Solusi ADB Hadapi Puncak Kepadatan Penduduk Kota
A
A
A
JAKARTA - Asian Development Bank (ADB) memperkirakan pada 2030, masyarakat Indonesia yang berada di desa akan berpindah ke kota secara besar-besaran. Maka, ada beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi perlu disiapkan sejak dini.
Country Director ADB for Indonesia Steven Tabor mengatakan, ada beberapa poin yang digarisbawahi ADB terkait kebutuhan di Indonesia pada tahun tersebut.
"Pertama listrik, karena keperluan listrik ini sudah lebih dari pengadaan kota-kota di Indonesia. Tanpa listrik, lampu mati, industri enggak hidup, universitas tutup," kata dia di Jakarta, Kamis (28/1/2016).
Kedua, perbaikan dari segi sanitasi yang masih kurang, sehingga diperlukan program besar terutama di kota-kota besar untuk sanitasi. Karena, meski statusnya sebagai kota besar, masih banyak sanitasi yang tidak memenuhi syarat.
"Ketiga terkait air bersih. Meskipun ada di sistem air di kota-kota itu, pipa-pipanya sudah agak tua, harus diperbaiki dan diganti. Administrasi sistem minuman pun perlu di perbaiki," ujarnya.
Selain itu, perlu pembenahan di sektor trasportasi umum. "Apakah itu transportasi lewat bis, lewat rapid rail, jadi yang lebih low carbon. Maka itu berarti, tiap orang tidak pakai mobil sendiri. Tapi bisa pakai transport yang itu," pungkas dia.
Country Director ADB for Indonesia Steven Tabor mengatakan, ada beberapa poin yang digarisbawahi ADB terkait kebutuhan di Indonesia pada tahun tersebut.
"Pertama listrik, karena keperluan listrik ini sudah lebih dari pengadaan kota-kota di Indonesia. Tanpa listrik, lampu mati, industri enggak hidup, universitas tutup," kata dia di Jakarta, Kamis (28/1/2016).
Kedua, perbaikan dari segi sanitasi yang masih kurang, sehingga diperlukan program besar terutama di kota-kota besar untuk sanitasi. Karena, meski statusnya sebagai kota besar, masih banyak sanitasi yang tidak memenuhi syarat.
"Ketiga terkait air bersih. Meskipun ada di sistem air di kota-kota itu, pipa-pipanya sudah agak tua, harus diperbaiki dan diganti. Administrasi sistem minuman pun perlu di perbaiki," ujarnya.
Selain itu, perlu pembenahan di sektor trasportasi umum. "Apakah itu transportasi lewat bis, lewat rapid rail, jadi yang lebih low carbon. Maka itu berarti, tiap orang tidak pakai mobil sendiri. Tapi bisa pakai transport yang itu," pungkas dia.
(izz)