% terhadap dolar Amerika Serikat (USD) dan 7% terhadap yen sejak akhir Juni.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6044 seconds (0.1#10.140)