BKPM: China Masuk Lima Besar Sumber Investasi RI
A
A
A
JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, China kini telah masuk dalam lima besar sumber investasi di Indonesia. Tingginya minat investasi China pun perlahan mulai direalisasikan.
Pada kuartal III/2015, China menduduki peringkat ke lima dengan nilai realisiasi investasi mencapai USD245,75 juta, dan dengan jumlah proyek mencapai 300 proyek.
Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, nilai realisasi investasi tersebut naik 151% dari periode sama tahun sebelumnya yang berada di level USD97,5 juta.
"Naiknya realisasi China ini menarik karena selama ini dari sisi komitmen mereka memang selalu tinggi, namun dalam proses realisasinya rendah. Rasio komitmen dan realisasi masih rendah di kisaran 10%,” ujarnya dalam rilis di, Jakarta, Sabtu (24/10/2015).
Dari data yang dirilis oleh BKPM, lima besar negara dengan realisasi investasi terbesar adalah Singapura USD1,24 miliar; Jepang USD917 juta; Belanda USD494 juta; Malaysia USD322 juta dan China USD245 juta.
Menurutnya, naiknya realisasi investasi China tersebut merupakan sesuatu yang positif dan menunjukkan bahwa upaya-upaya untuk menyakinkan yang dilakukan pemerintah mulai membuahkan hasil.
"BKPM sendiri telah memiliki marketing officer khusus untuk mengawal minat investasi dari China, selain itu dari sisi perencanaan kami juga berencana untuk membuka kantor perwakilan promosi investasi di China," tutur dia.
Investasi China dalam kurun periode kuartal III/2015 tersebut masuk ke primer seperti tanaman pangan dan perkebunan dengan jumlah investasi mencapai USD92 juta, diikuti sektor industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik dengan jumlah investasi mencapai USD57 juta, serta industri makanan mencapai USD41 juta.
Sedangkan untuk lokasi, masih didominasi Kalimantan Selatan dengan nilai investasi mencapai USD132,3 juta, diikuti DKI Jakarta dengan nilai investasi USD38,4 juta dan Sulawesi Tenggara USD27,9 juta.
"Jadi masih dengan semangat Indonesia sentris mendorong investasi di luar Jawa sehingga sebaran investasi bisa dapat terdistribusikan dengan baik," tandas Franky. (lly)
Pada kuartal III/2015, China menduduki peringkat ke lima dengan nilai realisiasi investasi mencapai USD245,75 juta, dan dengan jumlah proyek mencapai 300 proyek.
Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, nilai realisasi investasi tersebut naik 151% dari periode sama tahun sebelumnya yang berada di level USD97,5 juta.
"Naiknya realisasi China ini menarik karena selama ini dari sisi komitmen mereka memang selalu tinggi, namun dalam proses realisasinya rendah. Rasio komitmen dan realisasi masih rendah di kisaran 10%,” ujarnya dalam rilis di, Jakarta, Sabtu (24/10/2015).
Dari data yang dirilis oleh BKPM, lima besar negara dengan realisasi investasi terbesar adalah Singapura USD1,24 miliar; Jepang USD917 juta; Belanda USD494 juta; Malaysia USD322 juta dan China USD245 juta.
Menurutnya, naiknya realisasi investasi China tersebut merupakan sesuatu yang positif dan menunjukkan bahwa upaya-upaya untuk menyakinkan yang dilakukan pemerintah mulai membuahkan hasil.
"BKPM sendiri telah memiliki marketing officer khusus untuk mengawal minat investasi dari China, selain itu dari sisi perencanaan kami juga berencana untuk membuka kantor perwakilan promosi investasi di China," tutur dia.
Investasi China dalam kurun periode kuartal III/2015 tersebut masuk ke primer seperti tanaman pangan dan perkebunan dengan jumlah investasi mencapai USD92 juta, diikuti sektor industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik dengan jumlah investasi mencapai USD57 juta, serta industri makanan mencapai USD41 juta.
Sedangkan untuk lokasi, masih didominasi Kalimantan Selatan dengan nilai investasi mencapai USD132,3 juta, diikuti DKI Jakarta dengan nilai investasi USD38,4 juta dan Sulawesi Tenggara USD27,9 juta.
"Jadi masih dengan semangat Indonesia sentris mendorong investasi di luar Jawa sehingga sebaran investasi bisa dapat terdistribusikan dengan baik," tandas Franky. (lly)
(dmd)