Arus Investasi Wujudkan Kemandirian Ekonomi RI

Sabtu, 07 November 2015 - 23:18 WIB
Arus Investasi Wujudkan...
Arus Investasi Wujudkan Kemandirian Ekonomi RI
A A A
JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan, peningkatan arus realisasi investasi domestik dan asing memiliki dampak positif terhadap upaya pemerintah untuk mewujudkan kemandirian ekonomi Indonesia.

Kepala BKPM Franky Sibarani menuturkan bahwa pihaknya telah menetapkan sektor- sektor prioritas yang dinilai mampu mendorong terjadinya transformasi ekonomi, dari sebelumnya berbasis konsumsi menjadi perekonomian yang berbasis produksi. BKPM mendorong peningkatan investasi yang dapat mendukung adanya percepatan transformasi dari ekonomi berbasis konsumsi menjadi ekonomi berbasis produksi.

"Salah satu strategi yang dilakukan BKPM adalah penetapan sektor-sektor prioritas yang dapat mendukung transformasi menjadi perekonomian berbasis produksi," katanya seperti dalam rilis yang diterima Sindonews di Jakarta, Sabtu (7/11/2015).

Adapun sektor yang ditetapkan BKPM sebagai sektor prioritas sepanjang 2015 antara lain sektor infrastruktur, sektor pertanian termasuk peternakan, sektor maritim terutama sektor pengolahan ikan dan galangan kapal. Selain itu untuk industri, yaitu industri padat karya, industri substitusi impor, industri orientasi ekspor, dan hilirisasi sumberdaya mineral, serta sektor pariwisata dan kawasan.

"Investasi sektor industri, dengan empat sub sektor di dalamnya diharapkan dapat menjadi penopang terwujudnya ekonomi berbasis produksi," imbuh dia.

Secara umum, sambungnya, realisasi investasi Januari-September 2015 naik 16,7% menjadi sebesar Rp400 triliun dibanding periode sama tahun sebelumnya. "Arah investasi juga menguatkan perekonomian bersifat Indonesia sentris, di mana proporsi
investasi luar Jawa sebesar Rp180,7 triliun atau 45,2% naik dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp149,4 triliun atau 43,6%," tutur dia.

Franky berharap, peningkatan realisasi investasi dapat mendorong adanya peningkatan ekspor sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor. Dengan demikian, akan memberikan dampak positif terhadap neraca perdagangan Indonesia.

"Sektor-sektor industri seperti tekstil dan produk tekstil, kertas, alas kaki, dan pengolahan minyak kelapa sawit menyumbang porsi yang cukup besar kepada nilai ekspor Indonesia," ungkapnya.

Menurut Franky, sektor-sektor industri seperti baja, serat rayon, dan kimia dasar juga memroduksi barang-barang yang selama ini harus didatangkan dari luar negeri, sehingga dapat mengurangi ketergantungan Indonesia kepada impor.

"Selain berkontribusi pada peningkatan nilai ekspor dan mengurangi ketergantungan impor, investasi dapat dirasakan langsung oleh masyarakat melalui penyerapan tenaga kerja maupun bergeraknya ekonomi masyarakat sekitar lokasi investasi," tandasnya.

Sebagai gambaran, pada periode Januari–September 2015, investasi langsung menyerap tenaga kerja sebesar 1.059.734 tenaga kerja. Sektor industri sendiri menyerap 661.630 tenaga kerja, atau 62,4% dari total angka serapan tenaga kerja. Sedangkan industri padat karya menyerap 322.941 tenaga kerja langsung, atau 30,5% dari total serapan tenaga kerja.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9220 seconds (0.1#10.140)