BI Minta Perbankan Tidak Pungut Biaya Antarbank
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) terus mendorong penggunaan uang nontunai (e-money) di segmen masyarakat menengah ke bawah. Untuk mendorong itu, BI meminta perbankan menghapus biaya transaksi antarbank demi penetrasi e-money yang lebih luas.
Direktur Program Elektronifikasi dan Inklusi Keuangan BI, Pungky Purnomo Wibowo mengatakan, pihaknya menginginkan perbankan tidak memungut biaya antarbank. Untuk itu, BI akan mendorong upaya interkoneksi uang elektronik atau interoperability. Sebab, biaya tambahan tersebut akan menghambat penetrasi penggunaan e-money di masyarakat kecil.
"Interoperability antarbank harus ditingkatkan. Penggunaan e-money di masyarakat kelas bawah pasti batasnya kecil. Sehingga harusnya bisa transfer pengiriman tanpa biaya atau transfer cash out di lembaga keagenan lebih banyak lagi. Kami pertimbangkan satu alat yang tidak ada biaya tambahan dan lainnya, tapi yang pasti e-money terkait transfer tidak boleh ada biaya," ujar Pungky dalam kegiatan edukasi di Pacitan, Jawa Timur, Sabtu (10/10/2015).
Dia juga menekankan pentingnya edukasi yang harus terus dilakukan. Karena menurutnya percuma apabila bank punya agen untuk e-money namun tidak membentuk ekosistem pengguna. Seperti segmen pedagang yang masyarakatnya harus terus dibentuk.
"Karena itu, financial literacy harus ditingkatkan namun di sisi lain industri pasti akan berat. Karena mereka harus menyisihkan keuntungan dari transaksi untuk melakukan edukasi masyarakat. Namun BI juga berikan contoh sosialisasi dengan wayang kulit bersama industri perbankan juga," tandasnya.
Direktur Program Elektronifikasi dan Inklusi Keuangan BI, Pungky Purnomo Wibowo mengatakan, pihaknya menginginkan perbankan tidak memungut biaya antarbank. Untuk itu, BI akan mendorong upaya interkoneksi uang elektronik atau interoperability. Sebab, biaya tambahan tersebut akan menghambat penetrasi penggunaan e-money di masyarakat kecil.
"Interoperability antarbank harus ditingkatkan. Penggunaan e-money di masyarakat kelas bawah pasti batasnya kecil. Sehingga harusnya bisa transfer pengiriman tanpa biaya atau transfer cash out di lembaga keagenan lebih banyak lagi. Kami pertimbangkan satu alat yang tidak ada biaya tambahan dan lainnya, tapi yang pasti e-money terkait transfer tidak boleh ada biaya," ujar Pungky dalam kegiatan edukasi di Pacitan, Jawa Timur, Sabtu (10/10/2015).
Dia juga menekankan pentingnya edukasi yang harus terus dilakukan. Karena menurutnya percuma apabila bank punya agen untuk e-money namun tidak membentuk ekosistem pengguna. Seperti segmen pedagang yang masyarakatnya harus terus dibentuk.
"Karena itu, financial literacy harus ditingkatkan namun di sisi lain industri pasti akan berat. Karena mereka harus menyisihkan keuntungan dari transaksi untuk melakukan edukasi masyarakat. Namun BI juga berikan contoh sosialisasi dengan wayang kulit bersama industri perbankan juga," tandasnya.
(dmd)