Australia Jajaki Investasi Perkapalan Rp162 Miliar
A
A
A
JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengidentifikasi adanya minat investasi dari investor Australia terhadap sektor perkapalan di Tanah Air.
Industri galangan kapal di Tasmania, Australia menyampaikan minatnya setelah dipertemukan dalam Indonesia Investment Promotion Center dengan perusahaan swasta nasional dalam acara one on one meeting di Hobart, Tasmania. Hasilnya kedua belah pihak sepakat untuk menjajaki kerja sama investasi senilai USD12 juta atau setara Rp162 miliar (kurs Rp13.500/uSD).
“Misi investasi BKPM mencatatkan beberapa capaian utama, di antaranya pertemuan dengan salah satu pioner industri galangan kapal Australia yang bertemu dengan perwakilan Kementerian Perindustrian, BKPM dan perwakilan perusahaan swasta nasional yang menghasilkan kerjasama investasi senilai USD12 juta,” ujar Kepala BKPM Franky Sibarani dalam rilisnya, Sabtu (14/11/2015).
Dia menuturkan bahwa kerja sama investasi tersebut akan segera direalisasikan. Di samping itu, juga dijajaki kemungkinan dilakukannya transfer teknologi kepada pihak Indonesia, khususnya dalam pembuatan kapal catamaran yang lebih stabil dalam menghadapi gelombang besar, dan membuat kapal penumpang, kapal militer, kapal cepat, serta jenis kapal lainnya.
Dari sisi Indonesia, lanjut dia, beberapa hal yang diapresiasi positif oleh investor Australia adalah ketersediaan tenaga kerja yang kompetitif serta pasar dari produksi kapal tersebut.
“Selain itu, Indonesia juga dapat menjadi hub bagi perusahaan Australia tersebut di kawasan ASEAN dan Asia,” ungkapnya.
Kunjungan tersebut, juga dimanfaatkan oleh perusahaan swasta nasional untuk mengunjungi dua perusahaan Australila yang memproduksi alat dan sistem penunjang yang dibutuhkan dalam produksi kapal.
Perusahaan pertama melakukan produksi sistem insulasi untuk mencegah kebakaran di kapal, dalam mesin atau tanki minyak di kapal. Selain itu, juga mengunjungi perusahaan yang membuat system marine evacuation system. Perusahaan ini menyuplai keberbagai angkatan laut di berbagai negara.
BKPM sendiri menempatkan Australia sebagai salah negara prioritas tujuan pemasaran investasi. Menurutnya, kantor perwakilan BKPM di Sydney terus aktif melakukan berbagai kegiatan untuk menarik minat investasi dari Australia, meskipun hubungan politik bilateral negara seringkali naik turun.
"Kunjungan Perdana Menteri Malcolm Turnbull dapat menjadi momentum yang positif untuk meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara. Selain itu, Menteri Perdagangan Australia juga dijadwalkan melakukan kunjungan ke Indonesia bersama 250 pengusaha pekan depan," terang dia.
Australia berada di peringkat 12 negara yang merealisasikan investasinya di Indonesia dengan nilai investasi mencapai USD104 juta dan jumlah proyek 296.
"Angka tersebut di atas realisasi negara-negara Eropa anggota OECD lainnya, seperti Italia (USD97,9 juta), Prancis (USD94,9 Juta) dan Jerman (USD27 juta)," paparnya.
Industri galangan kapal di Tasmania, Australia menyampaikan minatnya setelah dipertemukan dalam Indonesia Investment Promotion Center dengan perusahaan swasta nasional dalam acara one on one meeting di Hobart, Tasmania. Hasilnya kedua belah pihak sepakat untuk menjajaki kerja sama investasi senilai USD12 juta atau setara Rp162 miliar (kurs Rp13.500/uSD).
“Misi investasi BKPM mencatatkan beberapa capaian utama, di antaranya pertemuan dengan salah satu pioner industri galangan kapal Australia yang bertemu dengan perwakilan Kementerian Perindustrian, BKPM dan perwakilan perusahaan swasta nasional yang menghasilkan kerjasama investasi senilai USD12 juta,” ujar Kepala BKPM Franky Sibarani dalam rilisnya, Sabtu (14/11/2015).
Dia menuturkan bahwa kerja sama investasi tersebut akan segera direalisasikan. Di samping itu, juga dijajaki kemungkinan dilakukannya transfer teknologi kepada pihak Indonesia, khususnya dalam pembuatan kapal catamaran yang lebih stabil dalam menghadapi gelombang besar, dan membuat kapal penumpang, kapal militer, kapal cepat, serta jenis kapal lainnya.
Dari sisi Indonesia, lanjut dia, beberapa hal yang diapresiasi positif oleh investor Australia adalah ketersediaan tenaga kerja yang kompetitif serta pasar dari produksi kapal tersebut.
“Selain itu, Indonesia juga dapat menjadi hub bagi perusahaan Australia tersebut di kawasan ASEAN dan Asia,” ungkapnya.
Kunjungan tersebut, juga dimanfaatkan oleh perusahaan swasta nasional untuk mengunjungi dua perusahaan Australila yang memproduksi alat dan sistem penunjang yang dibutuhkan dalam produksi kapal.
Perusahaan pertama melakukan produksi sistem insulasi untuk mencegah kebakaran di kapal, dalam mesin atau tanki minyak di kapal. Selain itu, juga mengunjungi perusahaan yang membuat system marine evacuation system. Perusahaan ini menyuplai keberbagai angkatan laut di berbagai negara.
BKPM sendiri menempatkan Australia sebagai salah negara prioritas tujuan pemasaran investasi. Menurutnya, kantor perwakilan BKPM di Sydney terus aktif melakukan berbagai kegiatan untuk menarik minat investasi dari Australia, meskipun hubungan politik bilateral negara seringkali naik turun.
"Kunjungan Perdana Menteri Malcolm Turnbull dapat menjadi momentum yang positif untuk meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara. Selain itu, Menteri Perdagangan Australia juga dijadwalkan melakukan kunjungan ke Indonesia bersama 250 pengusaha pekan depan," terang dia.
Australia berada di peringkat 12 negara yang merealisasikan investasinya di Indonesia dengan nilai investasi mencapai USD104 juta dan jumlah proyek 296.
"Angka tersebut di atas realisasi negara-negara Eropa anggota OECD lainnya, seperti Italia (USD97,9 juta), Prancis (USD94,9 Juta) dan Jerman (USD27 juta)," paparnya.
(rna)