Pengumuman BI Rate Pendorong IHSG Pekan Depan
A
A
A
JAKARTA - Analis ekonomi William Surya Wijaya memprediksi pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) akan jadi pendorong pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan depan yang diramalkan di level 4391-4560. Namun Dia juga menambahkan pasar akan tetap mengantispasi isu soal kenaikan suku bunga (Fed Rate) Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed).
"BI rate akan diumumkan pekan depan. Tentu menjadi sentimen domestik. Kalau globalnya, tetap pada isu kenaikan Fed Rate. Tapi jika Fed tidak jadi menaikkan suku bunganya, tentunya tekanan bisa mereda," katanya kepada Sindonews di Jakarta, Sabtu (12/12/2015).
Menurutnya BI memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga. Pasalnya, BI terus menahan BI Rate untuk mengatisipasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS). Kenaikan suku bunga Bank Sentral AS diyakini bisa memicu keluarnya dana-dana dari dalam negeri yang bisa memicu pelemahan nilai tukar rupiah.
Selain itu Dia juga menekankan hal penting lainnya yang harus diwaspadai adalah harga minyak dunia yang kembali tertekan minggu ini hingga menyentuh angka USD35/barel. Dia menjelaskan hal itu akan membuat ketar ketir emiten.
"Harus mewaspadai harga minyak dunia yang terus bergejolak. Turunnya sampai USD35/barel. Itu akan memberatkan bursa dan IHSG kalau tetap berlanjut. Karena emiten kita juga banyak yang sahamnya berbasis komoditas," pungkasnya.
"BI rate akan diumumkan pekan depan. Tentu menjadi sentimen domestik. Kalau globalnya, tetap pada isu kenaikan Fed Rate. Tapi jika Fed tidak jadi menaikkan suku bunganya, tentunya tekanan bisa mereda," katanya kepada Sindonews di Jakarta, Sabtu (12/12/2015).
Menurutnya BI memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga. Pasalnya, BI terus menahan BI Rate untuk mengatisipasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS). Kenaikan suku bunga Bank Sentral AS diyakini bisa memicu keluarnya dana-dana dari dalam negeri yang bisa memicu pelemahan nilai tukar rupiah.
Selain itu Dia juga menekankan hal penting lainnya yang harus diwaspadai adalah harga minyak dunia yang kembali tertekan minggu ini hingga menyentuh angka USD35/barel. Dia menjelaskan hal itu akan membuat ketar ketir emiten.
"Harus mewaspadai harga minyak dunia yang terus bergejolak. Turunnya sampai USD35/barel. Itu akan memberatkan bursa dan IHSG kalau tetap berlanjut. Karena emiten kita juga banyak yang sahamnya berbasis komoditas," pungkasnya.
(akr)