Utang Luar Negeri Kembali Melambat

Sabtu, 19 Desember 2015 - 17:19 WIB
Utang Luar Negeri Kembali Melambat
Utang Luar Negeri Kembali Melambat
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan utang luar negeri (ULN) pada Oktober 2015 tumbuh 2,68% (yoy), lebih lambat dibandingkan pertumbuhan September 2015, sebesar 2,72% (yoy).

Atas pertumbuhan tersebut, maka posisi utang luar negeri Indonesia pada akhir Oktober 2015 tercatat sebesar USD304,1 miliar, yang terdiri dari utang luar negeri sektor publik sebesar USD136,6 miliar (44,92% dari total utang luar negeri) dan utang luar negeri sektor swasta USD167,5 miliar (55,08% dari total utang luar negeri).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, perlambatan pertumbuhan utang luar negeri pada Oktober 2015 terjadi utamanya pada utang luar negeri sektor swasta.

Di mana utang luar negeri sektor swasta tumbuh 2,75% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,18% (yoy), terutama dipengaruhi oleh utang luar negeri Bank.

"Sementara itu, utang luar negeri sektor publik tumbuh 2,59% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 0,95% (yoy)," kata Tirta, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (19/12/2015).

Berdasarkan jangka waktu asal, posisi utang luar negeri Indonesia didominasi oleh utang luar negeri berjangka panjang (86,36% dari total ULN).

Dia menuturkan, utang luar negeri berjangka panjang pada Oktober 2015 mencapai USD262,7 miliar, atau tumbuh 5,38% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan September 2015, sebesar 4,62% (yoy).

Menurut Tirta, utang luar negeri berjangka panjang tersebut, terdiri dari utang luar negeri sektor publik sebesar USD133,9 miliar (50,97% dari total utang luar negeri jangka panjang) dan utang luar negeri sektor swasta sebesar USD128,8 miliar (49,03% dari total utang luar negeri jangka panjang).

Sementara itu, lanjut dia, utang luar negeri berjangka pendek mengalami kontraksi yang lebih dalam dibandingkan kontraksi sebelumnya, yaitu dari -7,23% (yoy) pada September 2015 menjadi -11,67% (yoy) pada Oktober 2015.

Utang luar negeri berjangka pendek tersebut terdiri dari utang luar negeri sektor swasta sebesar USD38,7 miliar (93,36% dari total utang luar negeri jangka pendek) dan utang luar negeri sektor publik sebesar USD2,8 miliar (6,64% dari total utang luar negeri jangka pendek).

Menurut sektor ekonomi, utang luar negeri swasta pada akhir Oktober 2015 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas & air bersih. "Pangsa utang luar negeri keempat sektor tersebut terhadap total utang luar negeri swasta mencapai 75,79%," ujarnya.

Dibandingkan bulan sebelumnya, pertumbuhan tahunan utang luar negeri sektor keuangan, sektor industri pengolahan, dan sektor listrik, gas dan air bersih tercatat melambat. Selain itu, pertumbuhan tahunan utang luar negeri sektor pertambangan masih mengalami kontraksi, meskipun tidak sedalam kontraksi yang terjadi pada bulan sebelumnya.

Ke depan, BI akan terus memantau perkembangan utang luar negeri khususnya utang luar negeri sektor swasta. "Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa utang luar negeri dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi," tandasnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5432 seconds (0.1#10.140)