Harga Minyak Dunia Anjlok, Pemerintah Amankan Pertamina
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan yang bergerak di sektor migas sedang tertekan akibat harga minyak dunia anjlok hingga ke level USD30/barel. Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyebut bisnis PT Pertamina diamankan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari dampak turunnya harga minyak.
Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, wajar pemerintah mengamankan Pertamina sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Namun, arahnya lebih ke monopoli perdagangan.
"Pertamina diamankan, Pertamina aman. Nah, ini karena monopoli negara. Pertamina enggak pernah terbuka ongkos produksi berapa, profit margin berapa," ujarnya saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Senin (8/2/2016).
Selain itu, dia menilai Pertamina dan pemerintah seolah menjadi rentenir karena memetik keuntungan dari rakyat yang justru sedang terancam pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat daya beli menurun. Lalu, hilangnya subsidi BBM membuat harga-harga melonjak.
"Pertamina ini dan pemerintah seperti rentenir, memetik keuntungan rakyat di tengah ancaman PHK akibat daya beli menurun. Subsidi BBM enggak ada lagi, ongkos transportasi mahal, harga barang mahal," katanya.
Menurutnya, Pertamina dan pemerintah mengambil keuntungan di tengah getirnya kondisi rakyat guna menutupi anjloknya harga minyak. Mestinya harga BBM bisa diturunkan lagi lebih banyak.
"Bensin kita lebih mahal dari AS dan Malaysia, harusnya turun. Premium memang turun tapi kecil Rp250/liter, ya faktanya enggak pernah diturunkan banyak alasannya, itu namanya rentenir, coba Anda pinjam uang sama rentenir ada saja alasannya," pungkas Said.
Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, wajar pemerintah mengamankan Pertamina sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Namun, arahnya lebih ke monopoli perdagangan.
"Pertamina diamankan, Pertamina aman. Nah, ini karena monopoli negara. Pertamina enggak pernah terbuka ongkos produksi berapa, profit margin berapa," ujarnya saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Senin (8/2/2016).
Selain itu, dia menilai Pertamina dan pemerintah seolah menjadi rentenir karena memetik keuntungan dari rakyat yang justru sedang terancam pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat daya beli menurun. Lalu, hilangnya subsidi BBM membuat harga-harga melonjak.
"Pertamina ini dan pemerintah seperti rentenir, memetik keuntungan rakyat di tengah ancaman PHK akibat daya beli menurun. Subsidi BBM enggak ada lagi, ongkos transportasi mahal, harga barang mahal," katanya.
Menurutnya, Pertamina dan pemerintah mengambil keuntungan di tengah getirnya kondisi rakyat guna menutupi anjloknya harga minyak. Mestinya harga BBM bisa diturunkan lagi lebih banyak.
"Bensin kita lebih mahal dari AS dan Malaysia, harusnya turun. Premium memang turun tapi kecil Rp250/liter, ya faktanya enggak pernah diturunkan banyak alasannya, itu namanya rentenir, coba Anda pinjam uang sama rentenir ada saja alasannya," pungkas Said.
(izz)