Kalahkan Malaysia, Pengusaha Sawit Incar Ekspor ke Pakistan
A
A
A
JAKARTA - Pengusaha kelapa sawit di dalam negeri akan mengincar Pakistan sebagai pasar ekspor sawit yang menggiurkan, karena pertumbuhan permintaannya semakin besar.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono menjelaskan, angka konsumsi sawit di Pakistan terus naik hingga diperkirakan mencapai 32% tahun ini menjadi 2,1 juta ton.
"Pakistan itu tahun ini 2,1 juta ton, jadi ini menurut saya pasar masa depan. Jadi kita kemarin dari Pakistan kerja sama penguatan hubungan dagang," ujarnya di Jakarta, Rabu (20/1/2016).
Sementara, pertumbuhan permintaan di Pakistan hingga empat tahun ke depan diperkirakan menembus 3,5 juta ton. "Tiga empat tahun mendatang bisa 3,5 juta ton, karena peningkatan pendapat dan peningkatan pertumbuhan. Harus jadi prioritas pemerintah jaga government to government," kata dia.
Di sisi lain, Indonesia bersaing ketat dengan Malaysia dalam merebut pangsa pasar di Pakistan yang sebelumnya dikuasai Negeri Jiran tersebut.
"Contoh di Pakistan, 2 juta ton dari Indonesia, paling Malaysia 500 ribu ton. Dulu 100% dari Malaysia, faktornya beli CPO dari Indonesia karena lebih murah dari Malaysia, kita rebut pasar Pakistan," pungkas Joko.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono menjelaskan, angka konsumsi sawit di Pakistan terus naik hingga diperkirakan mencapai 32% tahun ini menjadi 2,1 juta ton.
"Pakistan itu tahun ini 2,1 juta ton, jadi ini menurut saya pasar masa depan. Jadi kita kemarin dari Pakistan kerja sama penguatan hubungan dagang," ujarnya di Jakarta, Rabu (20/1/2016).
Sementara, pertumbuhan permintaan di Pakistan hingga empat tahun ke depan diperkirakan menembus 3,5 juta ton. "Tiga empat tahun mendatang bisa 3,5 juta ton, karena peningkatan pendapat dan peningkatan pertumbuhan. Harus jadi prioritas pemerintah jaga government to government," kata dia.
Di sisi lain, Indonesia bersaing ketat dengan Malaysia dalam merebut pangsa pasar di Pakistan yang sebelumnya dikuasai Negeri Jiran tersebut.
"Contoh di Pakistan, 2 juta ton dari Indonesia, paling Malaysia 500 ribu ton. Dulu 100% dari Malaysia, faktornya beli CPO dari Indonesia karena lebih murah dari Malaysia, kita rebut pasar Pakistan," pungkas Joko.
(izz)