ESDM: Harga Saham Freeport Tak Semahal Gudang Garam
A
A
A
JAKARTA - Polemik pengurangan (divestasi) saham PT Freeport Indonesia masih terus berlangsung, termasuk berapa harga saham yang akan ditawarkan perusahaan tambang raksasa asal Amerika Serikat (AS) tersebut.
Dirjen Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Bambang Gatot Aryono mengemukakan, jika Freeport Indonesia jadi melakukan penawaran umum saham perdana (IPO), harganya bisa tidak lebih mahal dari PT Gudang Garam Tbk (GGRM).
"Belum tentu lebih besar dari Gudang Garam, memang aset Gudang Garam berapa? Lebih kecil dari Freeport?" ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Minggu (8/11/2015).
Sementara, Bambang menjelaskan, tidak ada penundaan proses revisi Peraturan Pemerintah Nomor 77 tahun 2014 terkait pengurangan (divestasi) saham Freeport Indonesia. "Tidak ada ditunda, dimana ditunda? Pemerintah akan bahas apakah harga sahamnya akan fair apa enggak," katanya.
Pemerintah, lanjut dia, masih akan menunggu berapa harga yang ditawarkan oleh perusahaan tambang raksasa asal Negeri Paman Sam itu.
(Baca: Bos BEI Ngarep Freeport Mau IPO)
Dia menyebutkan, setelah Frepoort Indonesia menawarkan harganya, pemerintah akan membahas angka itu sudah pas atau belum. (Baca: BEI Serahkan Aturan Pembatasan Saham Freeport ke OJK)
"Freeport tawarkan harga sahamnya yang akan jadi sebanyak 10,64%. Ketika harganya nanti ditawarkan, nanti kita bahas harga fairnya berapa, besar tawarannya akan berapa," tandasnya. (Baca: Freeport Sudah Punya Pilihan IPO di BEI sejak 1991)
Sekadar informasi, harga saham GGRM termasuk salah satu yang termahal di BEI. Pada penutupan akhir pekan lalu, harga saham emiten rokok ini dibuka di level Rp48.000/saham dan ditutup di level Rp48.100/saham.
Dirjen Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Bambang Gatot Aryono mengemukakan, jika Freeport Indonesia jadi melakukan penawaran umum saham perdana (IPO), harganya bisa tidak lebih mahal dari PT Gudang Garam Tbk (GGRM).
"Belum tentu lebih besar dari Gudang Garam, memang aset Gudang Garam berapa? Lebih kecil dari Freeport?" ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Minggu (8/11/2015).
Sementara, Bambang menjelaskan, tidak ada penundaan proses revisi Peraturan Pemerintah Nomor 77 tahun 2014 terkait pengurangan (divestasi) saham Freeport Indonesia. "Tidak ada ditunda, dimana ditunda? Pemerintah akan bahas apakah harga sahamnya akan fair apa enggak," katanya.
Pemerintah, lanjut dia, masih akan menunggu berapa harga yang ditawarkan oleh perusahaan tambang raksasa asal Negeri Paman Sam itu.
(Baca: Bos BEI Ngarep Freeport Mau IPO)
Dia menyebutkan, setelah Frepoort Indonesia menawarkan harganya, pemerintah akan membahas angka itu sudah pas atau belum. (Baca: BEI Serahkan Aturan Pembatasan Saham Freeport ke OJK)
"Freeport tawarkan harga sahamnya yang akan jadi sebanyak 10,64%. Ketika harganya nanti ditawarkan, nanti kita bahas harga fairnya berapa, besar tawarannya akan berapa," tandasnya. (Baca: Freeport Sudah Punya Pilihan IPO di BEI sejak 1991)
Sekadar informasi, harga saham GGRM termasuk salah satu yang termahal di BEI. Pada penutupan akhir pekan lalu, harga saham emiten rokok ini dibuka di level Rp48.000/saham dan ditutup di level Rp48.100/saham.
(dmd)