Neraca Perdagangan RI Tak Akan Mampu Dongkrak Rupiah
A
A
A
JAKARTA - Menjelang pertemuan Komite Federal Pasar Bebas (FOMC) bank sentral Amerika Serikat (The Fed), rupiah terus mengalami tekanan. Data neraca perdagangan Indonesia yang diprediksi surplus pada November 2015 diyakini sulit membantu rupiah.
"Kalau ada hal seperti ini, maka kebijakan perubahan tingkat bunga itu biasanya akan membuat pemilik dana terpengaruh dibanding lebih sekadar data (neraca perdagangan)," ujar Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution di kantornya, Jakarta, Senin (14/12/2015).
Baca juga:
Rupiah Merana Sentuh Rp14.150/USD
BI: 96% Pasar Percaya Fed Rate Akan Naik 3 Hari Lagi
Dia menuturkan, suku bunga The Fed berpeluang untuk naik pada pertemuan mendatang. Dia menilai, spekulasi yang terjadi menjelang kenaikan suku bunga tersebut merupakan hal yang biasa.
"Kita akan siapkan kebijakan juga untuk menjawab tapi mungkin (dalam) satu dua hari-lah (dikeluarkan)," katanya, tanpa menjelaskan secara spesifik kebijakan yang dimaksud.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo meyakini neraca perdagangan pada November tahun ini akan kembali surplus dengan ditopang keseimbangan antara ekspor dan impor (trade balance). Meski begitu, dia belum mempunyai perkiraan angka pastinya.
"Saya belum dapat angka terakhir. Tapi diperkirakan tetap surplus. Di 2015 neraca dagang kita beberapa kali surplus. CAD (defisit akun semasa) juga tengah membaik dari yang tadinya minus USD27 miliar ke minus USD18 miliar di akhir tahun," tandas Agus.
"Kalau ada hal seperti ini, maka kebijakan perubahan tingkat bunga itu biasanya akan membuat pemilik dana terpengaruh dibanding lebih sekadar data (neraca perdagangan)," ujar Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution di kantornya, Jakarta, Senin (14/12/2015).
Baca juga:
Rupiah Merana Sentuh Rp14.150/USD
BI: 96% Pasar Percaya Fed Rate Akan Naik 3 Hari Lagi
Dia menuturkan, suku bunga The Fed berpeluang untuk naik pada pertemuan mendatang. Dia menilai, spekulasi yang terjadi menjelang kenaikan suku bunga tersebut merupakan hal yang biasa.
"Kita akan siapkan kebijakan juga untuk menjawab tapi mungkin (dalam) satu dua hari-lah (dikeluarkan)," katanya, tanpa menjelaskan secara spesifik kebijakan yang dimaksud.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo meyakini neraca perdagangan pada November tahun ini akan kembali surplus dengan ditopang keseimbangan antara ekspor dan impor (trade balance). Meski begitu, dia belum mempunyai perkiraan angka pastinya.
"Saya belum dapat angka terakhir. Tapi diperkirakan tetap surplus. Di 2015 neraca dagang kita beberapa kali surplus. CAD (defisit akun semasa) juga tengah membaik dari yang tadinya minus USD27 miliar ke minus USD18 miliar di akhir tahun," tandas Agus.
(dmd)