Open Access Bentuk Sinergi PGN-Pertagas Paling Ideal

Minggu, 13 Desember 2015 - 14:33 WIB
Open Access Bentuk Sinergi...
Open Access Bentuk Sinergi PGN-Pertagas Paling Ideal
A A A
JAKARTA - Pakar manajemen kenamaan, Rhenald Kasali mengatakan, open access menjadi opsi sinergi paling ideal antara dua BUMN, yakni Pertagas yang merupakan anak perusahaan Pertamina dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).

Menurutnya, open access adalah pilihan terbaik, terutama jika orientasi sinergi untuk kepentingan rakyat. Karena dengan open access, akan tercipta efisiensi, yang pada muaranya akan membuat harga gas menjadi murah.

Atas dasar itu, meski selama ini PGN tidak pernah setuju dengan open access, namun demi kepentingan rakyat, pilihan itulah yang paling layak.

"Itulah pilihan paling ideal. Bekerja sama saja keduanya," kata Rhenald yang juga guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Minggu (13/12/2015).

Dia mengatakan, jika open access diberlakukan, maka selain ada kolaborasi, tetap pula ada kompetisi, pada porsinya masing-masing. Keduanya, yakni kompetisi dan kolaborasi, diperlukan untuk meningkatkan daya saing dan efisiensi.

Pada porsi kompetisi, misalnya, baik PGN maupun Pertagas bisa saling bersaing dalam masalah harga dan dalam penekanan cost. Sedangkan porsi kolaborasi, dilakukan untuk menciptakan efisiensi tersebut. Maka, rakyat pula akan diuntungkan dengan persaingan dan kolaborasi ini.

"Misalnya pipa, yang bisa dipakai bersama. Untuk apa buat pipa baru? Yang sudah ada dipakai bersama saja, tinggal diatur kerja samanya," kata dia.

Dalam kacamata Rhenald, banyak keuntungan open access. Di antaranya, open access akan sangat menguntungkan pelanggan karena harga yang murah. Selain itu, proses bisnis yang terjadi, tidak serumit akuisisi. "Akuisisi akan mematikan persaingan. Padahal persaingan sangat bagus," ujarnya.

Menurutnya, BUMN tidak perlu alergi dengan open access. Sebab, di negara-negara yang tingkat kompetisinya sudah maju, open access bukan lagi hal asing. Bahkan, tidak hanya dilakukan terhadap gas, namun juga sektor lain.

Misalnya, lanjut Rhenald, jalan tol, listrik, telekomunikasi, air minum, dan sebagainya. "Di berbagai negara tersebut, open access itulah yang membuat biaya menjadi murah," tuturnya.

Mustafa Abubakar, mantan Menteri BUMN juga setuju open access. Karena menurutnya, open access akan menghindarkan dari redunden atau double facility. "Saya sangat sependapat dengan itu. Karena sinergi BUMN seperti itu, akan sangat mempertinggi efisiensi, sangat meningkatkan kualitas, dan sangat mempercepat proses," kata Mustafa.

Dengan adanya efisensi, harga gas yang tinggi memang dapat diturunkan. Tidak hanya di Sumut, namun juga di daerah lain. Dengan demikian, akan meningkatkan daya saing industri, termasuk dengan negara lain.

Adanya sinergi semacam open access, tidak ada yang perlu ditakutkan dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang sudah berada di depan mata. "Bahkan, hal itu akan meningkatkan competitiveness kita," katanya.

Mustafa mengatakan, adanya redunden akibat tidak adanya open access, selama ini sudah banyak terjadi dan sangat merugikan. Tidak hanya pada sektor gas, namun juga lainnya.

"Misal ada galian. Pada area lahan yang sama digali untuk PLN, kemudian digali lagi untuk telekomunikasi. Banyak sekali keluhan seperti itu. Maka untuk gas, saya harapkan jangan ada seperti itu," tandasnya.
(izz)
Berita Terkait
Pertagas Uji Coba Alirkan...
Pertagas Uji Coba Alirkan Gas ke BOB Siak Pusako, Ketahanan Energi Riau Makin Andal
Dapat Gas Murah dari...
Dapat Gas Murah dari PGN, Baja Krakatau Steel Bakal Kompetitif
70% LPG Masih Impor,...
70% LPG Masih Impor, Bos Pertamina Menjawab: Sah-sah Saja
Kerahkan Satgas Pengamanan...
Kerahkan Satgas Pengamanan Libur Nataru 2022, PGN Pastikan Kelancaran Distribusi dan Layanan Gas Bumi Nasional
Pengumuman, PGN Akan...
Pengumuman, PGN Akan Berubah Nama Jadi Pertamina Gas Negara
Kolaborasi PGN-MRT Menegaskan...
Kolaborasi PGN-MRT Menegaskan Komitmen Menuju Energi Bersih
Berita Terkini
AS dan China Masuk 3...
AS dan China Masuk 3 Besar Negara Tujuan Ekspor Indonesia, Ini Datanya
32 menit yang lalu
Penyitaan Lahan Sawit,...
Penyitaan Lahan Sawit, Pengacara Kalteng Kirim Surat ke Presiden Prabowo
1 jam yang lalu
BPS: Neraca Dagang RI...
BPS: Neraca Dagang RI Surplus USD4,33 Miliar per Maret 2025
1 jam yang lalu
Pengusaha China Ejek...
Pengusaha China Ejek Tarif Trump: Barang Mewah di AS Dibuat dengan Cost Murah
1 jam yang lalu
Migrasi NGBS Sukses,...
Migrasi NGBS Sukses, KB Bank Komitmen Beri Layanan Terbaik untuk Nasabah
1 jam yang lalu
ETH Sentuh Posisi Terendah,...
ETH Sentuh Posisi Terendah, Tether Siapkan Stablecoin Baru
2 jam yang lalu
Infografis
Danau Laguna Verde,...
Danau Laguna Verde, Danau Paling Beracun di Dunia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved