Euro Tertekan, Rupiah Dibuka 'Ngegas'
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini dibuka kembali 'ngegas', di tengah tertekannya euro terhadap USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.576/USD, menguat 43 poin dari posisi kemarin di level Rp13.619/USD.
Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah berada pada posisi Rp13.577/USD. Posisi tersebut terapresiasi 31 poin dibanding posisi kemarin di Rp13.608/USD. (Baca: Meski Rupiah Potensi Reli, Waspadai Pembalikan Arah)
Rupiah berdasarkan data Bloomberg dibuka pada level Rp13.594/USD dan pada pukul 10.00 WIB bergeser ke level Rp13.568/USD. Posisi itu positif dibanding penutupan sebelumnya di level Rp13.619/USD.
Sementara USD menguat terhadap euro. Melemahnya euro karena ketidakpastian politik di Portugal memberikan alasan untuk melakukan aksi jual di pasar.
Mata uang zona Eropa itu terakhir berada pada 1,0724/USD, setelah meluncur di bawah 1,0700 untuk kali pertama dalam lebih dari enam bulan, semalam. Posisi itu jatuh sejauh 1,0674 setelah melewati koreksi pada Jumat pekan lalu di 1,0704.
Investor membidik euro setelah pemerintah minoritas Portugal runtuh karena partai sayap kiri menggulingkan penguasa. Ini adalah langkah pertama terhadap pemerintah terpilih sejak akhir kediktatoran pada 1974.
"Sementara ketidakpastian politik di Portugal bukan pertanda baik untuk euro, Yunani sepertinya tidak dalam skenario. Latar belakang fiskal Portugal jauh lebih mudah ditangani daripada Yunani," kata senior strategi mata uang di Commonwealth Bank Elias Haddad, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (11/11/2015).
Sebaliknya, dia menambahkan bahwa proyeksi lebih pada Bank Sentral Eropa (ECB) yang akan melanjutkan kebijakan moneter untuk menjaga euro di bawah tekanan. Sebaliknya, ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga AS pada Desember untuk kali pertama dalam hampir satu dekade mendukung USD.
Dengan euro di bawah tekanan, indeks USD kembali di atas level tinggi pada 99,345, mendekati rekor tujuh bulan pada 99,504 dan terakhir berada di 99,168. Terhadap yen, USD berada pada123,19, mendekati rekor 2,5 bulan di 123,60 pada Senin lalu. Euro terhadap yen berada pada 132.00, menjauh dari palung enam bulan di 131,45 pada akhir pekan lalu.
Sementara mata uang komoditas, seperti dolar Australia dan Selandia Baru mendekati posisi terendah satu bulan karena investor menunggu data lain China. Dolar Australia berada di 0,7030/USD, sementara dolar Selandia Baru berada di 0,6533/USD. Kedua mata uang ini tidak jauh dari posisi terendah satu bulan, masing-masing pada 0,7016 dan 0,6499/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.576/USD, menguat 43 poin dari posisi kemarin di level Rp13.619/USD.
Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah berada pada posisi Rp13.577/USD. Posisi tersebut terapresiasi 31 poin dibanding posisi kemarin di Rp13.608/USD. (Baca: Meski Rupiah Potensi Reli, Waspadai Pembalikan Arah)
Rupiah berdasarkan data Bloomberg dibuka pada level Rp13.594/USD dan pada pukul 10.00 WIB bergeser ke level Rp13.568/USD. Posisi itu positif dibanding penutupan sebelumnya di level Rp13.619/USD.
Sementara USD menguat terhadap euro. Melemahnya euro karena ketidakpastian politik di Portugal memberikan alasan untuk melakukan aksi jual di pasar.
Mata uang zona Eropa itu terakhir berada pada 1,0724/USD, setelah meluncur di bawah 1,0700 untuk kali pertama dalam lebih dari enam bulan, semalam. Posisi itu jatuh sejauh 1,0674 setelah melewati koreksi pada Jumat pekan lalu di 1,0704.
Investor membidik euro setelah pemerintah minoritas Portugal runtuh karena partai sayap kiri menggulingkan penguasa. Ini adalah langkah pertama terhadap pemerintah terpilih sejak akhir kediktatoran pada 1974.
"Sementara ketidakpastian politik di Portugal bukan pertanda baik untuk euro, Yunani sepertinya tidak dalam skenario. Latar belakang fiskal Portugal jauh lebih mudah ditangani daripada Yunani," kata senior strategi mata uang di Commonwealth Bank Elias Haddad, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (11/11/2015).
Sebaliknya, dia menambahkan bahwa proyeksi lebih pada Bank Sentral Eropa (ECB) yang akan melanjutkan kebijakan moneter untuk menjaga euro di bawah tekanan. Sebaliknya, ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga AS pada Desember untuk kali pertama dalam hampir satu dekade mendukung USD.
Dengan euro di bawah tekanan, indeks USD kembali di atas level tinggi pada 99,345, mendekati rekor tujuh bulan pada 99,504 dan terakhir berada di 99,168. Terhadap yen, USD berada pada123,19, mendekati rekor 2,5 bulan di 123,60 pada Senin lalu. Euro terhadap yen berada pada 132.00, menjauh dari palung enam bulan di 131,45 pada akhir pekan lalu.
Sementara mata uang komoditas, seperti dolar Australia dan Selandia Baru mendekati posisi terendah satu bulan karena investor menunggu data lain China. Dolar Australia berada di 0,7030/USD, sementara dolar Selandia Baru berada di 0,6533/USD. Kedua mata uang ini tidak jauh dari posisi terendah satu bulan, masing-masing pada 0,7016 dan 0,6499/USD.
(rna)