USD Defensif Atas Yen, Rupiah Dibuka Negatif

Jum'at, 13 November 2015 - 10:18 WIB
USD Defensif Atas Yen,...
USD Defensif Atas Yen, Rupiah Dibuka Negatif
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini dibuka negatif, di tengah defensifnya USD terhadap yen.

Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.633/USD, melemah 58 poin dari posisi kemarin di level Rp13.575/USD.

Rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas berada pada level Rp13.632/USD. Posisi itu terkoreksi 18 poin dibanding sebelumnya pada level Rp12.614/USD. (Baca: Rupiah Diprediksi Rentan Balik Arah Melemah)

Rupiah berdasarkan data Bloomberg dibuka pada level Rp13.611/USD dan pda pukul 10.00 WIB bergeser ke level Rp13.632/USD. Posisi itu terdepresiasi dibanding penutupan sebelumnya di level Rp13.597/USD.

Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah berada pada posisi Rp13.619/USD. Posisi tersebut negatif 27 poin dibanding posisi kemarin di Rp13.592/USD.

Sementara USD defensif terhadap euro dan yen pada hari ini karena risk appetite surut di tengah melemahnya pasar saham. USD terhadap yen berada pada 122,60, setelah bergerak terbatas selama tiga hari berturut-turut dan koreksi pada Kamis.

Posisi tersebut naik ke level tinggi 2,5 bulan ke 123,60 di awal pekan setelah data pekerjaan AS meningkat, yang meningkatkan prospek kenaikan suku bunga AS pada Desember 2015. USD juga melemah terhadap franc Swiss, di mana USD terkoreksi terhadap safe haven, seperti franc dan yen ketika riks appetite investor melemah.

Wall Street berada pada sesi terburuk dalam lebih dari satu bulan semalam karena melemahnya harga komoditas dan komentar Gubernur The Fed New York William Dudley yang memberikan mengisyaratkan kenaikan suku bunga kian mendekat. (Baca: Wall Street Jatuh Terdalam Sejak September karena Harga Komoditas)

"Prospek kenaikan suku bunga Desember awalnya mendukung USD, seperti yang terlihat dalam reli awal pekan ini karena memberi sinyal lonjakan aset berisiko. Tapi USD sebagai aset berisiko mulai menunjukkan reaksi negatif terhadap potensi kenaikan suku bunga yang lebih tinggi," kata analis pasar di IG Securities Junichi Ishikawa, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (13/11/2015).

Sementara euro sedikit berubah menjadi 1,0806/USD setelah tenggelam ke level 1,0691 karena komentar Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi, yang menyatakan bahwa menguatnya mata uang sejak Mei sebagai salah satu pendorong melemahnya prospek inflasi.

Dolar Australia, yang melonjak pada Kamis berkat laporan tenaga kerjanya menguat jauh dari perkiraan. Dolar Australia naik 0,1% menjadi 0,7134/USD setelah menguat lebih dari 1% pada Kamis.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0794 seconds (0.1#10.140)