Revisi DNI, Pekerja Industri Film Tak Khawatir Serbuan Asing

Minggu, 14 Februari 2016 - 20:01 WIB
Revisi DNI, Pekerja...
Revisi DNI, Pekerja Industri Film Tak Khawatir Serbuan Asing
A A A
JAKARTA - Para pelaku di balik layar film Indonesia ternyata tidak khawatir jika revisi daftar negatif investasi (DNI) akan menyebabkan pelaku usaha asing di bidang perfilman ramai-ramai menyerbu Tanah Air. Padahal, revisi DNI yang dilakukan pemerintah memungkinkan asing untuk masuk sepenuhnya dalam industri perfilman di Indonesia, khususnya bioskop.

Sutradara kawakan Joko Anwar menilai hal tersebut bukan menjadi ancaman dan justru menjadi peluang agar dunia perfilman di Indonesia lebih berkembang. Pasalnya, selama ini investasi lokal untuk perfilman sangatlah minim.

"Kami melihat sebagai opportunity untuk lebih bisa berkembang. Selama ini investasi lokal sangat kurang. Secara ekosistem tidak sehat," katanya kepada Sindonews melalui pesan aplikasi di Jakarta belum lama ini.

Dia menyebutkan, jumlah layar bioskop di Indonesia masih sangat minim dan penyebarannya tidak merata. Bayangkan saja, 1.117 layar bioskop yang ada untuk mewakili 250 juta penduduk di Indonesia.

Akibatnya, sambung sutradara film A Copy of My Mind ini, rakyat yang memiliki akses ke bioskop pun masih sangat terbatas. Film-film Indonesia pun tidak dapat kesempatan diputar dengan cukup lama karena rebutan layar.

"Alokasi untuk film Indonesia hanya 20% dari semua layar. Bisnis nggak bisa berkembang. Produksi film juga terbatas dengan tema terbatas," imbuh dia. (Baca: Pemerintah Bebaskan Asing Kuasai Bioskop di Tanah Air)

Tak hanya itu, film-film yang diproduksi hanya dengan tema komersil. Sementara film dengan tema lain termasuk budaya, tidak dapat kesempatan diproduksi. "Kalau mau bikin film budaya, kita harus minta bantuan ke luar negeri," akunya.

Di samping itu, lanjut Joko, distribusi film di Indonesia juga tidak sehat. Selama ini, idak ada perusahaan yang mendistribusikan film Indonesia karena pemilik layar sedikit. Akibatnya, para produser pun harus melakukan self-distribution. "Dengan adanya investasi asing, masalah-masalah ini akan memiliki kesempatan untuk diperbaiki," tegasnya.

Pria asal Tanah Batak ini optimis bahwa pelaku perfilman lokal tidak akan tergerus oleh pesaingnya dari luar negeri. Bahkan, ketakutan bahwa asing akan menyebarkan budaya luar yang tidak baik dianggapnya sebagai sesuatu yang aneh.

"Jadi, asing nyebarin budaya asing di sini itu absurd. Parno namanya. Optimis lah. Kok rendah diri amat ngerasa budaya sendiri bakal tergerus. Emang kita orang-orang lemah apa?," tandasnya.
(dmd)
Berita Terkait
Fraksi PKS Kritik Utang...
Fraksi PKS Kritik Utang Naik, Pajak Naik, Ekonomi Tumbuh Negatif
Kebijakan Investasi...
Kebijakan Investasi Jokowi Tingkatkan Geliat Ekonomi Masyarakat Daerah
Survive Saat Pandemi,...
Survive Saat Pandemi, Ini yang Dilakukan DNI Skin Centre Surabaya
Soal Kebijakan Investasi...
Soal Kebijakan Investasi RI, Hary Tanoesoedibjo Puji Menko Luhut
Menko Airlangga Beberkan...
Menko Airlangga Beberkan Arah Kebijakan Perekonomian Nasional
Keras! Ekonom Ini Sebut...
Keras! Ekonom Ini Sebut Kebijakan Ekonomi Pemerintah Bak 'Mengisi Ember Bocor
Berita Terkini
Vietnam Bakal Bangun...
Vietnam Bakal Bangun Pabrik Mobil Listrik di Indonesia, Rosan: Mereka Sangat Serius
1 jam yang lalu
Pengangguran di Singapura...
Pengangguran di Singapura Bakal Dapat Gaji Rp74 Juta per Bulan, Termasuk Korban PHK
2 jam yang lalu
Identitas Baru Tiga...
Identitas Baru Tiga Dekade Lippo Mall Cikarang, Tampil Lebih Modern
10 jam yang lalu
Sistem Coretax Dikeluhkan...
Sistem Coretax Dikeluhkan Pengusaha: Usul Masa Transisi hingga 2026
10 jam yang lalu
Dukung Swasembada Energi,...
Dukung Swasembada Energi, PGN Kebut Proyek-Proyek Strategis
11 jam yang lalu
Tingkatkan Cadangan...
Tingkatkan Cadangan Migas, Pertamina Eksplorasi di Laut Natuna
11 jam yang lalu
Infografis
Kartu Jakarta Mahasiswa...
Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul Tak Terdampak Efisiensi Anggaran
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved